Jajaran civitas akademika dari Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Bumigora Mataram, NTB, mengadakan kolaborasi dengan ISI Denpasar dengan menggelar pameran bersama.
"Kami sambut baik kegiatan ini karena memang antara Bali dan Lombok potensi sumber daya manusianya tentang kebudayaannya sama-sama bagus, tinggal digarap saja. Hanya saja Bali yang lebih dulu digarap, Lombok belakangan," kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum, disela-sela membuka pameran kolaborasi tersebut di Kampus ISI Denpasar, Rabu.
Bahkan, Prof Arya menginginkan kerja sama tersebut diperluas. Guru besar seni karawitan ini mengajak insan akademis Bumigora Mataran untuk bersama-sama "menggarap" kekayaan budaya Indonesia di kawasan tengah dan timur agar perkembangan kebudayaan merata di seluruh Nusantara.
"Menggarap itu dalam artian bagaimana kita bisa menyerap berbagai makna tentang kebudayaan Indonesia kawasan tengah dan timur yang begitu banyak ragamnya, semuanya bagus-bagus," ucapnya.
Prof Arya mengaku optimistis NTB akan berkembang pesat karena potensi kebudayaannya sangat hebat. "Bali dan NTB (Lombok) itu sama-sama punya potensi yang hebat. Hanya saja Bali yang lebih dulu digarap, Lombok belakangan. Kalau itu dikembangkan, Lombok juga akan menjadi besar dalam bidang seni dan desain," ujarnya.
Sebagai implementasi tujuan besar tersebut, rektor asal Pupuan, Tabanan ini mengarahkan studi ekskursi ISI Denpasar tahun ini dilaksanakan di Lombok.
Selain itu akan mengintensifkan lagi kerja sama bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan berbagai kampus di wilayah Indonesia tengah dan timur, termasuk di Kalimantan, Sulawesi dan NTT.
Prof Arya menambahkan, kedatangan civitas akademika Bumigora di ISI Denpasar merupakan kunjungan balasan."Sebelumnya kami sudah pernah berkunjung ke Bumigora. Kami memperkenalkan ISI Denpasar ibarat saudara yang lebih tua dan kami yakin Lombok akan menjadi besar dan maju," katanya.
Dalam pameran kolaborasi tersebut, rombongan DKV Bumi Gora memamerkan 53 karya hasil mahasiswa semester 1 dan 3 dari berbagai jurusan. Sementara tuan rumah ISI Denpasar memamerkan 40 karya. Pameran bersama ini mengusung tema "Refekesi Bumi Gora Art dalam Desain".
Pimpinan rombongan yang juga Kepala Bidang Kerja Sama Prodi DKV Universitas Bumi Gora Sunardy Kasim MSn mengatakan tujuan kegiatan tersebut untuk meningkatkan kuantitas ide desain mahasiswanya.
"Kami harus belajar banyak dari ISI Denpasar karena lebih dulu berpengalaman mengelola studi desain," ucapnya.
Penguatan kompetensi mahasiswa DKV Bumigora, tambah dia, sangat relevan dengan geliat pariwisata Lombok. Sehingga pameran dan tour ke Pulau Dewata ini diharapkan memberi wawasan kebudayaan dan kepariwisataan setelah kembali ke Lombok.
"Siapa tahu nanti mahasiswa kami menjadi bagian dari pengembangan pariwisata Lombok. Sekarang belajar dulu ke Bali," ujar Sunardy seraya mengucapkan apresiasi atas dukungan seluruh civitas kademika ISI Denpasar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Kami sambut baik kegiatan ini karena memang antara Bali dan Lombok potensi sumber daya manusianya tentang kebudayaannya sama-sama bagus, tinggal digarap saja. Hanya saja Bali yang lebih dulu digarap, Lombok belakangan," kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum, disela-sela membuka pameran kolaborasi tersebut di Kampus ISI Denpasar, Rabu.
Bahkan, Prof Arya menginginkan kerja sama tersebut diperluas. Guru besar seni karawitan ini mengajak insan akademis Bumigora Mataran untuk bersama-sama "menggarap" kekayaan budaya Indonesia di kawasan tengah dan timur agar perkembangan kebudayaan merata di seluruh Nusantara.
"Menggarap itu dalam artian bagaimana kita bisa menyerap berbagai makna tentang kebudayaan Indonesia kawasan tengah dan timur yang begitu banyak ragamnya, semuanya bagus-bagus," ucapnya.
Prof Arya mengaku optimistis NTB akan berkembang pesat karena potensi kebudayaannya sangat hebat. "Bali dan NTB (Lombok) itu sama-sama punya potensi yang hebat. Hanya saja Bali yang lebih dulu digarap, Lombok belakangan. Kalau itu dikembangkan, Lombok juga akan menjadi besar dalam bidang seni dan desain," ujarnya.
Sebagai implementasi tujuan besar tersebut, rektor asal Pupuan, Tabanan ini mengarahkan studi ekskursi ISI Denpasar tahun ini dilaksanakan di Lombok.
Selain itu akan mengintensifkan lagi kerja sama bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan berbagai kampus di wilayah Indonesia tengah dan timur, termasuk di Kalimantan, Sulawesi dan NTT.
Prof Arya menambahkan, kedatangan civitas akademika Bumigora di ISI Denpasar merupakan kunjungan balasan."Sebelumnya kami sudah pernah berkunjung ke Bumigora. Kami memperkenalkan ISI Denpasar ibarat saudara yang lebih tua dan kami yakin Lombok akan menjadi besar dan maju," katanya.
Dalam pameran kolaborasi tersebut, rombongan DKV Bumi Gora memamerkan 53 karya hasil mahasiswa semester 1 dan 3 dari berbagai jurusan. Sementara tuan rumah ISI Denpasar memamerkan 40 karya. Pameran bersama ini mengusung tema "Refekesi Bumi Gora Art dalam Desain".
Pimpinan rombongan yang juga Kepala Bidang Kerja Sama Prodi DKV Universitas Bumi Gora Sunardy Kasim MSn mengatakan tujuan kegiatan tersebut untuk meningkatkan kuantitas ide desain mahasiswanya.
"Kami harus belajar banyak dari ISI Denpasar karena lebih dulu berpengalaman mengelola studi desain," ucapnya.
Penguatan kompetensi mahasiswa DKV Bumigora, tambah dia, sangat relevan dengan geliat pariwisata Lombok. Sehingga pameran dan tour ke Pulau Dewata ini diharapkan memberi wawasan kebudayaan dan kepariwisataan setelah kembali ke Lombok.
"Siapa tahu nanti mahasiswa kami menjadi bagian dari pengembangan pariwisata Lombok. Sekarang belajar dulu ke Bali," ujar Sunardy seraya mengucapkan apresiasi atas dukungan seluruh civitas kademika ISI Denpasar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020