Otoritas Jasa Keuangan Regional Bali dan Nusa Tenggara mengharapkan dengan pembukaan cabang Bank Commonwealth di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, dapat mendorong pihak perbankan untuk lebih banyak penyaluran kredit produktif di Pulau Dewata.

"Peningkatan kredit produktif ini merupakan bentuk kontribusi nyata perbankan dalam pembangunan daerah, yang pada akhirnya juga dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Bali," kata Kepala OJK Regional Bali-Nusra, Elyanus Pongsoda, saat menyampaikan sambutan pada pembukaan kantor cabang Bank Commonwealth, di Kuta, Badung, Kamis.

Elyanus menambahkan, untuk dapat memberikan kontribusi nyata, di samping memberikan pelayanan prima, perbankan harus memperkuat diri dengan berbagai inovasi produk perbankan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Menurut dia, potensi UMKM di Bali cukup besar, terlebih didukung dengan kebijakan Gubernur Bali Wayan Koster untuk memberdayakan sektor pertanian dan industri kecil.

Elyanus mengemukakan, dalam lingkup Provinsi Bali, kinerja perbankan masih dalam kondisi yang baik. Hal ini tercermin dari fungsi intermediasi bank yang meningkat, yaitu pertumbuhan Dana Pihak Ketiga sebesar 9,26 persen (yoy) pada Juli 2019, yang sebagian besar berupa tabungan dan deposito masing-masing sebesar 46,83 persen dan 38,85 persen.

Baca juga: Kredit pebankan di Bali mulai meningkat di atas 3 persen

Sementara dari aset juga mengalami peningkatan 13,38 persen (yoy) menjadi Rp145,15 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan nasional yang hanya 8,75 persen.

"Kredit yang diberikan tercatat sebesar Rp90,08 triliun dan sebagian besar berupa kredit sektor produktif (modal kerja dan investasi) sebesar 61,07 persen. Penyaluran kredit mayoritas kepada sektor bukan lapangan usaha, perdagangan besar dan eceran, serta penyediaan akomodasi makan dan minum," ucapnya.

Sedangkan pertumbuhan kredit di Bali sebesar 7,04 persen (yoy) atau sedikit di bawah pertumbuhan kredit nasional sebesar 9,62 persen. Memburuknya kualitas kredit terutama disumbangkan sektor perdagangan besar dan eceran, yang di dalam sektor tersebut sebagian terdapat bisnis properti dan turunannya yang saat ini masih belum membaik kondisinya.

"Kami ingatkan pula agar tidak lupa untuk meningkatkan aspek customer protection melalui mekanisme pengaduan nasabah sesuai ketentuan yang ada, peningkatan transparansi informasi produk perbankan dan edukasi bagi nasabah untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan nasabah," ucapnya.

Baca juga: OJK : Kredit bank tumbuh 11,55 persen pada kuartal I

Sementara itu, Presiden Direktur Bank Commonwealth Lauren Sulistiawati mengatakan cabang yang dibuka di Jalan Sunset Road, Kuta itu merupakan cabang berkapasitas digital yang pertama di Bali. Cabang berkapabilitas digital ini sebelumnya telah hadir di Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Menurut Lauren, meskipun banyak nasabah yang kini menggunakan channel digital dalam bertransaksi, namun masih tetap membutuhkan cabang bank. Hal ini terungkap dari data yang dirilis Deloitte pada awal 2019.

Dalam survei tersebut terungkap bahwa kantor cabang menjadi pilihan utama terkait dengan transaksi perbankan untuk produk yang kompleks. Sebanyak 68 persen nasabah datang ke cabang untuk mendapatkan pinjaman untuk melakukan pengajuan pinjaman dan 69 persen. menerima datang ke cabang untuk mendapat persetujuan manajemen kekayaan.


"Kehadiran cabang berkapabilitas digital di Sunset Road ini merupakan cabang berkapabilitas digital pertama di luar Pulau Jawa dan kami berharap dapat berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali yang masuk dalam lima provinsi terbesar Bank Commonwealth dari sisi jumlah nasabah," ucapnya.

Pihaknya mengidentifikasi adanya peluang dan potensi besar di wilayah Sunset Road karena wilayah ini memiliki kontribusi besar dalam sektor pariwisata.
Presiden Direktur Bank Commonwealth Lauren Sulistiawati menandai pembukaan cabang Bank Commonwealth (Antaranews Bali/Ni Luh Rhisma/2019)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019