Duta Besar Hongaria untuk Indonesia Judith Patch mengatakan Bali semakin terkenal di Hongaria dan telah menjadi salah satu tujuan wisata yang kian diperhitungkan oleh warga negara itu untuk tempat liburan.
"Untuk itu, kerja sama dan promosi perlu kita tingkatkan dan minimal dipertahankan yang telah berjalan," kata Juditch Patch dalam acara diskusi bertemakan "Meet and Greet with Ambassador Embassy of Hungary", di Kuta, Kabupaten Badung, Jumat malam.
Dia menambahkan, meskipun "Hungary Airline" belum bisa tembus melalui penerbangan langsung ke Bali, namun sudah banyak alternatif penerbangan melalui Qatar, Emirates dan Turkish Airline dengan penerbangan yang rutin dan lebih ekonomis untuk warga Hongaria.
Konsul Kehormatan Hongaria dan juga Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Badung Agung Rai Suryawijaya menambahkan tingkat kunjungan wisatawan Eropa telah meningkat dengan rata-rata persentase 4-6 persen semester I/2019 dibandingkan dengan semester yang sama pada 2018.
Peningkatan ini merupakan indikator yang positif dan upaya promosi harus tetap kita gencarkan untuk memberikan stimulus yang lebih besar bagi pangsa pasar Eropa.
"Kita dalam status yang siaga, karena persaingan yang begitu ketatnya dan ditambahkan kondisi Bali yang baru saja recovery dari erupsi Gunung Agung dan pasca-Pilpres 2019, mengharuskan kita untuk lebih sigap dalam menangkis pemberitaan negatif dan menunjukkan bahwa Indonesia dan Bali aman untuk dikunjungi," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Rai Suryawijaya juga mengharapkan kerja sama yang menguntungkan antara Indonesia dan Hongaria bisa diperkuat dan dapat diimplementasikan dalam langkah nyata, salah satunya dengan berinvestasi atau menyiapkan hal-hal yang tidak bisa diproduksi di Bali yang dapat mempermudah "stakeholder" pariwisata Bali dalam memberikan pelayanan yang berkelas dunia.
Ketua Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) Chapter Bali I Nyoman Astama menyampaikan bahwa Bali selain akan memperkuat "local genius"nya dalam sisi produk, tentunya juga masih memerlukan dukungan produk luar sebagai sarana pendukung, karena Bali tetap di-branding juga sebagai destinasi kuliner kelas dunia.
"Kita tetap memerlukan support produk impor yang tidak bisa kita produksi di Indonesia dan Bali," ucapnya.
Nyoman Astama mengapresiasi upaya-upaya yang diberikan oleh Dubes dan Konsul Kehormatan Hongaria dalam memfasilitasi kebutuhan pariwisata, menuju pariwisata Bali yang berkualitas, berbudaya dan berkelanjutan.
Pada acara tersebut juga hadir Dr Viktor Loso, CEO Mirelite Mirsa Co, Ltd yang merupakan salah satu perusahan terbesar produk makanan beku Eropa yang telah melakukan ekspor ke-43 negara.
Perusahaan tersebut ingin membantu dalam penyediaan bahan material makanan yang dibutuhkan Bali, khususnya material yang tidak diproduksi di Bali atau di Indonesia. Produk ini dibutuhkan sebagai sarana pendukung menu-menu kelas dunia yang telah dipasarkan di Bali.
Turut pula hadir sejumlah tokoh pariwisata yang merupakan top executive hotelier dari Indonesian Hotel General Manager Chapter Bali seperti Ramia Adnyana,Yoga Iswara, I Gusti Agung Ngurah Darma Suyasa, Gede Ricky Sukarta, Agus Suananda, Yati Artini, Fransiska Handoko, dan Astika Parwata.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Untuk itu, kerja sama dan promosi perlu kita tingkatkan dan minimal dipertahankan yang telah berjalan," kata Juditch Patch dalam acara diskusi bertemakan "Meet and Greet with Ambassador Embassy of Hungary", di Kuta, Kabupaten Badung, Jumat malam.
Dia menambahkan, meskipun "Hungary Airline" belum bisa tembus melalui penerbangan langsung ke Bali, namun sudah banyak alternatif penerbangan melalui Qatar, Emirates dan Turkish Airline dengan penerbangan yang rutin dan lebih ekonomis untuk warga Hongaria.
Konsul Kehormatan Hongaria dan juga Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Badung Agung Rai Suryawijaya menambahkan tingkat kunjungan wisatawan Eropa telah meningkat dengan rata-rata persentase 4-6 persen semester I/2019 dibandingkan dengan semester yang sama pada 2018.
Peningkatan ini merupakan indikator yang positif dan upaya promosi harus tetap kita gencarkan untuk memberikan stimulus yang lebih besar bagi pangsa pasar Eropa.
"Kita dalam status yang siaga, karena persaingan yang begitu ketatnya dan ditambahkan kondisi Bali yang baru saja recovery dari erupsi Gunung Agung dan pasca-Pilpres 2019, mengharuskan kita untuk lebih sigap dalam menangkis pemberitaan negatif dan menunjukkan bahwa Indonesia dan Bali aman untuk dikunjungi," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Rai Suryawijaya juga mengharapkan kerja sama yang menguntungkan antara Indonesia dan Hongaria bisa diperkuat dan dapat diimplementasikan dalam langkah nyata, salah satunya dengan berinvestasi atau menyiapkan hal-hal yang tidak bisa diproduksi di Bali yang dapat mempermudah "stakeholder" pariwisata Bali dalam memberikan pelayanan yang berkelas dunia.
Ketua Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) Chapter Bali I Nyoman Astama menyampaikan bahwa Bali selain akan memperkuat "local genius"nya dalam sisi produk, tentunya juga masih memerlukan dukungan produk luar sebagai sarana pendukung, karena Bali tetap di-branding juga sebagai destinasi kuliner kelas dunia.
"Kita tetap memerlukan support produk impor yang tidak bisa kita produksi di Indonesia dan Bali," ucapnya.
Nyoman Astama mengapresiasi upaya-upaya yang diberikan oleh Dubes dan Konsul Kehormatan Hongaria dalam memfasilitasi kebutuhan pariwisata, menuju pariwisata Bali yang berkualitas, berbudaya dan berkelanjutan.
Pada acara tersebut juga hadir Dr Viktor Loso, CEO Mirelite Mirsa Co, Ltd yang merupakan salah satu perusahan terbesar produk makanan beku Eropa yang telah melakukan ekspor ke-43 negara.
Perusahaan tersebut ingin membantu dalam penyediaan bahan material makanan yang dibutuhkan Bali, khususnya material yang tidak diproduksi di Bali atau di Indonesia. Produk ini dibutuhkan sebagai sarana pendukung menu-menu kelas dunia yang telah dipasarkan di Bali.
Turut pula hadir sejumlah tokoh pariwisata yang merupakan top executive hotelier dari Indonesian Hotel General Manager Chapter Bali seperti Ramia Adnyana,Yoga Iswara, I Gusti Agung Ngurah Darma Suyasa, Gede Ricky Sukarta, Agus Suananda, Yati Artini, Fransiska Handoko, dan Astika Parwata.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019