DPR RI melalui Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) mengunjungi The Industry Federation of the State of Rio de Janeiro (FIRJAN) atau Kadin Brazil, di Rio de Jeneiro, Brazil, untuk mendorong kerja sama RI-Brazil.

Ketua Delegasi GKSB DPR RI, Mukhammad Misbakhun, di Jakarta, Jumat, mengatakan kunjungan Delegasi GKSB ke FIRJAN, dalam rangkaian kunjungan kerja ke Brazil, pada 8-11 Juli 2019, guna menguatkan kerja sama bilateral antar-parlemen Brazil dan Indonesia.

Delegasi GKSB, kata dia, juga mengunjungi FIRJAN atau Kadin Brazil, untuk mendorong peningkatan kerja sama Indonesia-Brazil, di bidang perdagangan dan industri.

Pada pertemuan tersebut dilakukan dialog dua delegasi. Dari Delegasi GKSB DPR RI dipimpin oleh Anggota Komisi XI DPR RI, Mukhammad Misbakhun, sedangkan dari FIRJAN Brazil dipimpin oleh Ketua FIRJAN Fredico Araujo.

"FIRJAN adalah lembaga perdagangan seperti Kadin di Indonesia. Kunjungan GKSB DPR ke FIRJAN, merupakan bagian upaya untuk mendorong peningkatan kerja sama RI-Brazil," kata Misbakhun.

Menurut dia, kerja sama RI-Brazil tersebut meliputi, pemerintah dan pemerintah, parlemen dan parlemen, bisnis dan bisnis, hingga orang dan orang.

Baca juga: Anggota DPR: Bali jadi inspirasi parlemen dunia
Baca juga: Pertemuan Forum Parlemen Dunia Hasilkan "Deklarasi Bali"

Politisi Partai Golkar ini menambahkan, FIRJAN atau Kadin berfungsi sebagai sarana penghubung antara pengusaha swasta dan asing, termasuk dengan pemerintah bagi kemajuan sektor perdagangan dan industri dalam maupun luar negeri.

Pada kunjungan tersebut, menurut Misbakhun, FIRJAN merespons positif kunjungan GKSB DPR RI. Merujuk pada paparan Frederico Araujo di hadapan Delegasi GKSB DPR, Misbakhun mengungkapkan, bahwa Brazil dan Indonesia sama-sama memiliki wilayah besar dengan penduduk masing-masing di atas 200 juta jiwa.

“Pasti kita bisa meningkatkan kerja sana di semua bidang, baik politik, pertahanan, ekonomi, sosial dan budaya. Kita pasti dapat bekerja sama dan berdialog,” ujar Misbakhun mengutip Araujo.

Dalam pertemuan itu juga Araujo menjelaskan, potensi tentang grafena yang belum banyak dikenal. Material langka itu memiliki banyak kegunaan bagi masa depan, antara lain untuk baterai, layar sentuh, layar transparan sekuat baja, panel surya, pendeteksi bahan peledak, bahan anti-peluru, hingga produksi air minum.

Saat ini 80 persen material grafena ada di Tiongkok. "Dari hasil penelitian, selebihnya 20 persen ada di Brazil dan Indonesia," kata Misbakhun menirukan Araujo.

Baca juga: Ketua DPRD Bali Sambut Program "Parlemen Digital"
Baca juga: Pilar-pilar Gedung Parlemen dihiasi motif batik Bali

Pewarta: Riza Harahap

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019