Pasangan ganda putra Sabar Karyaman Gutama/Frengky Wijaya Putra harus mengakui keunggulan Yuta Watanabe/Hiroyuki Endo pada babak pertama Thailand Open 2019.
Sabar/Frengky bermain kurang sabar sehingga bisa dikalahkan pasangan peringkat lima dunia asal Jepang itu dengan 13-21, 13-21.
"Kami bermain terlalu buru-buru, sementara pertahanan lawan sangat alot. Kami usaha untuk kontrol tapi banyak melakukan kesalahan sendiri karena kurang sabar. Watanabe/Endo memang pertahanannya paling rapat dibanding pasangan yang lain," kata Sabar dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Pertahanan yang solid dari Watanabe/Endo menjadi penghalang utama yang dihadapi Sabar/Frengky dalam pertandingan hari ini di Huamark Indoor Stadium.
"Kami sudah coba ubah permainan di gim kedua dan lebih aman, tapi lawan lebih sabar dan lebih siap," ujar Frengky.
Saat tertinggal jauh pada gim kedua, Sabar/Frengky disemangati kedua pelatihnya, Herry Iman Pierngadi dan Aryono Miranat.
Baca juga: Indonesia sabet gelar di Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Asia
Baca juga: Atlet Lee Chong Wei pensiun dari bulu tangkis
Kedua pelatih menyebut mereka masih muda dan jangan pernah menyerah sebelum pertandingan selesai, tetap fokus untuk mendapat poin satu per satu.
Sabar/Frengky yang berperingkat 52 dunia berharap bisa meningkatkan prestasi dan penampilan, apalagi prestasi ganda putra Indonesia sekarang tengah menanjak, ditandai dengan dua final turnamen level elit yang dikuasai Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
"Tentu mau sekali mengejar Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan, mereka adalah salah satu idola saya. Kalau dari kami, yang harus ditingkatkan itu power, ketenangan dan jam terbangnya," ungkap Sabar.
"Kalau saya, mau mencontoh dari kepribadian mereka dan cara mereka berlatih. Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan itu latihannya fokus sekali, kalau di lapangan bisa total, benar-benar seratus persen," timpal Frengky.
Setelah Thailand Open 2019, Sabar/Frengky akan mengikuti Chinese Taipei Open 2019 BWF World Tour Super 300 awal September mendatang. Mereka berharap tahun ini menembus tiga puluh besar dunia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Sabar/Frengky bermain kurang sabar sehingga bisa dikalahkan pasangan peringkat lima dunia asal Jepang itu dengan 13-21, 13-21.
"Kami bermain terlalu buru-buru, sementara pertahanan lawan sangat alot. Kami usaha untuk kontrol tapi banyak melakukan kesalahan sendiri karena kurang sabar. Watanabe/Endo memang pertahanannya paling rapat dibanding pasangan yang lain," kata Sabar dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Pertahanan yang solid dari Watanabe/Endo menjadi penghalang utama yang dihadapi Sabar/Frengky dalam pertandingan hari ini di Huamark Indoor Stadium.
"Kami sudah coba ubah permainan di gim kedua dan lebih aman, tapi lawan lebih sabar dan lebih siap," ujar Frengky.
Saat tertinggal jauh pada gim kedua, Sabar/Frengky disemangati kedua pelatihnya, Herry Iman Pierngadi dan Aryono Miranat.
Baca juga: Indonesia sabet gelar di Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Asia
Baca juga: Atlet Lee Chong Wei pensiun dari bulu tangkis
Kedua pelatih menyebut mereka masih muda dan jangan pernah menyerah sebelum pertandingan selesai, tetap fokus untuk mendapat poin satu per satu.
Sabar/Frengky yang berperingkat 52 dunia berharap bisa meningkatkan prestasi dan penampilan, apalagi prestasi ganda putra Indonesia sekarang tengah menanjak, ditandai dengan dua final turnamen level elit yang dikuasai Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
"Tentu mau sekali mengejar Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan, mereka adalah salah satu idola saya. Kalau dari kami, yang harus ditingkatkan itu power, ketenangan dan jam terbangnya," ungkap Sabar.
"Kalau saya, mau mencontoh dari kepribadian mereka dan cara mereka berlatih. Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan itu latihannya fokus sekali, kalau di lapangan bisa total, benar-benar seratus persen," timpal Frengky.
Setelah Thailand Open 2019, Sabar/Frengky akan mengikuti Chinese Taipei Open 2019 BWF World Tour Super 300 awal September mendatang. Mereka berharap tahun ini menembus tiga puluh besar dunia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019