Bupati Bangli I Made Gianyar mendorong pengembangan usaha hidroponik terus maju dan berkembang dengan memerintahkan perusahaan daerah memberikan pelatihan usaha ini kepada generasi milenial.

"Kami senang perusahaan daerah (Perusda) memberikan pelatihan ini yang merupakan salah satu upaya memadukan teknologi dan pertanian terlebih dengan mengintegrasikan teknologi terbarukan PLTS dengan pertanian pola hidroponik," kata Bupati saat membuka pelatihan hidroponik bagi kaum milenial dalam siaran pers Diskominfo Bangli, Bali, Minggu..

Masyarakat Bangli harus mulai berpikir bahwa Bangli akan bisa maju hanya dengan pertanian, sebab dikaruniai sumber daya alam yang luar biasa bagus, danau yang indah, dan hutan yang luas yang secara berkelanjutan harus dijaga dan dikelola dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat, tambah dia.

Pola hidroponik adalah hal baru sebagai alternatif pertanian yang tidak membutuhkan lahan yang luas, selain itu usia panen juga lebih singkat sehingga produksi bisa lebih banyak.

“Kepada para peserta pelatihan agar dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan baik sehingga ke depan para petani di Kabupaten Bangli bisa meningkat derajatnya, dan kita harus bangga menjadi petani” kata Made Ginayar.

Perusda Bukti Mukti Bakti Kabupaten Bangli menggelar pelatihan pola tanam dengan hidroponik sebagai upaya pengembangan pertanian dengan pola yang sederhana dan sebagai alternatif dari lahan yang terbatas, Sabtu (14/12).

Pada acara yang dipusatkan di Areal PLTS Bangklet Desa Kayubihi Kecamatan Bangli, turut hadir Kabag Ekonomi, Kepala Badan Pengelola Geopark Batur, Direktur Perusda Kabupaten Bangli dan peserta pelatihan.

Direktur Perusda Kabupaten Bangli Alit Putra mengungkapkan pola hidroponik mulai dikembangkan sebagai diversifikasi bisnis yang mengacu pada program bisnis yakni tiga yaitu pertanian, sumber daya alam dan perbengkelan.

"Kenapa hidroponik…karena hidroponik ini adalah salah satu jawaban bagi masyarakat utamanya yang memiliki lahan terbatas bahkan tidak punya lahan. Salah satu contoh dengan pola hidroponik tanaman selada bisa dipanen cukup dengan umur sebulan sekali sedangkan dengan pola konvensional baru bisa panen antara tiga sampai empat bulan," kata Alit Putra.

Ini adalah hal yang luar biasa dan juga salah satu upaya untuk mendukung pergub energi bersih tentang bangunan hijau. Selain itu hidroponik juga adalah salah satu upaya untuk memperkenalkan pertanian dengan perpaduan teknologi, dimana sasarannya adalah pada ketahanan pangan dengan mendukung pergub 99 tentang pemakaian dan pemasaran produk lokal.

Oleh karena itu hidroponik dipusatkan di PLTS Bangklet untuk mengintegrasikan dan memadukan PLTS dengan hidroponik karena untuk tetap menjaga sirkulasi air membutuhkan listrik sehingga bisa saling mengisi.

Pelatihan diikuti dari berbagai kalangan baik itu dari Badan Pengelola Geopark Batur yang mana berkolaborasi untuk mengembangkan wisata pertanian dan juga wisata edukasi tentang Hidroponik.

Selain itu dari masyarakat petani di Kabupaten Bangli dan dari luar Kabupaten Bangli dengan jumlah peserta sebanyak 18 orang.

“Target pelatihan ini adalah untuk dapat membangun komunitas hidroponik, di mana setelah pelatihan kita ada tindakan "sustainable", atau berkelanjutan untuk terus berkomunikasi bagaimana teknologi hidroponik dan perkembangannya, berikutnya bagaimana penyaluran dari pascapanen dari hidroponik yang dikembangkan untuk dapat diserap utamanya hotel dan restoran yang ada di Bali," tambah Alit Putra.
 

Pewarta: Adi Lazuardi

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019