Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore melemah dipicu sentimen eksternal.

Rupiah melemah 12 poin atau 0,09 persen menjadi Rp13.997 per dolar AS dari sebelumnya Rp13.985 per dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Rabu, mengatakan, pelemahan rupiah akibat dari penguatan dolar seiring bank sentral AS The Fed yang kemungkinan tidak akan terlalu agresif dalam menurunkan suku bunga acuan.

Pekan lalu, pasar sempat yakin The Fed akan memangkas suku bunga acuan hingga 50 basis poin (bps) dalam pertemuan akhir bulan ini. Namun ekspektasi itu mereda dan penurunan 25 basis poin dirasa lebih masuk akal.

"Sentimen ini menjadi pendorong utama penguatan dolar AS sejak awal pekan. Semakin dekat ke pelaksanaan rapat  Federal Open Market Committee (FOMC), persepsi tersebut semakin kuat sehingga dolar AS terus bertenaga," ujar Ibrahim.

Selain itu, dari eksternal lainnya, Washington pada Selasa (23/7) lalu mencapai kesepakatan antara pemerintah dan Kongres AS mengenai batas pagu utang untuk dua tahun ke depan, sehingga tidak akan ada lagi penutupan atau "shutdown" pemerintahan AS di tahun ini.

Para analis berpendapat peningkatan pinjaman AS akan memperketat pasokan uang dalam sistem perbankan Negeri Paman Sam dan pada gilirannya mendukung dolar.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp13.993 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.991 per dolar AS hingga Rp14.023 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.011 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.963 per dolar AS.
 

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019