Destinasi wisata "Kota Terlarang Ungu" atau sering disebut dengan "Istana Terlarang", masih menjadi destinasi wisata paling menarik bagi wisatawan di Tiongkok.

"Destinasi wisata yang terletak persis di tengah kota kuno Beijing ini, setiap hari dikunjungi lebih dari 80 ribu wisatawan," kata pemandu Forbidden City, Zhai kepada delegasi wartawan Indonesia yang mengunjungi lokasi itu, Minggu.

Menurut dia, mereka yang mengunjungi istana itu umumnya adalah masyarakat Tiongkok karena rasa cinta dan penghargaan mereka terhadap sejarah dan kebudayaan.

"Istana Terlarang" merupakan istana kerajaan selama periode Dinasti Ming dan Dinasti Qing, yang dikenal juga sebagai "Museum Istana".

Baca juga: Sehari, ribuan wisatawan kunjungi Museum China

Lokasi ini memiliki luas sekitar 720,000 meter persegi. Pada areal ini terdapat 800 bangunan dan lebih dari 8.000 ruangan.

Kota Terlarang, oleh UNESCO disebut merupakan koleksi terbesar struktur kayu kuno di dunia, dan terdaftar sebagai salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1987 sebagai "Istana Kerajaan Dinasti Ming dan Qing".
Puluhan ribu pengunjung Istana Terlarang. (ANTARA FOTO/Bernadus Tokan)
Lokasi istana kerajaan berada di utara dari lapangan Tiananmen, dan dapat diakses dari lapangan tersebut melalui Gerbang Tiananmen. Lokasi tersebut dikelilingi oleh suatu wilayah luas yang disebut Kota Kerajaan.

Walaupun tidak lagi ditempati oleh kalangan bangsawan, Kota Terlarang tetap merupakan simbol dari kekuasaan Tiongkok. Gambarnya sendiri muncul pada lambang negara Republik Rakyat Tiongkok.

Zhai menambahkan, dari 800 bangunan itu, bangunan yang paling menarik bagi para wisatawan adalah bangunan yang merupakan tempat 'selir' raja.

Baca juga: Jurnalis Bali-NTB-NTT kunjungi Tiongkok

Kota Terlarang memiliki banyak nama. Di Tiongkok, lokasi tersebut umum dikenal dengan nama Gu Gong, atau "bekas istana".

Nama yang sekarang dikenal secara umum sebagai "Kota Terlarang" merupakan terjemahan dari Zijin Cheng, yang berarti "Kota Terlarang Ungu".

Disebut "Kota Terlarang" karena sebelumnya, lokasi ini hanya boleh dikunjungi keluarga kerajaan.

Delegasi wartawan Indonesia yang berasal dari Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali yang mengunjungi Tiongkok selama delapan hari berjumlah sepuluh orang.

Kunjungan ke Tiongkok itu difasilitasi oleh Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar.

Pewarta: Bernadus Tokan

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019