Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengimbau seluruh wisatawan agar mengunggah foto atau video di media sosial mengenai citra positif selama mereka berlibur di Pulau Dewata.
"Citra Bali yang positif itu seperti pantai yang yang bersih, lingkungan yang masih asri, taman hotel yang ditata dengan baik," kata Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace dalam keterangan tertulis yang diterima Antara, Rabu (20/11) malam.
Selain itu, citra positif Pulau Dewata lainnya yang bisa diunggah di media sosial, dapat juga soal masyarakat Bali yang ramah serta kearifan lokal lainnya, sehingga akan menjadi dukungan untuk "Pulau Seribu Pura" itu dalam era digital saat ini.
"Pemberitaan media asing yang mencantumkan Bali dalam daftar destinasi untuk tidak dikunjungi pada 2020, tentu akan membawa dampak yang kurang baik bagi citra pariwisata Bali," ucapnya yang juga Ketua PHRI Bali itu
Oleh karena itu, Cok Ace sangat mengharapkan dukungan dari seluruh pelaku industri pariwisata untuk mengimbau seluruh tamu agar mengunggah foto atau video mengenai citra positif Bali, yang disampaikan secara resmi dalam surat bernomor 556/4386/II/Dispar tersebut.
"Kami harapkan dengan unggahan di berbagai media sosial milik para wisatawan selama berlibur di Bali, dapat mempertahankan dan meningkatkan citra positif pariwisata Bali," ujarnya sembari mengajak bekerja bersama menjaga pariwisata Bali.
Baca juga: Wagub Bali ajak berpikir positif sikapi pemberitaan "Bali tak layak kunjung 2020" (video)
Sebelumnya, pengurus asosiasi profesi pimpinan hotel "Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali Chapter" juga mengajak para pemangku kepentingan untuk tetap bersatu menjadi destinasi wisata demi mempertahankan "branding" Bali lebih mendunia, apalagi di tengah adanya pemberitaan yang menyudutkan Bali.
Ketua DPD IHGMA Bali I Nyoman Astama menilai informasi yang disampaikan media wisata Amerika Serikat, Fodor's Travel yang berisi pernyataan tendensius yang hanya membuat satu kesimpulan dari suatu kejadian yang dialami, tidak bisa dilepaskan dari persaingan destinasi, atau bisa juga disebut sebagai "pesanan" untuk mendiskreditkan Bali.
"Kita menyadari tantangan yang dihadapi Bali sebagai destinasi pariwisata populer di dunia. Namun, harus diapresiasi upaya-upaya Pemerintah Bali dan komponen masyarakat Bali dalam mencari solusi untuk mengatasi tantangan yang ada," ujar Astama.
Wakil Ketua Umum DPP IHGMA yang juga Wakil Ketua I IHGMA Bali I Made Ramia Adnyana menambahkan, dengan kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali selalu meningkat dari tahun ke tahun, bisa menjadi indikator bahwa destinasi ini masih diminati.
Baca juga: Pemberitaan "Bali tak layak dikunjungi 2020" tidak pengaruhi wisatawan ke Tanah Lot
Menurut dia, penilaian suatu destinasi jangan hanya berdasarkan satu atau beberapa parameter saja. "Mana pemberitaan tentang turis yang datang menjadi 'repeater guest' ke Bali? Juga meningkatnya kembali wisatawan Australia beberapa bulan ini yang sempat rendah beberapa waktu yang lalu?," ujarnya mempertanyakan.
Ramia menilai, pemberitaan media AS tersebut, soal salah satu destinasi yang tidak disarankan untuk dikunjungi pada 2020 terkesan kurang "fair" dan berimbang mengingat Bali masih menjdi "Top Holidays Destination of The World".
Baca juga: IHGMA: semua pihak harus bersatu jaga destinasi Bali
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Citra Bali yang positif itu seperti pantai yang yang bersih, lingkungan yang masih asri, taman hotel yang ditata dengan baik," kata Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace dalam keterangan tertulis yang diterima Antara, Rabu (20/11) malam.
Selain itu, citra positif Pulau Dewata lainnya yang bisa diunggah di media sosial, dapat juga soal masyarakat Bali yang ramah serta kearifan lokal lainnya, sehingga akan menjadi dukungan untuk "Pulau Seribu Pura" itu dalam era digital saat ini.
"Pemberitaan media asing yang mencantumkan Bali dalam daftar destinasi untuk tidak dikunjungi pada 2020, tentu akan membawa dampak yang kurang baik bagi citra pariwisata Bali," ucapnya yang juga Ketua PHRI Bali itu
Oleh karena itu, Cok Ace sangat mengharapkan dukungan dari seluruh pelaku industri pariwisata untuk mengimbau seluruh tamu agar mengunggah foto atau video mengenai citra positif Bali, yang disampaikan secara resmi dalam surat bernomor 556/4386/II/Dispar tersebut.
"Kami harapkan dengan unggahan di berbagai media sosial milik para wisatawan selama berlibur di Bali, dapat mempertahankan dan meningkatkan citra positif pariwisata Bali," ujarnya sembari mengajak bekerja bersama menjaga pariwisata Bali.
Baca juga: Wagub Bali ajak berpikir positif sikapi pemberitaan "Bali tak layak kunjung 2020" (video)
Sebelumnya, pengurus asosiasi profesi pimpinan hotel "Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali Chapter" juga mengajak para pemangku kepentingan untuk tetap bersatu menjadi destinasi wisata demi mempertahankan "branding" Bali lebih mendunia, apalagi di tengah adanya pemberitaan yang menyudutkan Bali.
Ketua DPD IHGMA Bali I Nyoman Astama menilai informasi yang disampaikan media wisata Amerika Serikat, Fodor's Travel yang berisi pernyataan tendensius yang hanya membuat satu kesimpulan dari suatu kejadian yang dialami, tidak bisa dilepaskan dari persaingan destinasi, atau bisa juga disebut sebagai "pesanan" untuk mendiskreditkan Bali.
"Kita menyadari tantangan yang dihadapi Bali sebagai destinasi pariwisata populer di dunia. Namun, harus diapresiasi upaya-upaya Pemerintah Bali dan komponen masyarakat Bali dalam mencari solusi untuk mengatasi tantangan yang ada," ujar Astama.
Wakil Ketua Umum DPP IHGMA yang juga Wakil Ketua I IHGMA Bali I Made Ramia Adnyana menambahkan, dengan kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali selalu meningkat dari tahun ke tahun, bisa menjadi indikator bahwa destinasi ini masih diminati.
Baca juga: Pemberitaan "Bali tak layak dikunjungi 2020" tidak pengaruhi wisatawan ke Tanah Lot
Menurut dia, penilaian suatu destinasi jangan hanya berdasarkan satu atau beberapa parameter saja. "Mana pemberitaan tentang turis yang datang menjadi 'repeater guest' ke Bali? Juga meningkatnya kembali wisatawan Australia beberapa bulan ini yang sempat rendah beberapa waktu yang lalu?," ujarnya mempertanyakan.
Ramia menilai, pemberitaan media AS tersebut, soal salah satu destinasi yang tidak disarankan untuk dikunjungi pada 2020 terkesan kurang "fair" dan berimbang mengingat Bali masih menjdi "Top Holidays Destination of The World".
Baca juga: IHGMA: semua pihak harus bersatu jaga destinasi Bali
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019