Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan bahwa pemanfaatan energi baru terbarukan di Indonesia baru mencapai 8 persen atau sekitar 32 Giga Watt.
“Kita memiliki banyak sumber-sumber energi yang harus kita manfaatkan, seperti geo-thermal, sumber daya air, dan lain-lain. Sumber-sumber energi di Indonesia kurang lebih ada 400 Giga Watt dan terealisasi baru sekitar 8 persen atau 32 Giga Watt,” ujar Arifin di Jakarta, Rabu.
Ia menekankan pentingnya menyosialisasikan program-program energi baru terbarukan kepada masyarakat untuk meningkatkan dukungan masyarakat akan hadirnya energi bersih. Pelibatan masyarakat diharapkan akan mendorong dan memperluas pemanfaatan energi baru terbarukan di Indonesia.
Penggunaan energi yang besar memerlukan sumber-sumber energi berkelanjutan untuk memastikan keamanan pasokan energi. Hal ini bisa dipenuhi oleh sumber energi terbarukan mengingat energi fosil lambat laun akan menipis dan hilang. Selain itu, penggunaan energi terbarukan akan bisa mengurangi jejak karbon demi kebaikan generasi mendatang.
Sementara itu, Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma mengatakan bahwa transisi energi bersih harus terus didorong oleh pemerintah, untuk sosialisasi kepada masyarakat.
“Pemerintah telah berkomitmen untuk melaksanakan Perjanjian Paris (Paris Agreement) yang telah diratifikasi ke dalam UU No.16 Tahun 2016 dengan komitmen menurunkan emisi karbon sampai 29 persen pada tahun 2030. Program ini juga merupakan bagian dari upaya di seluruh dunia dalam melaksanakan Transisi Energi menuju energi emisi rendah karbon pada tahun 2030,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa energi terbarukan menjadi masa depan bagi penggunaan energi secara global.
Indonesia sendiri memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan energi terbarukan. Sumber energi terbarukan di Indonesia bisa dikategorikan ke dalam enam kluster yaitu panas bumi, air, angin, bio energi, matahari, dan laut. Sumber energi panas bumi di Indonesia sendiri mencapai lebih dari 300 titik di seluruh Indonesia. Cadangan panas bumi di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Bila seluruh potensi sumber energi terbarukan bisa dimanfaatkan dengan baik, diharapkan Indonesia bisa memenuhi kebutuhan energi secara maksimal.
Surya Darma menyatakan penyelenggaraan Indo EBTKE ConEx 2019, di JieExpo, Jakarta, merupakan upaya untuk mendukung upaya peningkatan dan pengembangan energi terbarukan melalui berbagai aspek, terutama dalam pengembangan potensi sumber-sumber energi terbarukan yang ada di Indonesia.
“Sampai akhir 2018, energi terbarukan hanya menyumbang 8,6 persen dalam bauran energi nasional. Kami akan terus mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan menuju 23 persen pada 2025 dan menjadi 30 persen pada 2050,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
“Kita memiliki banyak sumber-sumber energi yang harus kita manfaatkan, seperti geo-thermal, sumber daya air, dan lain-lain. Sumber-sumber energi di Indonesia kurang lebih ada 400 Giga Watt dan terealisasi baru sekitar 8 persen atau 32 Giga Watt,” ujar Arifin di Jakarta, Rabu.
Ia menekankan pentingnya menyosialisasikan program-program energi baru terbarukan kepada masyarakat untuk meningkatkan dukungan masyarakat akan hadirnya energi bersih. Pelibatan masyarakat diharapkan akan mendorong dan memperluas pemanfaatan energi baru terbarukan di Indonesia.
Penggunaan energi yang besar memerlukan sumber-sumber energi berkelanjutan untuk memastikan keamanan pasokan energi. Hal ini bisa dipenuhi oleh sumber energi terbarukan mengingat energi fosil lambat laun akan menipis dan hilang. Selain itu, penggunaan energi terbarukan akan bisa mengurangi jejak karbon demi kebaikan generasi mendatang.
Sementara itu, Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma mengatakan bahwa transisi energi bersih harus terus didorong oleh pemerintah, untuk sosialisasi kepada masyarakat.
“Pemerintah telah berkomitmen untuk melaksanakan Perjanjian Paris (Paris Agreement) yang telah diratifikasi ke dalam UU No.16 Tahun 2016 dengan komitmen menurunkan emisi karbon sampai 29 persen pada tahun 2030. Program ini juga merupakan bagian dari upaya di seluruh dunia dalam melaksanakan Transisi Energi menuju energi emisi rendah karbon pada tahun 2030,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa energi terbarukan menjadi masa depan bagi penggunaan energi secara global.
Indonesia sendiri memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan energi terbarukan. Sumber energi terbarukan di Indonesia bisa dikategorikan ke dalam enam kluster yaitu panas bumi, air, angin, bio energi, matahari, dan laut. Sumber energi panas bumi di Indonesia sendiri mencapai lebih dari 300 titik di seluruh Indonesia. Cadangan panas bumi di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Bila seluruh potensi sumber energi terbarukan bisa dimanfaatkan dengan baik, diharapkan Indonesia bisa memenuhi kebutuhan energi secara maksimal.
Surya Darma menyatakan penyelenggaraan Indo EBTKE ConEx 2019, di JieExpo, Jakarta, merupakan upaya untuk mendukung upaya peningkatan dan pengembangan energi terbarukan melalui berbagai aspek, terutama dalam pengembangan potensi sumber-sumber energi terbarukan yang ada di Indonesia.
“Sampai akhir 2018, energi terbarukan hanya menyumbang 8,6 persen dalam bauran energi nasional. Kami akan terus mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan menuju 23 persen pada 2025 dan menjadi 30 persen pada 2050,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019