Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama RRI Denpasar mengadakan dialog publik bertema "Merawat Indonesia sebagai Perekat Kebangsaan" di pelataran Gereja Katedral, Renon, Bali.

Kepala LPP RRI Denpasar Sophiah Endang Widyowati di Denpasar, Jumat, mengatakan kegiatan dialog tersebut merupakan kerja sama Kemenkominfo dalam upaya menyosialisasikan ke-Indonesia-an dalam berbangsa dan bernegara.

"Peserta dialog publik ini melibatkan peserta dari kalangan pelajar, masyarakat maupun pengurus gereja setempat," ujarnya.

Sophiah Endang mengatakan dialog ini juga menghadirkan narasumber dari Kodam IX/Udayana, Asosiasi FKUB Indonesia dan Polda Bali.

Narasumber Staf Ahli Bidang Pertahanan Keamanan Kodam IX Udayana Kol. Inf. Eko Suprianto mengatakan bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku dan agama. Karena itu harus bersama-sama menjaga keutuhan bangsa Indonesia agar tercapai keamanan dan kedamaian.

"Keamanan dan kedamaian akan tercapai jika semua pemeluk agama dan masyarakat saling memberi apresiasi dan saling hormat-menghormati dalam kerangka NKRI dengan dasar negara Pancasila," ucapnya.

Baca juga: Gubernur Bali apresiasi konser kebangsaan RRI

Sementara itu, narasumber dari Polda Bali Kombes Pol. Komang Suartana mengatakan saat ini sudah mendekteksi konten-konten media sosial yang melakukan berita atau kabar bohong. Pihak keamanan melakukan pengawasan era digital ini dampak dari berkembangnya kemajuan IT, seperti pemberitaan di media sosial.

"Kami berharap kepada masyarakat untuk selalu mencerna berita-berita dengan bijak. Karena di media sosial semua orang bisa membuat berita. Namun perlu dicek kebenaran dari berita atau kabar tersebut. Apakah benar atau itu justru kabar bohong. Namun konten-konten portal yang dianggap berbahaya yang mengancam negara selalu diawasi," ujarnya.

Sedangkan narasumber Kasubdit Infokom Pelayanan dan Keamanan Kemenkominfo, Dikdik Sadaka mengatakan keberadaan media sosial memang bagian dari kemajuan teknologi informasi.

Di satu sisi berguna untuk kemajuan, namun di satu sisi juga menjadi ancaman berbangsa dan bernegara, karena bisa saja terjadi ada penyebaran kabar bohong.

"Oleh karena itu kami harapkan generasi muda dalam menghadapi dunia digital ini lebih cerdas dan cermat menyikapi keberadaan media sosial. Sehingga tatanan negara agar tetap kokoh dan bersatu dalam kerangka NKRI dan Pancasila," ucapnya.

Ketua Asosiasi FKUB Indonesia Ide Penglingsir Putra Sukahet mengharapkan masyarakat dan generasi muda tidak lengah dengan kemajuan teknologi tersebut. Keberadaan internet akan bisa berselancar ke dunia global.

Namun demikian, agar tetap pada kerangka persatuan dan kesatuan untuk mempertahankan konsensus negara, yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945.

"Konsensus negara tersebut harus diamalkan oleh semua masyarakat. Karena empat pilar itu yang mempersatuan bangsa dan negara Indonesia," ucapnya.

Baca juga: RRI tingkatkan penyiaran di 3T

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019