![pinterest](https://pinterest.com/pin/create/button/?url=https://bali.antaranews.com/berita/164204/turtle-guard-unud-lakukan-tes-dna-belasan-penyu&media=https://cdn.antaranews.com/cache/1200x800/2019/10/02/IMG_20191002_163603.jpg&description="Turtle Guard" Unud lakukan tes DNA belasan penyu){kind=link}
Para anggota minat profesi "Turtle Guard" Universitas Udayana (Unud) melakukan tes DNA dan pengukuran morfometri terhadap belasan penyu hijau, yang ditemukan dari muatan truk yang mengalami kecelakaan di Jalan Sunset Road, Legian, Kuta, beberapa waktu lalu.
"Kondisi penyu setelah saya lihat dari luar karena belum kita pantau secara keseluruhan dari darahnya atau secara parasit, saat ini terlihat cukup bagus dengan kondisi badannya juga gemuk-gemuk dan rata-rata ukuran dewasa atau produktif," kata anggota minat profesi Turtle Guard Unud, Aidil Calvianto, di Pusat Pendidikan dan Konservasi Penyu, Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan dari penyu hijau berjumlah 18 ekor ini, baru ditemukan teritip dan parasit-parasit kecil, tumor-tumor yang biasa terdapat pada beberapa penyu ini.
Baca juga: Lanal Denpasar gagalkan penyelundupan penyu hijau di Buleleng
Selain itu, proses yang dilewati berupa pengambilan sampel DNA, dari feses, dan jaringan yang hidup untuk mengetahui asal usul pengiriman penyu hijau.
"Jadi tadi kami dapat perintah dari BPSPL Denpasar untuk ambil sampel DNA nya, dari itu nanti akan dicek asal usul penyu ini, kami menarik dugaan dari Kalimantan atau Surabaya, karena mungkin di situ daerah penangkapan ini adanya di daerah dekat situ," katanya pula.
Dia mengatakan kemungkinkan akan dilanjutkan besok untuk pengambilan sampel darah melihat kondisi penyu secara laboratorium.
"Mengambil darah untuk mengecek apakah penyu ini sehat, tidak secara fisik tetapi secara laboratorium dan ada yang ngecek parasit juga, kalau memungkinkan juga nanti mungkin akan dicek apakah ada betina produktif yang masih ada masih punya telur di dalam badannya di antara penyu ini," ujarnya lagi.
Baca juga: PLN Bali berikan pelatihan perawatan penyu demi pelestarian alam
Menurut dia, habitat penyu hijau di Bali sulit ditemukan terlebih lagi untuk proses peneluran. Sedangkan di Bali lebih banyak ditemukan berupa penyu lekang, penyu abu, dan penyu sisik.
Ia mengatakan, penyu hijau dominan ditemukan di daerah Kalimantan, Surabaya, Madura dan Alas Purwo.
Dilihat dari bentuk fisiknya, penyu hijau diperkirakan berusia 60 sampai 70 tahun, dengan berat berkisar 26 kg hingga 95 kg.
Baca juga: Gubernur dukung Pulau Penyu Serangan-Denpasar jadi KEK pariwisata
Sebelumnya, pada Senin (30/9) telah terjadi kecelakaan yang melibatkan truk bermuatan 18 penyu di Jalan Sunset Road, Legian Kuta. Dalam kecelakaan itu, belasan ekor penyu dirawat di Yayasan TCEC (Turtle Concervation and Education Centre) untuk sementara.
Saat itu, truk berwarna hitam itu, menabrak pohon dan pembatas jalan di simpang Direktorat Perempatan Jl Nakula-Dewi Sri, Legian.
Sedangkan sopir beserta kernetnya saat ini masih dalam tahap pencarian oleh pihak kepolisian Polsek Kuta.
"Sopirnya belum ketemu, sekarang masih proses penyelidikan," kata Kanit Polsek Kuta Iptu I Putu Ika Prabawa.
Baca juga: Tim Undiksha temukan plastik dalam penyu mati
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Kondisi penyu setelah saya lihat dari luar karena belum kita pantau secara keseluruhan dari darahnya atau secara parasit, saat ini terlihat cukup bagus dengan kondisi badannya juga gemuk-gemuk dan rata-rata ukuran dewasa atau produktif," kata anggota minat profesi Turtle Guard Unud, Aidil Calvianto, di Pusat Pendidikan dan Konservasi Penyu, Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan dari penyu hijau berjumlah 18 ekor ini, baru ditemukan teritip dan parasit-parasit kecil, tumor-tumor yang biasa terdapat pada beberapa penyu ini.
Baca juga: Lanal Denpasar gagalkan penyelundupan penyu hijau di Buleleng
Selain itu, proses yang dilewati berupa pengambilan sampel DNA, dari feses, dan jaringan yang hidup untuk mengetahui asal usul pengiriman penyu hijau.
"Jadi tadi kami dapat perintah dari BPSPL Denpasar untuk ambil sampel DNA nya, dari itu nanti akan dicek asal usul penyu ini, kami menarik dugaan dari Kalimantan atau Surabaya, karena mungkin di situ daerah penangkapan ini adanya di daerah dekat situ," katanya pula.
Dia mengatakan kemungkinkan akan dilanjutkan besok untuk pengambilan sampel darah melihat kondisi penyu secara laboratorium.
"Mengambil darah untuk mengecek apakah penyu ini sehat, tidak secara fisik tetapi secara laboratorium dan ada yang ngecek parasit juga, kalau memungkinkan juga nanti mungkin akan dicek apakah ada betina produktif yang masih ada masih punya telur di dalam badannya di antara penyu ini," ujarnya lagi.
Baca juga: PLN Bali berikan pelatihan perawatan penyu demi pelestarian alam
Menurut dia, habitat penyu hijau di Bali sulit ditemukan terlebih lagi untuk proses peneluran. Sedangkan di Bali lebih banyak ditemukan berupa penyu lekang, penyu abu, dan penyu sisik.
Ia mengatakan, penyu hijau dominan ditemukan di daerah Kalimantan, Surabaya, Madura dan Alas Purwo.
Dilihat dari bentuk fisiknya, penyu hijau diperkirakan berusia 60 sampai 70 tahun, dengan berat berkisar 26 kg hingga 95 kg.
Baca juga: Gubernur dukung Pulau Penyu Serangan-Denpasar jadi KEK pariwisata
Sebelumnya, pada Senin (30/9) telah terjadi kecelakaan yang melibatkan truk bermuatan 18 penyu di Jalan Sunset Road, Legian Kuta. Dalam kecelakaan itu, belasan ekor penyu dirawat di Yayasan TCEC (Turtle Concervation and Education Centre) untuk sementara.
Saat itu, truk berwarna hitam itu, menabrak pohon dan pembatas jalan di simpang Direktorat Perempatan Jl Nakula-Dewi Sri, Legian.
Sedangkan sopir beserta kernetnya saat ini masih dalam tahap pencarian oleh pihak kepolisian Polsek Kuta.
"Sopirnya belum ketemu, sekarang masih proses penyelidikan," kata Kanit Polsek Kuta Iptu I Putu Ika Prabawa.
Baca juga: Tim Undiksha temukan plastik dalam penyu mati
Editor : Edy M Yakub
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019