PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) menyarankan Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai salah satu motor utama penggerak ekonomi daerah didorong untuk memanfaatkan "credit scoring" guna meningkatkan efisiensi pengambilan keputusan kredit serta menjaga kualitas aset kredit.
"Analisa kredit dengan memanfaatkan laporan perkreditan dan credit score akan meningkatkan efisiensi pengambilan keputusan kredit ditengah era transformasi digital layanan keuangan melalui pemanfaatan teknologi dan data," ujar Direktur Utama PEFINDO Biro Kredit, Yohanes Arts Abimanyu, di Kuta, Badung, Bali, Kamis.
Ia mengemukakan hal itu saat berbicara dalam Seminar Nasional bertajuk “Potensi Pertumbuhan Usaha BPD melalui Pasar Modal dan Manajemen Risiko Kredit berbasis Credit Scoring” yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan, PEFINDO Biro Kredit, Bursa Efek Indonesia dan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (ASBANDA).
Dalam acara yang dihadiri BPD anggota ASBANDA se-Indonesia itu, Yohanes Abimanyu mengatakan, BPD diyakini memiliki potensi besar untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan aset dan penguatan struktur permodalan yang salah satunya melalui pendanaan dari sektor pasar modal.
Namun, menurutnya, peningkatan volume dan kompleksitas bisnis harus diimbangi dengan penguatan pengelolaan risiko kredit secara efektif, efisien dan terukur melalui pemanfaatan credit scoring.
"Oleh karena itu di seminar ini kami menghadirkan pembicara dari berbagai latar belakang seperti regulator, bursa efek, asosiasi dan pelaku usaha keuangan digital untuk bisa memberikan informasi perkembangan terkini secara lengkap," katanya.
Kegiatan itu diharapkan juga dapat menjadi kesemoatan untuk saling bertukar informasi terkait potensi pengembangan usaha BPD melalui pasar modal dengan tetap mengedepankan prinsip prudential banking guna menjaga risiko kredit dan NPL, sekaligus menggali peluang perluasan usaha di sektor UKM.
Ia menjelaskan, dengan posisi strategisnya pada sistem ekonomi daerah, BPD diyakini mampu memacu pertumbuhan melalui modernisasi proses dalam rangka peningkatan efisiensi dan kualitas layanan terlebih di era transformasi digital seperti saat ini.
Baca juga: Klungkung menerima CSR Bank BPD Bali untuk perbaiki pura terbakar
Pertumbuhan ekonomi nantinya juga dinilai memberi peluang bagi sistem laporan perkreditan untuk lebih berperan dalam memenuhi kebutuhan industri dan jangkauan penggunanya.
"Era ekonomi digital yang disruptif mau tidak mau harus diantisipasi oleh lembaga jasa keuangan dengan memanfaatkan kemampuan dan kekayaan data agar keputusan dapat diambil secara cermat tanpa keraguan," katanya.
Ia menambahkan, pemanfaatan data secara optimal akan memberikan manfaat luar biasa bagi kemajuan bisnis guna mempercepat pertumbuhan usaha.
"Sebagai penyedia laporan informasi perkreditan, kami mendorong kalangan BPD untuk memanfaatkan informasi perkreditan secara optimal guna menjaga kualitas kredit pada tingkat yang diinginkan, mengurangi NPL serta membuka peluang bisnis yang belum sepenuhnya tergarap” kata Abimanyu.
Baca juga: Pemkot Denpasar jalin kerja sama Bank BPD Bali dan BPN
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Analisa kredit dengan memanfaatkan laporan perkreditan dan credit score akan meningkatkan efisiensi pengambilan keputusan kredit ditengah era transformasi digital layanan keuangan melalui pemanfaatan teknologi dan data," ujar Direktur Utama PEFINDO Biro Kredit, Yohanes Arts Abimanyu, di Kuta, Badung, Bali, Kamis.
Ia mengemukakan hal itu saat berbicara dalam Seminar Nasional bertajuk “Potensi Pertumbuhan Usaha BPD melalui Pasar Modal dan Manajemen Risiko Kredit berbasis Credit Scoring” yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan, PEFINDO Biro Kredit, Bursa Efek Indonesia dan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (ASBANDA).
Dalam acara yang dihadiri BPD anggota ASBANDA se-Indonesia itu, Yohanes Abimanyu mengatakan, BPD diyakini memiliki potensi besar untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan aset dan penguatan struktur permodalan yang salah satunya melalui pendanaan dari sektor pasar modal.
Namun, menurutnya, peningkatan volume dan kompleksitas bisnis harus diimbangi dengan penguatan pengelolaan risiko kredit secara efektif, efisien dan terukur melalui pemanfaatan credit scoring.
"Oleh karena itu di seminar ini kami menghadirkan pembicara dari berbagai latar belakang seperti regulator, bursa efek, asosiasi dan pelaku usaha keuangan digital untuk bisa memberikan informasi perkembangan terkini secara lengkap," katanya.
Kegiatan itu diharapkan juga dapat menjadi kesemoatan untuk saling bertukar informasi terkait potensi pengembangan usaha BPD melalui pasar modal dengan tetap mengedepankan prinsip prudential banking guna menjaga risiko kredit dan NPL, sekaligus menggali peluang perluasan usaha di sektor UKM.
Ia menjelaskan, dengan posisi strategisnya pada sistem ekonomi daerah, BPD diyakini mampu memacu pertumbuhan melalui modernisasi proses dalam rangka peningkatan efisiensi dan kualitas layanan terlebih di era transformasi digital seperti saat ini.
Baca juga: Klungkung menerima CSR Bank BPD Bali untuk perbaiki pura terbakar
Pertumbuhan ekonomi nantinya juga dinilai memberi peluang bagi sistem laporan perkreditan untuk lebih berperan dalam memenuhi kebutuhan industri dan jangkauan penggunanya.
"Era ekonomi digital yang disruptif mau tidak mau harus diantisipasi oleh lembaga jasa keuangan dengan memanfaatkan kemampuan dan kekayaan data agar keputusan dapat diambil secara cermat tanpa keraguan," katanya.
Ia menambahkan, pemanfaatan data secara optimal akan memberikan manfaat luar biasa bagi kemajuan bisnis guna mempercepat pertumbuhan usaha.
"Sebagai penyedia laporan informasi perkreditan, kami mendorong kalangan BPD untuk memanfaatkan informasi perkreditan secara optimal guna menjaga kualitas kredit pada tingkat yang diinginkan, mengurangi NPL serta membuka peluang bisnis yang belum sepenuhnya tergarap” kata Abimanyu.
Baca juga: Pemkot Denpasar jalin kerja sama Bank BPD Bali dan BPN
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019