Organisasi kepemudaan yang tergabung dalam Lingkar Pemuda Jembrana, berusaha menangkal paham radikalisme dan khilafah dengan menggelar dialog kebangsaan.
"Menjaga keutuhan NKRI dan merawat cinta terhadap Tanah Air adalah tugas semua elemen masyarakat. Pengkhianatan atas komitmen kebangsaan adalah musuh bagi patriotisme dan kebhinnekaan, yang selama ini dijunjung oleh masyarakat lintas generasi," kata Sabarudin Indra Wijaya, selaku penanggung jawab dialog kebangsaan di aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jembrana, Bali, Rabu.
Ia mengatakan, semakin maraknya ide-ide khilafah yang meracuni generasi muda, dengan mudah menghapus semangat nasionalisme yang diwariskan pendiri bangsa, dengan mempertanyakan bahkan menyalahkan apa yang diwariskan tersebut.
Untuk mengatasi merebaknya paham yang bertentangan dengan nasionalisme warisan pendiri bangsa tersebut, katanya, dibutuhkan upaya terpadu dari masyarakat serta pemerintah, untuk menangkal ide-ide khilafah secara sistematis.
"Diperlukan pendampingan dan pemahaman sampai kedalam sistem kehidupan bergangsa dan bernegara, dalam lingkup masyarakat dan keluarga dengan malahirkan kebijakan-kebijakan yang menangkal ide-ide khilafah," katanya.
Menurutnya, Lingkar Pemuda Jembrana mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo yang melarang dan mencabut izin organisasi yang mengusung ide khilafah, sehingga konflik sosial yang mengatasnamakan ideologi tertentu di masyarakat bisa dicegah.
Meskipun sudah ada larangan terhadap organisasi yang mengusung ideologi khilafah, menurutnya, masih dibutuhkan gerakan lanjutan untuk menumbuhkan kesadaran generasi muda atas ide-ide yang merusak bangsa tersebut.
"Karena itu, kami dari Lingkar Pemuda Jembrana (LPJ) mencoba merancang sebuah dialog pencerahan untuk menumbuhkan rasa cinta pada bangsa ini, agar lebih produktif ke arah pembangunan bangsa," katanya.
Baca juga: Milenial dalam "jebakan" Khilafah-Syariah
Sedangkan Ketua Panitia Dialog Kebangsaan M. Zainul Fikri mengatakan, dengan mengangkat peran empat konsensus kebangsaan untuk mencegah berkembangnya paham khilafah, pihaknya berharap kegiatan ini bisa menanamkan rasa cinta tanah air.
Dengan menghadirkan Komandan Kodim 1617 Jembrana Letnan Kolonel Kavaleri Djefri Marsono Hanok, Kepala Seksi Pendidikan Islam, Kantor Kementerian Agama Jembrana Sukur dan akademisi Rifqil Halim, dialog ini mengundang Badan Eksekutif Mahasiswa di Jembrana, organisasi kepemudaan serta organisasi keagamaan seperti GP Ansor.
Baca juga: Ikhtiar Pemerintah Hadang "Bughot"
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Menjaga keutuhan NKRI dan merawat cinta terhadap Tanah Air adalah tugas semua elemen masyarakat. Pengkhianatan atas komitmen kebangsaan adalah musuh bagi patriotisme dan kebhinnekaan, yang selama ini dijunjung oleh masyarakat lintas generasi," kata Sabarudin Indra Wijaya, selaku penanggung jawab dialog kebangsaan di aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jembrana, Bali, Rabu.
Ia mengatakan, semakin maraknya ide-ide khilafah yang meracuni generasi muda, dengan mudah menghapus semangat nasionalisme yang diwariskan pendiri bangsa, dengan mempertanyakan bahkan menyalahkan apa yang diwariskan tersebut.
Untuk mengatasi merebaknya paham yang bertentangan dengan nasionalisme warisan pendiri bangsa tersebut, katanya, dibutuhkan upaya terpadu dari masyarakat serta pemerintah, untuk menangkal ide-ide khilafah secara sistematis.
"Diperlukan pendampingan dan pemahaman sampai kedalam sistem kehidupan bergangsa dan bernegara, dalam lingkup masyarakat dan keluarga dengan malahirkan kebijakan-kebijakan yang menangkal ide-ide khilafah," katanya.
Menurutnya, Lingkar Pemuda Jembrana mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo yang melarang dan mencabut izin organisasi yang mengusung ide khilafah, sehingga konflik sosial yang mengatasnamakan ideologi tertentu di masyarakat bisa dicegah.
Meskipun sudah ada larangan terhadap organisasi yang mengusung ideologi khilafah, menurutnya, masih dibutuhkan gerakan lanjutan untuk menumbuhkan kesadaran generasi muda atas ide-ide yang merusak bangsa tersebut.
"Karena itu, kami dari Lingkar Pemuda Jembrana (LPJ) mencoba merancang sebuah dialog pencerahan untuk menumbuhkan rasa cinta pada bangsa ini, agar lebih produktif ke arah pembangunan bangsa," katanya.
Baca juga: Milenial dalam "jebakan" Khilafah-Syariah
Sedangkan Ketua Panitia Dialog Kebangsaan M. Zainul Fikri mengatakan, dengan mengangkat peran empat konsensus kebangsaan untuk mencegah berkembangnya paham khilafah, pihaknya berharap kegiatan ini bisa menanamkan rasa cinta tanah air.
Dengan menghadirkan Komandan Kodim 1617 Jembrana Letnan Kolonel Kavaleri Djefri Marsono Hanok, Kepala Seksi Pendidikan Islam, Kantor Kementerian Agama Jembrana Sukur dan akademisi Rifqil Halim, dialog ini mengundang Badan Eksekutif Mahasiswa di Jembrana, organisasi kepemudaan serta organisasi keagamaan seperti GP Ansor.
Baca juga: Ikhtiar Pemerintah Hadang "Bughot"
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019