Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, terus menggenjot pembangunan dan pengembangan kawasan agro techno park (ATP) di Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, sebagai kawasan terpadu pertanian dan pariwisata.

"Setelah pematangan lahan, kami juga telah melakukan penanaman perdana sebanyak 11.400 bibit tanaman kopi arabika dan 5.400 bibit lamtoro sebagai tanaman penaung," kata Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa, dalam keterangan yang diterima di Mangupura, Sabtu.

Ia mengatakan, pengembangan ATP itu merupakan implementasi dari visi dan misi Pemkab Badung dalam menjadikan Badung Utara sebagai kawasan pengembangan agropolitan.

Hal tersebut dilakukan dengan tetap mempertahankan Badung Utara sebagai daerah konservasi dan pertanian terintegrasi yang dikonsepkan dalam pengembangan agro teknologi dan agro bisnis sehingga dalam ATP terdapat satu kegiatan terintegrasi berbasis teknologi.

"Di sini tidak sebatas dalam hal pembibitan, penanaman, tapi juga terlahir nanti konsep pemasaran termasuk nanti terdapat olah produksi dan pusat pelatihan pertanian," katanya.

Dengan dibangunnya kawasan ATP itu diharapkan nantinya dapat memberikan satu keyakinan kepada masyarakat terhadap sektor pertanian, khususnya bagi generasi muda agar memiliki motivasi bahwa sektor pertanian pun dapat menerapkan teknologi dan pertanian sebagai sektor andalan.

"Itu harapan kami, pertanian sebagai sektor andalan sehingga dapat mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat," kata  I Ketut Suiasa,.

Baca juga: Desa Munggu Badung "dandani" Tradisi Mekotek jadi atraksi wisata

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Badung selaku Ketua Tim Koordinasi Pembangunan dan Pengembangan ATP, I Wayan Suambara mengatakan, pembangunan ATP awalnya merupakan ide dan gagasan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, yang menginginkan peningkatan kesejahteraan petani di Badung.

Pembangunan ATP telah diawali dengan kajian bekerjasama dengan Universitas Udayana pada tahun 2018 lalu. Pada tahun 2019, diterbitkan keputusan Bupati Badung Tentang Penetapan Lokasi, sosialisasi ke pada pemilik lahan dengan total luas lahan 14,87 hektare.

Dalam kawasan ATP, berdasarkan hasil penyusunan master plan, ditentukan zona untuk kebun kopi seluas tujuh hektare, jeruk 1,25 hektare, holtikultura 0,8 hektare, pembibitan 0,7 hektare dan tanaman bunga satu hektare. Zona lainnya diperuntukkan fasilitas pendukung.

"Kalau bibit kopi arabika yang telah ditanam ada dua klon yaitu klon komasti cita dan klon andongsari," ujar Wayan Suambara.

Baca juga: Masyarakat Desa Adat Kapal Badung ikuti tradisi Perang Ketupat

Selanjutnya pada tahun 2020 akan dilakukan rencana kegiatan konstruksi yang dilaksanakan seperti, perkuatan tanah di sekitar pintu gerbang, pembangunan lobi dan parkir, taman bunga dan anjungan selfie, kebun pembibitan sebagai laboratorium lapang dan laboratorium uji cita rasa kopi yang di bangun di kawasan ATP.

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019