Presiden Joko Widodo menitipkan pesan pada seluruh Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) untuk selalu menjadi garda terdepan dalam menggalang sinergi untuk Indonesia Maju.
"Untuk Indonesia Maju diperlukan sinergi dan semangat kolaborasi, kita tidak boleh lagi berjalan sendiri-sendiri, ajak alumni perguruan tinggi lain, ajak teman, ajak saudara kita sebangsa setanah air untuk bergandengan tangan, memperkuat persatuan dan solidaritas, untuk memajukan negeri," kata Presiden dalam sambutannya yang disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam Pembukaan Musyawarah Nasional XIII Kagama di Sanur, Denpasar, Jumat.
Menurut Jokowi, kecepatan untuk mewujudkan visi sebagai Indonesia Maju tidak hanya ditentukan oleh presiden dan para menteri, tetapi memerlukan gerak langkah semua, seluruh anak bangsa termasuk Kagama.
Baca juga: Rektor UGM: inovasi kunci menang dalam Revolusi Industri 4.0
Apalagi untuk mewujudkan target Indonesia masuk dalam lima besar ekonomi dunia, dengan kemiskinan yang mendekati nol persen, harus dikejar dengan kerja keras dan kerja produktif.
"Karena itu, gerak menuju Indonesia Maju, kita semua harus betul-betul satu langkah, satu irama, maju bersama. Tidak mungkin satunya beralih, yang lain jalan-jalan di tempat," ujar dia pada acara yang dihadiri ratusan anggota atau pengurus Kagama perwakilan seluruh provinsi di Indonesia itu.
Selain itu, Presiden Jokowi yang juga lulusan UGM itu meminta Kagama harus hadir menjadi simpul dari anak-anak bangsa dalam merajut persatuan di tengah kebhinnekaan. "Kagama harus menjadi pelopor toleransi dan kerukunan antarelemen bangsa. Kagama harus hadir memberikan manfaat bagi sekitarnya, bagi daerahnya. Dengan pemikiran cerdas dan inovatif, kerja keras dan produktif dalam memberikan semangat guyub, rukun dan selalu rukun," ujarnya.
Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan Munas XIII dilaksanakan secara cermat, hati-hati, karena ingin memberikan sesuatu yang bermakna bagi bangsa, serta di manapun anggota Kagama yang ada di Indonesia memiliki rasa kebersamaan.
Baca juga: Bali jadi tempat Munas ke-13 Kagama
"Saya mengapresiasi anggota banyak sekali yang hadir, antusias dari Papua, dari Aceh, dari Kalimantan, Sulawesi hadir semuanya. Ini menunjukkan di tengah kesibukannya rekan-rekan kami selalu kompak dan memang selalu guyub, rukun dan bermanfaat," katanya.
Sementara itu Ketua Pengurus Pusat Kagama Ganjar Pranowo mengatakan bahkan dalam pramusyawarah nasional juga sudah berbicara banyak mengenai sumber daya manusia, mulai dari mengcocokkan sistem pendidikan dengan industri, membicarakan bonus demografi, soal kesehatan (khususnya kekerdilan), hingga tenaga kerja.
"Itu semua kami rumuskan di samping secara spot-spot banyak teman-teman yang punya minat khusus, ada yang pariwisata, industri kreatif dan sebagainya. Ini akan kami kumpulkan kemudian menjadi program, mudah-mudahan di Musyawarah Nasional (Munas) ini bisa dirumuskan itu dan ditindaklanjuti daerah," kata Ganjar.
Ia menambahkan, sebenarnya banyak kegiatan yang bisa dilakukan dengan potensi yang dimiliki untuk menyelesaikan persoalan bangsa sehingga Kagama tidak menjadi beban bagi negara, tetapi bagian solusi menyelesaikan persoalan bangsa.
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster dalam ucapan selamat datangnya mengucapkan terima kasih karena Munas Kagama diselenggarakan di Bali.
"Munas ini membawa anugerah bagi Bali, apalagi di saat kunjungan wisman yang masuk low season. Jadi, ini berkah buat Bali, ekonomi Bali ikut bergerak. Apalagi diselenggarakan di hotel milik negara, sehingga selain memberi pemasukan bagi hotel, juga masuk ke kas negara," ujar dia.
Koster menambahkan, ketergantungan perekonomian Bali pada sektor pariwisata juga tergolong tinggi mencapai 60 persen. Oleh karena itu pihaknya berupaya keras untuk menata secara fundamental dan komprehensif pembangunan Bali sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
"Hal-hal yang berkaitan dengan keamanan, juga betul-betul menjadi skala prioritas karena sedikit saja terganggu akan menyebabkan Bali guncang," ujarnya.
Koster berharap dari Munas XIII Kagama menghasilkan hal-hal yang bermanfaat untuk memajukan bangsa dan negara, apalagi dengan komitmennya untuk selalu menjaga persatuan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Untuk Indonesia Maju diperlukan sinergi dan semangat kolaborasi, kita tidak boleh lagi berjalan sendiri-sendiri, ajak alumni perguruan tinggi lain, ajak teman, ajak saudara kita sebangsa setanah air untuk bergandengan tangan, memperkuat persatuan dan solidaritas, untuk memajukan negeri," kata Presiden dalam sambutannya yang disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam Pembukaan Musyawarah Nasional XIII Kagama di Sanur, Denpasar, Jumat.
Menurut Jokowi, kecepatan untuk mewujudkan visi sebagai Indonesia Maju tidak hanya ditentukan oleh presiden dan para menteri, tetapi memerlukan gerak langkah semua, seluruh anak bangsa termasuk Kagama.
Baca juga: Rektor UGM: inovasi kunci menang dalam Revolusi Industri 4.0
Apalagi untuk mewujudkan target Indonesia masuk dalam lima besar ekonomi dunia, dengan kemiskinan yang mendekati nol persen, harus dikejar dengan kerja keras dan kerja produktif.
"Karena itu, gerak menuju Indonesia Maju, kita semua harus betul-betul satu langkah, satu irama, maju bersama. Tidak mungkin satunya beralih, yang lain jalan-jalan di tempat," ujar dia pada acara yang dihadiri ratusan anggota atau pengurus Kagama perwakilan seluruh provinsi di Indonesia itu.
Selain itu, Presiden Jokowi yang juga lulusan UGM itu meminta Kagama harus hadir menjadi simpul dari anak-anak bangsa dalam merajut persatuan di tengah kebhinnekaan. "Kagama harus menjadi pelopor toleransi dan kerukunan antarelemen bangsa. Kagama harus hadir memberikan manfaat bagi sekitarnya, bagi daerahnya. Dengan pemikiran cerdas dan inovatif, kerja keras dan produktif dalam memberikan semangat guyub, rukun dan selalu rukun," ujarnya.
Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan Munas XIII dilaksanakan secara cermat, hati-hati, karena ingin memberikan sesuatu yang bermakna bagi bangsa, serta di manapun anggota Kagama yang ada di Indonesia memiliki rasa kebersamaan.
Baca juga: Bali jadi tempat Munas ke-13 Kagama
"Saya mengapresiasi anggota banyak sekali yang hadir, antusias dari Papua, dari Aceh, dari Kalimantan, Sulawesi hadir semuanya. Ini menunjukkan di tengah kesibukannya rekan-rekan kami selalu kompak dan memang selalu guyub, rukun dan bermanfaat," katanya.
Sementara itu Ketua Pengurus Pusat Kagama Ganjar Pranowo mengatakan bahkan dalam pramusyawarah nasional juga sudah berbicara banyak mengenai sumber daya manusia, mulai dari mengcocokkan sistem pendidikan dengan industri, membicarakan bonus demografi, soal kesehatan (khususnya kekerdilan), hingga tenaga kerja.
"Itu semua kami rumuskan di samping secara spot-spot banyak teman-teman yang punya minat khusus, ada yang pariwisata, industri kreatif dan sebagainya. Ini akan kami kumpulkan kemudian menjadi program, mudah-mudahan di Musyawarah Nasional (Munas) ini bisa dirumuskan itu dan ditindaklanjuti daerah," kata Ganjar.
Ia menambahkan, sebenarnya banyak kegiatan yang bisa dilakukan dengan potensi yang dimiliki untuk menyelesaikan persoalan bangsa sehingga Kagama tidak menjadi beban bagi negara, tetapi bagian solusi menyelesaikan persoalan bangsa.
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster dalam ucapan selamat datangnya mengucapkan terima kasih karena Munas Kagama diselenggarakan di Bali.
"Munas ini membawa anugerah bagi Bali, apalagi di saat kunjungan wisman yang masuk low season. Jadi, ini berkah buat Bali, ekonomi Bali ikut bergerak. Apalagi diselenggarakan di hotel milik negara, sehingga selain memberi pemasukan bagi hotel, juga masuk ke kas negara," ujar dia.
Koster menambahkan, ketergantungan perekonomian Bali pada sektor pariwisata juga tergolong tinggi mencapai 60 persen. Oleh karena itu pihaknya berupaya keras untuk menata secara fundamental dan komprehensif pembangunan Bali sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
"Hal-hal yang berkaitan dengan keamanan, juga betul-betul menjadi skala prioritas karena sedikit saja terganggu akan menyebabkan Bali guncang," ujarnya.
Koster berharap dari Munas XIII Kagama menghasilkan hal-hal yang bermanfaat untuk memajukan bangsa dan negara, apalagi dengan komitmennya untuk selalu menjaga persatuan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019