Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengatakan keberadaan virus yang menyerang Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) bisa ditekan dengan rutin mengakses pengobatan Antiretroviral (ARV) sehingga jumlahnya bisa menurun.
"Yang jelas AIDS ini bisa menurun, dengan diobati dan mereka rutin minum obat, virusnya bisa ditekan akhirnya AIDS bisa berkurang, tapi HIV sepertinya meningkat, karena saat ini sering ditemukan," kata Nila F. Moeloek dalam kegiatan Asean Getting To Zeros Mayors Meeting, di Nusa Dua, Jumat.
Dalam sambutannya, Nila menjelaskan bahwa pelayanan yang dibutuhkan oleh populasi Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) sudah termasuk dalam Standar Pelayanan Minimum (SPM) di Indonesia.
Baca juga: Menkes: Rumah Berdaya bagi ODGJ di Denpasar bisa ditiru daerah lain
Keberadaan layanan kesehatan di negara ini harus mampu menyediakan tes HIV, yakni di 9.825 layanan kesehatan primer di puskesmas dan 2.776 rumah sakit.
Ia mengatakan dengan upaya itu Pemerintah Indonesia ke depannya terus melibatkan masyarakat sipil dan semua kalangan dalam pengambilan keputusan untuk menghapus stigma dan dalam mengakses layanan kesehatan.
" Ini juga ikut jadi tanggung jawab daerah jadi saya kira kita harus kerja sama mungkin ditambah perda agar lebih kuat lagi," tambah Nila.
Sementara itu, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Anung Sugihantono mengatakan dari 640 ribu jiwa, sekitar 58 persen baru mengetahui tentang status penyakitnya.
"Sehingga untuk tahun 2020 ditargetkan sekitar 90 persen beberapa pengidap HIV dapat mengetahui tentang kondisinya yang sedang sakit HIV," kata Anung.
Ia menambahkan tahun 2020 ditargetkan sekitar 90 persen orang dengan positif HIV telah menerima obat ARV dan rutin untuk minum obatnya. Selain itu, ditargetkan sekitar 90 persen jumlah orang dengan HIV dapat mengalami penurunan hingga virusnya tidak terdeteksi.
"Dari 642 ribu jiwa, sekarang kita baru menemukan 358 ribu dengan akselerasi salah satu nya melalui tim zero ini, kami berharap di akhir tahun 2019 kita bisa mencapai angka 423 ribuan," jelas Anung.
Baca juga: Menkes: Pemerintah berupaya kurangi konsumsi tembakau
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Yang jelas AIDS ini bisa menurun, dengan diobati dan mereka rutin minum obat, virusnya bisa ditekan akhirnya AIDS bisa berkurang, tapi HIV sepertinya meningkat, karena saat ini sering ditemukan," kata Nila F. Moeloek dalam kegiatan Asean Getting To Zeros Mayors Meeting, di Nusa Dua, Jumat.
Dalam sambutannya, Nila menjelaskan bahwa pelayanan yang dibutuhkan oleh populasi Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) sudah termasuk dalam Standar Pelayanan Minimum (SPM) di Indonesia.
Baca juga: Menkes: Rumah Berdaya bagi ODGJ di Denpasar bisa ditiru daerah lain
Keberadaan layanan kesehatan di negara ini harus mampu menyediakan tes HIV, yakni di 9.825 layanan kesehatan primer di puskesmas dan 2.776 rumah sakit.
Ia mengatakan dengan upaya itu Pemerintah Indonesia ke depannya terus melibatkan masyarakat sipil dan semua kalangan dalam pengambilan keputusan untuk menghapus stigma dan dalam mengakses layanan kesehatan.
" Ini juga ikut jadi tanggung jawab daerah jadi saya kira kita harus kerja sama mungkin ditambah perda agar lebih kuat lagi," tambah Nila.
Sementara itu, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Anung Sugihantono mengatakan dari 640 ribu jiwa, sekitar 58 persen baru mengetahui tentang status penyakitnya.
"Sehingga untuk tahun 2020 ditargetkan sekitar 90 persen beberapa pengidap HIV dapat mengetahui tentang kondisinya yang sedang sakit HIV," kata Anung.
Ia menambahkan tahun 2020 ditargetkan sekitar 90 persen orang dengan positif HIV telah menerima obat ARV dan rutin untuk minum obatnya. Selain itu, ditargetkan sekitar 90 persen jumlah orang dengan HIV dapat mengalami penurunan hingga virusnya tidak terdeteksi.
"Dari 642 ribu jiwa, sekarang kita baru menemukan 358 ribu dengan akselerasi salah satu nya melalui tim zero ini, kami berharap di akhir tahun 2019 kita bisa mencapai angka 423 ribuan," jelas Anung.
Baca juga: Menkes: Pemerintah berupaya kurangi konsumsi tembakau
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019