TNI Angkatan Darat menggelar latihan bersama dengan Tentera Darat Malaysia (TDM) dan Angkatan Darat Philipina di Tarakan, Kalimantan Utara mulai Senin 29/7 hingga 8 Agustus mendatang.
“Kita diwakili Batalyon Infanteri Raider 613 Raja Alam,” kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) VI Mulawarman Kolonel Kavaleri Dino Martino di Balikpapan, Senin malam.
Menurut Kapendam Martino, latihan bersama ini merupakan lanjutan kegiatan serupa di tahun 2018.
Selama dua pekan ini, para serdadu Angkatan Darat dari ketiga negara dengan jumlah seluruhnya 180 orang berlatih berkerjasama dalam menangkap terorisme dan kejahatan lintas negara lainnya seperti penyelundupan narkoba ataupun penyelundupan orang atau imigran ilegal.
Mereka berlatih tembak reaksi, tembak tepat, pertempuran jarak dekat menyerbu pemukiman, patroli keamanan, penembak runduk, dan operasi penyelamatan tempur-baru (neo-combatant evacuation operation, NEO).
“Setiap parjurit harus memiliki motivasi yang tinggi dan penguasaan taktik dan teknik pertempuran yang mumpuni untuk memenangkan pertarungan dan pertempuran,” kata Dirjen Strahan Kemenhan RI Mayjen TNI Rizerius Eko HS yang membuka acara.
Aplikasi dari latihan bersama ini juga koordinasi. Menurut Mayjen Rizerius,
Apabila ada pembajakan kapal laut di wilayah Indonesia dan kemudian dibawa masuk perbatasan Malaysia atau Philipina maka patroli Indonesia akan berkoordinasi dengan patroli Malaysia atau Philipina untuk menghadang atau menangkap kapal tersebut.
Kasdam VI Mulawarman Brigjen TNI Ricard Tampubolon yang mewakili Panglima Mayjen TNI Subiyanto menyebutkan bahwa latihan bersama ini juga kesempatan berharga bagi para prajurit Yonif Raja Alam untuk meningkatkan profesionalisme selain menambah kawan.
“Kami harapkan latihan bersama ini membuat para prajurit dari ketiga negara dapat bekerjasama sehingga mampu menyelesaikan masalah-masalah yang ada di lapangan,” kata Kasdam Ricard.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019