Rektor Undiksha, Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd. meminta mahasiswa baru Undiksha untuk menjadi mahasiswa unggul dan siap menghadapi era revolusi industri 4.0.
"Di era revolusi industri 4.0, lulusan perguruan tinggi dihadapkan sebuah tantangan, termasuk daya saing yang semakin ketat, karena hal itu juga diimbangi dengan perubahan situasi dan kondisi yang cepat dan sulit diprediksi," katanya dalam keterangan pers yang diterima di Singaraja, Rabu.
Di hadapan 2.728 calon mahasiswa baru Undiksha tahun akademik 2019/2020 yang mengikuti Orientasi Kehidupan Kampus (OKK) di kampus setempat sejak Selasa (13/8) hingga Senin (19/8) itu, ia mengharapkan mahasiswa baru untuk mempersiapkan diri sejak dini dengan meningkatkan kualitas diri dan mengedepankan sikap critical, creative, colaborative dan communicative.
"Ini yang harus dimiliki oleh mahasiswa. Harus menjadi generasi yang mencirikan era revolusi industri 4.0, diantaranya memiliki penguasaan bahasa asing, minimal bahasa Inggris dan teknologi informasi juga harus dikuasai mahasiswa. Untuk meningkatkan daya saing, mahasiswa tak hanya berkutat di dalam negeri, namun juga ke tingkat internasional," katanya.
Untuk mendukung hal tersebut, universitas dengan akreditasi A ini sudah memiliki program International Center of English Excellence. "Di kurikulum 2019, pembelajaran bahasa Inggris juga diberikan lebih banyak dari sebelumnya. Untuk pembelajaran IT, mahasiswa juga diberikan ruang. Undiksha tidak hanya mendorong saja, tetapi memberikan fasilitas," katanya.
Selain itu, mantan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Undiksha ini menjelaskan Tri Hita Karana menjadi landasan dalam mewujudkan visi Undiksha sebagai universitas unggul di Asia pada tahun 2045.
Oleh sebab itu, falsafah yang sifatnya universal tersebut harus terus digaungkan, baik dalam menjaga hubungan baik dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan dengan lingkungan. "Tri Hita Karana ini tiga penyebab kebahagiaan. Seluruh warga Undiksha harus mengingat dan mengimplentasikan itu," tegasnya.
Khusus untuk pelaksanaan OKK, Rektor Jampel melarang keras adanya aksi perpeloncoan dari panitia. Harus mengedepankan edukasi dan menunjukkan kreativitas. "Kegiatan ini harus ceria. Harus edukatif. Ini sudah dilakukan Undiksha dari beberapa tahun lalu. Semoga tahun ini bisa semakin baik lagi," katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia OKK, Made Vera Yanti mengatakan pada kegiatan tahunan ini, ada sejumlah materi yang diberikan untuk mahasiswa, mulai dari pengenalan kampus secara umum, fasilitas pendukung, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) maupun materi berkaitan dengan wawasan kebangsaan dan kepemimpinan dengan menghadirkan narasumber dari Kementerian Pertahanan.
"Kegiatannya bersifat edukasi. Tetap juga mengedepankan kedisiplinan. Untuk materi juga ada diberikan terkait Program Kreativitas Mahasiswa," jelasnya.
OKK tahun ini ada yang berbeda dari sebelumnya. Pada penutupan 19 Agustus akan dihadiri Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, sekaligus meresmikan kebun tanaman buah tropis di Kampus Jinengdalem dan mesin filterisasi air minum di kampus pusat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Di era revolusi industri 4.0, lulusan perguruan tinggi dihadapkan sebuah tantangan, termasuk daya saing yang semakin ketat, karena hal itu juga diimbangi dengan perubahan situasi dan kondisi yang cepat dan sulit diprediksi," katanya dalam keterangan pers yang diterima di Singaraja, Rabu.
Di hadapan 2.728 calon mahasiswa baru Undiksha tahun akademik 2019/2020 yang mengikuti Orientasi Kehidupan Kampus (OKK) di kampus setempat sejak Selasa (13/8) hingga Senin (19/8) itu, ia mengharapkan mahasiswa baru untuk mempersiapkan diri sejak dini dengan meningkatkan kualitas diri dan mengedepankan sikap critical, creative, colaborative dan communicative.
"Ini yang harus dimiliki oleh mahasiswa. Harus menjadi generasi yang mencirikan era revolusi industri 4.0, diantaranya memiliki penguasaan bahasa asing, minimal bahasa Inggris dan teknologi informasi juga harus dikuasai mahasiswa. Untuk meningkatkan daya saing, mahasiswa tak hanya berkutat di dalam negeri, namun juga ke tingkat internasional," katanya.
Untuk mendukung hal tersebut, universitas dengan akreditasi A ini sudah memiliki program International Center of English Excellence. "Di kurikulum 2019, pembelajaran bahasa Inggris juga diberikan lebih banyak dari sebelumnya. Untuk pembelajaran IT, mahasiswa juga diberikan ruang. Undiksha tidak hanya mendorong saja, tetapi memberikan fasilitas," katanya.
Selain itu, mantan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Undiksha ini menjelaskan Tri Hita Karana menjadi landasan dalam mewujudkan visi Undiksha sebagai universitas unggul di Asia pada tahun 2045.
Oleh sebab itu, falsafah yang sifatnya universal tersebut harus terus digaungkan, baik dalam menjaga hubungan baik dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan dengan lingkungan. "Tri Hita Karana ini tiga penyebab kebahagiaan. Seluruh warga Undiksha harus mengingat dan mengimplentasikan itu," tegasnya.
Khusus untuk pelaksanaan OKK, Rektor Jampel melarang keras adanya aksi perpeloncoan dari panitia. Harus mengedepankan edukasi dan menunjukkan kreativitas. "Kegiatan ini harus ceria. Harus edukatif. Ini sudah dilakukan Undiksha dari beberapa tahun lalu. Semoga tahun ini bisa semakin baik lagi," katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia OKK, Made Vera Yanti mengatakan pada kegiatan tahunan ini, ada sejumlah materi yang diberikan untuk mahasiswa, mulai dari pengenalan kampus secara umum, fasilitas pendukung, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) maupun materi berkaitan dengan wawasan kebangsaan dan kepemimpinan dengan menghadirkan narasumber dari Kementerian Pertahanan.
"Kegiatannya bersifat edukasi. Tetap juga mengedepankan kedisiplinan. Untuk materi juga ada diberikan terkait Program Kreativitas Mahasiswa," jelasnya.
OKK tahun ini ada yang berbeda dari sebelumnya. Pada penutupan 19 Agustus akan dihadiri Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, sekaligus meresmikan kebun tanaman buah tropis di Kampus Jinengdalem dan mesin filterisasi air minum di kampus pusat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019