Saat berkunjung ke Karangasem dan menghadiri "Tani Day" di Denpasar (5/1), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern.

"Besok, pertanian kita harus makin maju, harus makin mandiri, harus makin modern," ujar Syahrul Yasin Limpo, saat memberi pengarahan dalam kegiatan bertajuk "Tani Day", di Denpasar, Bali, Minggu.

Ia mengatakan, pertanian yang maju, mandiri dan modern itu dapat dicapai dengan kebersamaan yang utuh dengan intervensi teknologi, Intervensi 4.0.

"Selain itu, dengan intervensi kemauan yang dahsyat dari kita, mari kita buka pintu-pintu dunia untuk menggelar ekspor kita," katanya.

Ia mengatakan, kegiatan "Tani On Stage" atau Hari Tani tersebut diselenggarakan di hampir semua ibu kota provinsi sebagai bagian untuk sosialisasi sekaligus mengkristalisasi pentingnya pertanian untuk dijaga secara bersama.

Hal tersebut harus dilakukan karena menurutnya, pertanian itu adalah kekuatan bangsa dan negara dan langsung berkontribusi kepada kebutuhan rakyat.

"Kita berharap pertanian besok harus mampu kita tingkatkan dengan sebuah gerakan masyarakat secara bersama," ujar Syahrul Yasin Limpo.

Selain itu, menurutnya saat ini yang dibutuhkan adalah cara-cara bertani dan cara-cara memanfaatkan hasil pertanian secara lebih efektif dan lebih efisien.

Baca juga: Mentan dukung Bali kembangkan pertanian organik

Dalam kesempatan itu, ia juga mengajak masyarakat untuk menghilangkan waste atau sampah-sampah makanan. Ia mengimbau untuk jangan ada masyarakat yang membuang sia-sia makanan dan jangan sampai ada makanan yang mubazir.

"Bayangkan kalau sampah makanan yang terbuang itu mulai dari on farm atau mulai dari petaninya kemudian di penggilingan sudah kehilangan kita, kemudian dari penggilingan ke pasar kehilangan kita, dari pasar ke dapur hilang lagi, dari dapur ke meja hilang lagi sesudah makan banyak yang kita sisa," katanya.

Ia menambahkan, dari proses tersebut menurut data makanan yang hilang sekitar 30 persen.

"Berarti 30 persen kita buang percuma makanan kita. Makan secukupnya, jangan buang-buang makananmu," ujar Syahrul Yasin Limpo.

Selain memberikan pengarahan kepada masyarakat, dalam kesempatan tersebut, Menteri Syahrul Yasin Limpo juga mengikuti kegiatan jalan sehat yang dilaksanakan di kawasan Lapangan Renon, kemudian ia juga meninjau sejumlah galeri yang memajang berbagai jenis produk dan olahan hasil pertanian yang dihasilkan oleh masyarakat Bali.

Baca juga: Mentan dorong petani Bali manfaatkan KUR (video)

Prioritas Karangasem
Pada hari yang sama (5/1), Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo juga menghadiri pertemuan dan tatap muka dengan para penyuluh dan petani di Kabupaten Karangasem, Bali.

"Kehadiran kami adalah untuk memastikan bahwa Karangasem harus lebih baik dari hari ini. Saya yakin alam yang Tuhan berikan kepada Bali adalah alam yang khusus pilihan Dewa agar kita hidup lebih baik lagi," ujarnya.

Menurut Syahrul, sektor pertanian menjadi pilihan penting karena mampu memberikan kehidupan layak dan berkelanjutan bagi masyarakat luas. Sektor ini merupakan sektor utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Kalau begitu apa yang disiapkan Tuhan yang tidak akan ada ruginya adalah bertani. Negara hanya bisa baik kalau pertaniannya baik. Karangasem hanya bisa hidup sejahtera kalau pertaniannya baik. Sekarang sudah baik, tapi kita tidak boleh diam dan harus lebih baik lagi," katanya.

Syahrul mencontohkan, jika satu hektare lahan jagung mampu menghasilkan 8 ton, maka hasil penjualan panen bisa mencapai Rp 24 juta perhektare. Angka tersebut bisa dihitung melalui rata-rata nilai jual yang saat ini mencapai Rp3.000 perkilogram.

"Ini baru jagung saja yang belum diapa-apakan. Bagaimana jika kita olah menjadi produk olahan dan dipasarkan secara luas, maka keuntungan dari bertani yang baik bisa besar sekali. Dan kalau ini dilakukan secara merata, Insya Allah ke depan negara kita jadi lumbung pangan dunia," katanya.

Baca juga: Mentan puji komitmen Gubernur Bali majukan pertanian

Selain itu, pemerintah juga sudah menyiapkan layanan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memiliki nilai bunga sangat rendah, yakni hanya 6 persen. Program ini bisa diajukan melalui mekanisme dan aturan yang tertera di Kementerian Pertanian.

"Di dunia pertanian, inilah saatnya rakyat punya uang sendiri dengan menggunakan dana KUR. Di kami ada Rp 50 miliar yang bisa dimanfaatkan. Dengan dana ini, kita bisa merebut cara bertaninya negara lain untuk kita siapkan dalam persaingan. Sekali lagi, yang paling dahsyat bagi saya adalah kita mampu menggunakan anggaran KUR dengan baik," katanya.

Dalam kesempatan itu, Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri menyampaikan terima kasih atas kehadiran Menteri Pertanian ke Kabupaten Karangasem. Menurut dia, kehadiran Mentan akan menambah daya gedor petani Karangasem untuk mengoptimalkan potensi pertanian dan sektor peternakan yang ada.

"Kabupaten Karangasem memiliki potensi yang sangat luar biasa karena wilayah ini adalah hulunya Bali dan juga spiritnya Bali. Kenapa demikian, karena kami menyimpan Gunung Agung sebagai poros dunia serta memiliki potensi ternak sapi yang luar biasa. Sejauh ini angka produksi di kami mencapai 127 ribu ekor sapi," katanya.

Rencananya, Pemkab Karangasem akan memprioritaskan program pada pengembangan sejuta Sapi Bali, Babi Hitam, rehabilitasi 7.700 hektare mete paskatambang, pengembangan plasma nuftah Kelapa Genjah. Pemkab juga mengajukan proposal usulan untuk Salak Karangasem agar menjadi GIAHS (Globally Important Agricultural Heritage Systems) warisan dunia oleh FAO di Roma.

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020