Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memuji komitmen Gubernur Bali Wayan Koster dalam memajukan sektor pertanian di Pulau Dewata dan pihaknya siap mendukung penuh untuk mewujudkan visi bidang pangan pemprov setempat.

"Rasanya kalau semua gubernur seperti ini, Indonesia akan cepat selesai ini persoalannya," kata Yasin Limpo usai Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Pertanian dengan Gubernur Bali terkait Komitmen Mendorong Kegiatan Pertanian, Perkebunan dan Peternakan di Bali di Wantilan Kertha Sabha, Denpasar, Sabtu

Yasin Limpo mengemukakan pentingnya menghadirkan pertanian secara konsisten sehingga mampu menjadi harapan dan kebutuhan warga negara.

Bali, menurut dia, memiliki potensi besar di sektor pertanian. Oleh karena itu, ia mendorong peningkatan kontribusi sektor pertanian dari 11-12 persen menjadi 20-30 persen. Akselerasi ini akan berdampak kepada masyarakat yang paling kecil.

"Nggak ada orang yang nggak butuh makan, 'nggak ada orang yang tidak butuh sayur, tidak ada orang yang tidak butuh buah-buahan, tidak ada orang yang tidak butuh daging," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara PT Bali Sri Organik dengan Big Almond Tree Pty Ltd. terkait ekspor beras organik ke Australia sebanyak 16 ton.

Mentan menyambut positif hal ini dan meminta jajarannya memberikan dukungan kepada pemerintah provinsi Bali dalam memenuhi permintaan ekspor ini mulai dari pemilihan bibit dan pupuk yang tepat.

"Kami siap, mana ada yang mau lagi tinggal ditunjuk oleh Pak Gubernur. Mempersiapkan ini memang harus dari hulu ke hilir," ucapnya.

Baca juga: Mentan dukung Bali kembangkan pertanian organik

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu berharap Bali bisa meningkatkan nilai ekspornya tiga kali lipat dari ekspor pada 2019 sebesar Rp530 miliar menjadi Rp1,5 triliun dan Bali memiliki potensi untuk itu.

Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan sektor pangan menjadi prioritas utama dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali karena ini berkaitan dengan kehidupan masyarakat.

"Ini harus bisa memberi jaminan dan kepastian untuk bisa dipenuhi agar kehidupan keluarga kami berjalan dengan baik," ujar Gubernur asal Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng itu.

Untuk itu Gubernur Koster telah membuat beberapa kebijakan seperti Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali Perda Nomor 8 Tahun 2019 tentang Sistem Pertanian Organik.

"Dengan pembangunan pertanian organik ini, karena kami ingin agar alam manusia dan budaya Bali ini betul-betul sehat dan bersih sebagai bagian dari pada pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan," katanya.

Menurut di,  Nilai Tukar Petani yang menjadi barometer kesejahteraan petani di Bali sudah meningkat dari 105 menjadi 107. "Bahkan mau kita dorong lagi Pak supaya nilai tukar petani meningkat," ucapnya.

Baca juga: Koster janji fokus gairahkan ekonomi kerakyatan

Salah satu yang dilakukan adalah dengan mendorong ekspor produk pertanian. Sebelum ekspor beras organik ini, Bali sudah berhasil mengekspor 4.000 ton manggis ke China.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Pertanian juga menyerahkan Aplikasi Peta Potensi Ekspor Pertanian Provinsi Bali kepada Gubernur Bali Wayan Koster.

Tampak hadir anggota DPD RI Dapil Bali Made Mangku Pastika, Sekjen dan Dirjen di lingkungan Kementerian Pertanian serta Kepala OPD terkait di Provinsi Bali.



 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020