Denpasar (Antara Bali) – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) baru-baru ini mencatat sejarah penting, yakni mendapat kepercayaan penuh menangani jasa perawatan seluruh armada A320 milik maskapai penerbangan Air Asia Indonesia untuk selama lima tahun ke depan.
Informasi dari PTDI, Jumat menyebutkan, penandatanganan Ketentuan Umum Perjanjian (General Terms Agreement) tentang pengadaan jasa perawatan armada A320 Air Asia Indonesia itu dilakukan di Kantor Pusat PTDI di Bandung Jawa Barat pada 27 Oktober 2011.
Disebutkan, keputusan Air Asia Indonesia untuk merawat pesawat-pesawatnya di PTDI Bandung merupakan bukti kepercayaan maskapai penerbangan itu terhadap kesungguhan, kemampuan, dan pengalaman para karyawan PTDI dalam melakukan pekerjaan serupa sebelumnya.
Air Asia Indonesia merupakan salah satu airline yang telah memutuskan untuk menggunakan satu jenis pesawat saja dalam armada yang dimilikinya, yaitu Airbus A 320, kecuali untuk penerbangan di atas enam jam. Saat ini Air Asia menerbangkan 16 pesawat A320, dan dalam dua tahun ke depan diperhitungkan bertambah menjadi 35 pesawat.
Banyaknya pesawat A320 yang akan mendapat perawatan di PTDI tersebut akan menjadi pendapatan besar tersendiri bagi Direktorat Aircraft Services (ACS) PTDI yang berfungsi melayani perawatan pesawat (purna jual pesawat).
Rencananya pesawat- pesawat A320 milik Air Asia Indonesia akan mulai dirawat secara penuh setelah ACS PTDI mendapatkan approval (persetujuan) dari Badan Sertifikasi Keselamatan dan Kelaikan Udara Eropa Bersatu (European Airworthiness and Safety Association- EASA) tahun 2012 mendatang.
Sementara itu pada 26 Oktober 2011 PTDI menandatangani Perjanjian Perpanjangan Fasilitas Pendanaan dalam bentuk Bank Garansi/Stand By Letter Of Credit serta Penangguhan Jaminan Impor dan Perjanjian Fasilitas Pendanaan Baru dalam bentuk Kredit Modal Kerja dari BRI.
Penangguhan Jaminan Impor antara PTDI dengan BRI itu dilakukan guna mendukung penjualan helikopter Bell 412EP untuk heli serbu TNI AD dan heli angkut TNI AL serta Super Puma NAS332 tactical transport untuk TNI AU pada tahun 2011.
Penandatanganan Perjanjian ini dilakukan oleh Budiman Saleh selaku Direktur Aircraft Integration merangkap Direktur Keuangan PTDI dan Asmawi Syam selaku Direktur Bisnis BRI.
Disebutkan, pemberian fasilitas pendanaan dari BRI itu sangat berarti bagi PTDI yang saat ini tengah kesulitan mendapatkan modal kerja untuk dapat memproduksi helikopter yang sudah dipesan TNI AD, TNI AL dan TNI AU. (T.E-004/T007)..
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Informasi dari PTDI, Jumat menyebutkan, penandatanganan Ketentuan Umum Perjanjian (General Terms Agreement) tentang pengadaan jasa perawatan armada A320 Air Asia Indonesia itu dilakukan di Kantor Pusat PTDI di Bandung Jawa Barat pada 27 Oktober 2011.
Disebutkan, keputusan Air Asia Indonesia untuk merawat pesawat-pesawatnya di PTDI Bandung merupakan bukti kepercayaan maskapai penerbangan itu terhadap kesungguhan, kemampuan, dan pengalaman para karyawan PTDI dalam melakukan pekerjaan serupa sebelumnya.
Air Asia Indonesia merupakan salah satu airline yang telah memutuskan untuk menggunakan satu jenis pesawat saja dalam armada yang dimilikinya, yaitu Airbus A 320, kecuali untuk penerbangan di atas enam jam. Saat ini Air Asia menerbangkan 16 pesawat A320, dan dalam dua tahun ke depan diperhitungkan bertambah menjadi 35 pesawat.
Banyaknya pesawat A320 yang akan mendapat perawatan di PTDI tersebut akan menjadi pendapatan besar tersendiri bagi Direktorat Aircraft Services (ACS) PTDI yang berfungsi melayani perawatan pesawat (purna jual pesawat).
Rencananya pesawat- pesawat A320 milik Air Asia Indonesia akan mulai dirawat secara penuh setelah ACS PTDI mendapatkan approval (persetujuan) dari Badan Sertifikasi Keselamatan dan Kelaikan Udara Eropa Bersatu (European Airworthiness and Safety Association- EASA) tahun 2012 mendatang.
Sementara itu pada 26 Oktober 2011 PTDI menandatangani Perjanjian Perpanjangan Fasilitas Pendanaan dalam bentuk Bank Garansi/Stand By Letter Of Credit serta Penangguhan Jaminan Impor dan Perjanjian Fasilitas Pendanaan Baru dalam bentuk Kredit Modal Kerja dari BRI.
Penangguhan Jaminan Impor antara PTDI dengan BRI itu dilakukan guna mendukung penjualan helikopter Bell 412EP untuk heli serbu TNI AD dan heli angkut TNI AL serta Super Puma NAS332 tactical transport untuk TNI AU pada tahun 2011.
Penandatanganan Perjanjian ini dilakukan oleh Budiman Saleh selaku Direktur Aircraft Integration merangkap Direktur Keuangan PTDI dan Asmawi Syam selaku Direktur Bisnis BRI.
Disebutkan, pemberian fasilitas pendanaan dari BRI itu sangat berarti bagi PTDI yang saat ini tengah kesulitan mendapatkan modal kerja untuk dapat memproduksi helikopter yang sudah dipesan TNI AD, TNI AL dan TNI AU. (T.E-004/T007)..
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011