Mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dilatih menulis proposal program kreativitas mahasiswa (PKM) dengan mendatangkan narasumber berkompeten Dr Ir I Ketut Sardiana dari Universitas Udayana.
"Latihan penulisan proposal ini sangat penting artinya buat mahasiswa dan ISI Denpasar," kata Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Prof Dr I Nyoman Artayasa, MKes, di Denpasar, Rabu.
Menurut Artayasa, kegiatan ini dapat dijadikan kemampuan tambahan di luar ilmu yang diperoleh sesuai bidang studi masing-masing, sehingga memiliki bekal mengusulkan dan melaksanakan program sesuai keinginannya.
Sedangkan untuk lembaga, sebagai tanda bahwa ISI Denpasar telah membimbing mahasiswa agar memiliki kemampuan tambahan.
"Jika semakin banyak mahasiswa yang memenangkan PKM, maka poin institusi juga terdongkrak karena kegiatan kemahasiswaan sangat diperhitungkan oleh pusat atau Kemenristekdikti," ucap Artayasa.
Kegiatan tersebut, sekaligus sebagai dasar laporan ke pusat, bahwa pimpinan lembaga telah menjalankan instruksi dari pusat dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi mahasiswa dalam menggali potensi pada dirinya.
"PKM ini sangat relevan dengan arah pembangunan pemerintah di bidang sumber daya manusia (SDM) menuju Indonesia Maju. Karena salah satu indikator kemajuan suatu negara adalah meningkatnya kreativitas dan produtivitas warga negaranya," jelas Artayasa.
Sementara itu, Ketut Sardiana selaku narasumber mengatakan program kreativitas mahasiswa merupakan barometer kualitas perguruan tinggi. Dalam PKM ini, kemampuan akademis dan profesionalisme mahasiswa se-Tanah Air akan diuji.
"Pemerintah menyediakan dana secara kompetitif, akuntabel dan transparan. Jadi yang terbaiklah yang jadi pemenang, tidak ada istilah 'main-main'," tambah Sardiana yang juga Reviewer Ditjen Belmawa dan Juri Pimnas tersebut.
Latar belakang lahirnya PKM, bertujuan meningkatkan atmosfer akademis di kampus, mengasah kemampuan kepemimpinan dan 'soft skill' mahasiswa, membiasakan mahasiswa berpikir kritis terhadap lingkungan, membantu menyelesaikan studi serta meningkatkan luaran perguruan tinggi bersangkutan, berupa HAKI, Paten dan Jurnal.
"Semoga potensi yang kalian miliki berupa kajian, pengembangan dan penerapan ilmu dan teknologi yang telah dipelajari di perkuliahan bermanfaat bagi masyarakat luas," ujarnya seraya meminta mahasiswa ISI Denpasar tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan harus berusaha merebut PKM yang diinisiasi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dirjen Belmawa) Dikti semaksimal mungkin.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Latihan penulisan proposal ini sangat penting artinya buat mahasiswa dan ISI Denpasar," kata Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Prof Dr I Nyoman Artayasa, MKes, di Denpasar, Rabu.
Menurut Artayasa, kegiatan ini dapat dijadikan kemampuan tambahan di luar ilmu yang diperoleh sesuai bidang studi masing-masing, sehingga memiliki bekal mengusulkan dan melaksanakan program sesuai keinginannya.
Sedangkan untuk lembaga, sebagai tanda bahwa ISI Denpasar telah membimbing mahasiswa agar memiliki kemampuan tambahan.
"Jika semakin banyak mahasiswa yang memenangkan PKM, maka poin institusi juga terdongkrak karena kegiatan kemahasiswaan sangat diperhitungkan oleh pusat atau Kemenristekdikti," ucap Artayasa.
Kegiatan tersebut, sekaligus sebagai dasar laporan ke pusat, bahwa pimpinan lembaga telah menjalankan instruksi dari pusat dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi mahasiswa dalam menggali potensi pada dirinya.
"PKM ini sangat relevan dengan arah pembangunan pemerintah di bidang sumber daya manusia (SDM) menuju Indonesia Maju. Karena salah satu indikator kemajuan suatu negara adalah meningkatnya kreativitas dan produtivitas warga negaranya," jelas Artayasa.
Sementara itu, Ketut Sardiana selaku narasumber mengatakan program kreativitas mahasiswa merupakan barometer kualitas perguruan tinggi. Dalam PKM ini, kemampuan akademis dan profesionalisme mahasiswa se-Tanah Air akan diuji.
"Pemerintah menyediakan dana secara kompetitif, akuntabel dan transparan. Jadi yang terbaiklah yang jadi pemenang, tidak ada istilah 'main-main'," tambah Sardiana yang juga Reviewer Ditjen Belmawa dan Juri Pimnas tersebut.
Latar belakang lahirnya PKM, bertujuan meningkatkan atmosfer akademis di kampus, mengasah kemampuan kepemimpinan dan 'soft skill' mahasiswa, membiasakan mahasiswa berpikir kritis terhadap lingkungan, membantu menyelesaikan studi serta meningkatkan luaran perguruan tinggi bersangkutan, berupa HAKI, Paten dan Jurnal.
"Semoga potensi yang kalian miliki berupa kajian, pengembangan dan penerapan ilmu dan teknologi yang telah dipelajari di perkuliahan bermanfaat bagi masyarakat luas," ujarnya seraya meminta mahasiswa ISI Denpasar tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan harus berusaha merebut PKM yang diinisiasi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dirjen Belmawa) Dikti semaksimal mungkin.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019