Badung (Antara Bali) - Masyarakat Kabupaten Badung, Bali, menggelar ritual "pakelem" atau menghanyutkan berbagai benda sesajian ke tengah laut di kawasan Pantai Pandawa, Desa Kutuh, sebagai simbol penyucian kembali kawasan tersebut, Kamis.
"Upacara itu digelar terkait mayat imigran gelap dari Jawa yang ditemukan di perairan Pantai Kutuh dan Ungasan belum lama ini. Upacara ini sebagai sarana pembersihan," kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Badung, I Nyoman Sukada.
Upacara penyucian tersebut segera dilakukan karena Pantai Pandawa juga akan digunakan sebagai tempat dilangsungkannya berbagai rangkaian upacara di Pura Dang Kahyangan Gunung Payung, Desa Kutuh.
"Karena kawasan pantai ini dipergunakan sebagai tempat upacara, maka areal tersebut disucikan dengan upacara yang dinamakan 'caru panca kelud' dengan sarana yang ditenggalamkan berupa kambing, bebek, anak babi, dan ayam yang kesemuanya berwarna hitam," katanya menuturkan.
Dengan telah dilangsungkan upacara tersebut, lanjut dia, maka pelaksanaan rangkaian di Pura Gunung Payung dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal.(IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Upacara itu digelar terkait mayat imigran gelap dari Jawa yang ditemukan di perairan Pantai Kutuh dan Ungasan belum lama ini. Upacara ini sebagai sarana pembersihan," kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Badung, I Nyoman Sukada.
Upacara penyucian tersebut segera dilakukan karena Pantai Pandawa juga akan digunakan sebagai tempat dilangsungkannya berbagai rangkaian upacara di Pura Dang Kahyangan Gunung Payung, Desa Kutuh.
"Karena kawasan pantai ini dipergunakan sebagai tempat upacara, maka areal tersebut disucikan dengan upacara yang dinamakan 'caru panca kelud' dengan sarana yang ditenggalamkan berupa kambing, bebek, anak babi, dan ayam yang kesemuanya berwarna hitam," katanya menuturkan.
Dengan telah dilangsungkan upacara tersebut, lanjut dia, maka pelaksanaan rangkaian di Pura Gunung Payung dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal.(IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012