Warga Desa Cikawung, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang menemukan fosil gajah purba atau stegodon berniat menjadikannya sebagai batu akik, karena tidak tahu.

"Masyarakat di sini tidak tahu kalau itu fosil. Dan dibiarkan saja di lembah. Baru diangkat dan dibawa pulang setelah ada keinginan untuk dibuat batu akik," kata warga Desa Cikawung yang menemukan fosil gajah purba Unang Herman di Indramayu, Kamis.

Fosil hewan vertebrata jenis stegodon atau gajah purba itu ditemukan warga di lembah Sungai Cilalanang Dusun Ciwado, Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu.

Baca juga: Di China, bekas jejak kaki dinosaurus 100 juta tahun ditemukan lagi

Unang mengatakan menemukan fosil hewan tersebut saat melakukan aktivitas di sekitar obyek wisata alam Ciwado.

Awalnya, Unang membiarkan temuan tersebut berserak di atas tanah. Namun, temuan tersebut diambil dan dibawa pulang ke rumahnya karena ada keinginan untuk digosok menjadi batu akik.

"Tapi tidak sempat saya buat akik dan disimpan di pos wisata Ciwado," ujarnya.

Unang menuturkan setelah ada seorang fotografer asal Jakarta yang berkunjung memberi tahu bahwa temuannya itu merupakan fosil.

Di melanjutkan karena ketidaktahuan masyarakat, banyak warga yang menjadikan fosil tulang berukuran panjang dijadikan tungku untuk memasak di dapur.

Sementara Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu Dedy S Musashi mengatakan untuk fosil gajah purba yang ditemukan warga itu langsung diamankan ke tempat yang aman, agar terhindar dari para pemburu fosil ilegal.

"Saat ini fosilnya kita amankan dahulu di lokasi yang aman, agar terhindar dari buruan pemburu fosil ilegal," kata Dedy.

Dedy menuturkan fosil gajah purba yang ditemukan ini memiliki panjang 32 centimeter dan lingkar tulang 22 centimeter.*
 

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020