Anggota DPD RI Made Mangku Pastika mengajak masyarakat Bali benar-benar mengadopsi atau memanfaatkan perkembangan teknologi untuk menghadapi kian menjamurnya toko-toko modern ataupun usaha berjaringan di Pulau Dewata.

"Kita tahu usaha-usaha berjaringan itu telah menjamur dan kita (masyarakat Bali-red) kalah. Pasar-pasar tradisional kalah, pedagang tradisional kalah. Satu-satunya jalan, kita harus bisa memanfaatkan teknologi," kata Pastika saat menemui kelompok masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Wirausaha Terpadu (Gemasadu) Bali di Denpasar, Selasa.

Menurut mantan Gubernur Bali dua periode itu (2008-2018), agar masyarakat Bali bisa ikut bersaing, tidak bisa lagi bertahan atau "ngotot" dengan cara-cara lama yang konvensional.

"Satu-satunya jalan, kita harus ikut dengan memanfaatkan teknologi. Bukan persis seperti mereka, tetapi dengan dibarengi semangat berbagi. Usahanya dimiliki seluruh masyarakat, yang juga otomatis menjadi konsumen," ucap senator kelahiran Desa Patemon, Kabupaten Buleleng, Bali itu.

Oleh karena itu, Pastika sangat mengapresiasi usaha yang dilakukan LSM dalam wadah Gemasadu Bali tersebut untuk menghimpun wirausahawan Bali mulai dari kalangan bawah, menengah, bahkan yang berskala besar untuk bersatu-padu dalam berusaha membentuk unit usaha yang dinamakan "GS Mart".

Kemudian dari usaha yang telah dirintis itu berbagi kepada seluruh masyarakat Bali, supaya kesejahteraan rakyat meningkat. "Ini semua demi kepentingan kita masyarakat Bali karena semakin hari ancaman semakin dekat dan semakin nyata," kata Pastika dihadapan puluhan anggota Gemasadu dari berbagai kabupaten di Bali itu,

Baca juga: Gubernur Bali wajibkan swalayan beli produk petani lokal

Sementara itu, Ketua Gemasadu Bali I Gede Arya Budiman mengatakan konsep organisasinya tersebut adalah kebersamaan dan berbagi untuk memajukan ekonomi masyarakat Bali, serta mempertahankan adat, seni dan budaya.

"Untuk bisa berbagi ini diperlukan aplikasi. Makanya kami akan meluncurkan ke masyarakat nanti yang namanya ESO Platform yang merupakan aplikasi transaksi digital. Yang pertama menggunakan adalah kami Gemasadu Bali dan kami harapkan bisa didukung seluruh masyarakat Bali," ujarnya.

Sebagai implementasi dari aplikasi tersebut, Gemasadu Bali juga membuat Gema Sadu Mart (GS Mart) yang dirancang menjadi usaha berjejaring yang dimiliki seluruh masyarakat.

"Pemiliknya adalah pelanggan, atau dengan kata lain yang menikmati adalah masyarakat lokal, masyarakat Bali sendiri," ucapnya.

Arya tidak memungkiri sudah banyak toko modern yang dimiliki masyarakat Bali. "Kalau itu kan pribadi yang memiliki. Yang berbeda, nantinya GS Mart ini masyarakat yang memiliki. Kami akan datang ke banjar-banjar (dusun), juga menemui jajaran desa adat, Bumdes, LPD untuk bersinergi. Ayo kita wujudkan biar ini nantinya sahamnya dimiliki masyarakat," katanya.

Oleh karena masyarakat sebagai pemilik GS Mart, sebagai pelanggan juga, nanti akan mendapatkan keuntungan sehingga mereka akan loyal. GS Mart itu nantinya diharapkan menjadi semacam bisnis franchise atau waralabanya warga Bali.

"Hal ini untuk menjawab tantangan persaingan banyaknya pasar-pasar modern berjaringan. Awal 2020 akan diwujudkan satu di Sayan, Ubud, Kabupaten Gianyar. Kami juga sudah audiensi dengan BPD Bali, Bendesa Agung Majelis Desa Adat Provinsi Bali," ucapnya.

Baca juga: Perkembangan pariwisata Bali tumbuhkan usaha swalayan lokal

Arya mengatakan setelah GS Mart terbentuk di sejumlah daerah di Bali dan ada proyek percontohannya, barulah pihaknya akan beraudiensi dengan pemerintah daerah.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019