Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar menyatakan siswa yang lulus daftar penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat SMP sebanyak 5.340 siswa.
Kepala Disdikpora Denpasar Wayan Gunawan di Denpasar, Jumat, mengatakan pelaksanaan PPDB sudah berjalan lancar dari seluruh tahapan seleksi yang dimulai dari tahapan verifikasi hingga diumumkan secara resmi pada Jumat.
Ia mengatakan formasi yang lulus PPDB tersebut tersebar 13 SMP negeri yakni SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMPN 4, SMPN 5, SMPN 7, SMPN 8, SMPN 9, SMPN 10, SMPN 11, dan SMPN 12 Denpasar masing-masing menerima sebanyak 420 siswa, sedangkan SMPN 6 Denpasar menerima 440 siswa dan SMPN 13 menerima 280 siswa.
Berdasarkan data, kata Gunawan, dari keseluruhan jumlah yang lulus tersebut terdiri atas 1.463 siswa diterima melalui jalur lingkungan jarak terdekat, 167 siswa melalui jalur siswa kurang mampu, 17 siswa melalui jalur perpindahan orang tua, 3.092 lewat jalur zona kawasan dan zona kawasan berbasis NUSBN, 601 siswa melalui jalur prestasi dan penghargaan pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB).
Lebih lanjut Gunawan menyampaikan, seluruh tahapan PPDB tingkat SMP Kota Denpasar tahun 2019 telah secara transparan dan akuntabel. Dan seluruh masyarakat dapat mengikuti secara langsung seluruh tahapan. Sehingga, walaupun belum dapat memfasilitasi seluruh keinginan masyarakat, pelaksanaan PPDB ini dirasa sudah maksimal.
"Tentunya kami sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung suksesnya pelaksanaan PPDB Tingkat SMP di Kota Denpasar tahun 2019, termasuk para orang tua siswa yang senantiasa memberikan masukan dan dukungan," ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan, adanya perbedaan penerimaan di atas berkaitan dengan daya tampung sekolah dan ketersediaan ruang belajar yang disesuaikan dengan kondisi sekolah. Gunawan menghimbau kepada siswa yang tidak diterima di sekolah negeri, diminta tak perlu berkecil hati. Ia menyarankan sekolah swasta bisa menjadi alternatif terakhir untuk tetap mengenyam pendidikan. Sehingga tidak ada kata anak-anak tidak bisa sekolah.
Gunawan menegaskan, sampai saat ini belum ada SMP swasta yang menutup pendaftaran siswa baru. Sekolah swasta, kata Gunawan, juga diberi kebijakan untuk memaksimalkan daya tampung yakni maksimal 40 siswa per kelas.
"Kami yakin, banyak sekolah swasta yang memiliki kualitas bagus di Denpasar," ujar Gunawan
Gunawan menjelaskan bahwa berkenaan biaya sekolah di swasta sudah diantisipasi oleh Pemkot Denpasar. Di antaranya melalui subsidi pemerintah lewat bantuan operasional sekolah (BOS) yang diharapkan bisa menekan operasional sekolah, sehingga berdampak pada turunnya biaya administrasi yang dikeluarkan setiap siswa.
Di samping itu, kata dia, pemerintah pusat juga telah menyiapkan bantuan bagi siswa kurang mampu melalui program Kartu Indonesia Pintar (KIP).
"Kami juga sudah mengingatkan ke sekolah (swasta), kalau memang benar-benar tidak mampu bisa digratiskan. Tentunya namanya sekolah swasta kan tidak bisa terlalu banyak, mungkin berapa persen," ucapnya.
Terkait kualitas pendidikannya, Gunawan menjamin sekolah swasta di Denpasar tidak perlu diragukan. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, lulusan sekolah swasta mampu bersaing dengan sekolah negeri. Jika dilihat dari peringkat nilai rata-rata UN yang diperoleh, SMP swasta di Denpasar justru melejit sejak tiga tahun terakhir.
Tahun 2016, dari data 10 besar sekolah SMP di Bali yang meraih nilai UN tertinggi, jumlah sekolah swasta di Denpasar yang masuk cuma dua sekolah. Tahun 2017 masih sama. Namun tahun 2018, sekolah swasta yang masuk 10 besar bertambah menjadi tiga sekolah.
Pada tahun 2019, jumlah sekolah swasta di Denpasar yang masuk 10 besar tingkat Provinsi Bali sebanyak empat sekolah. Adalah SMP AMI Denpasar, SMP Taman Rama Denpasar, SMP Kalam Kudus, dan SMP PGRI 8 Denpasar.
"SMP PGRI di Denpasar juga memiliki kualitas yang sangat bagus. Seperti SMP PGRI 3 Denpasar yang mendapat apresiasi dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya Bakar, sebagai sekolah hijau dan pemerhati lingkungan, termasuk juga SMP PGRI 2 Denpasar sebagai sekolah yang sangat peduli dengan seni, budaya dan kemajuan IT, SMP PGRI 5 Denpasar yang berprestasi di bidang olahraga dan seni," ujarnya.
Menurut dia, dalam menuntut ilmu orang tua jangan hanya sekadar melihat status sekolah tersebut negeri atau swasta. Namun, bagaimana pola pendidikan yang diterapkan di sekolah tersebut sehingga mampu mengembangkan kreativitas siswa menjadi cerdas.
"Selain itu, peran orang tua juga diharapkan ikut mendampingi anaknya dalam belajar, serta terus memberikan motivasi anak-anak dalam belajar saat menganyam pendidikan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Kepala Disdikpora Denpasar Wayan Gunawan di Denpasar, Jumat, mengatakan pelaksanaan PPDB sudah berjalan lancar dari seluruh tahapan seleksi yang dimulai dari tahapan verifikasi hingga diumumkan secara resmi pada Jumat.
Ia mengatakan formasi yang lulus PPDB tersebut tersebar 13 SMP negeri yakni SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMPN 4, SMPN 5, SMPN 7, SMPN 8, SMPN 9, SMPN 10, SMPN 11, dan SMPN 12 Denpasar masing-masing menerima sebanyak 420 siswa, sedangkan SMPN 6 Denpasar menerima 440 siswa dan SMPN 13 menerima 280 siswa.
Berdasarkan data, kata Gunawan, dari keseluruhan jumlah yang lulus tersebut terdiri atas 1.463 siswa diterima melalui jalur lingkungan jarak terdekat, 167 siswa melalui jalur siswa kurang mampu, 17 siswa melalui jalur perpindahan orang tua, 3.092 lewat jalur zona kawasan dan zona kawasan berbasis NUSBN, 601 siswa melalui jalur prestasi dan penghargaan pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB).
Lebih lanjut Gunawan menyampaikan, seluruh tahapan PPDB tingkat SMP Kota Denpasar tahun 2019 telah secara transparan dan akuntabel. Dan seluruh masyarakat dapat mengikuti secara langsung seluruh tahapan. Sehingga, walaupun belum dapat memfasilitasi seluruh keinginan masyarakat, pelaksanaan PPDB ini dirasa sudah maksimal.
"Tentunya kami sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung suksesnya pelaksanaan PPDB Tingkat SMP di Kota Denpasar tahun 2019, termasuk para orang tua siswa yang senantiasa memberikan masukan dan dukungan," ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan, adanya perbedaan penerimaan di atas berkaitan dengan daya tampung sekolah dan ketersediaan ruang belajar yang disesuaikan dengan kondisi sekolah. Gunawan menghimbau kepada siswa yang tidak diterima di sekolah negeri, diminta tak perlu berkecil hati. Ia menyarankan sekolah swasta bisa menjadi alternatif terakhir untuk tetap mengenyam pendidikan. Sehingga tidak ada kata anak-anak tidak bisa sekolah.
Gunawan menegaskan, sampai saat ini belum ada SMP swasta yang menutup pendaftaran siswa baru. Sekolah swasta, kata Gunawan, juga diberi kebijakan untuk memaksimalkan daya tampung yakni maksimal 40 siswa per kelas.
"Kami yakin, banyak sekolah swasta yang memiliki kualitas bagus di Denpasar," ujar Gunawan
Gunawan menjelaskan bahwa berkenaan biaya sekolah di swasta sudah diantisipasi oleh Pemkot Denpasar. Di antaranya melalui subsidi pemerintah lewat bantuan operasional sekolah (BOS) yang diharapkan bisa menekan operasional sekolah, sehingga berdampak pada turunnya biaya administrasi yang dikeluarkan setiap siswa.
Di samping itu, kata dia, pemerintah pusat juga telah menyiapkan bantuan bagi siswa kurang mampu melalui program Kartu Indonesia Pintar (KIP).
"Kami juga sudah mengingatkan ke sekolah (swasta), kalau memang benar-benar tidak mampu bisa digratiskan. Tentunya namanya sekolah swasta kan tidak bisa terlalu banyak, mungkin berapa persen," ucapnya.
Terkait kualitas pendidikannya, Gunawan menjamin sekolah swasta di Denpasar tidak perlu diragukan. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, lulusan sekolah swasta mampu bersaing dengan sekolah negeri. Jika dilihat dari peringkat nilai rata-rata UN yang diperoleh, SMP swasta di Denpasar justru melejit sejak tiga tahun terakhir.
Tahun 2016, dari data 10 besar sekolah SMP di Bali yang meraih nilai UN tertinggi, jumlah sekolah swasta di Denpasar yang masuk cuma dua sekolah. Tahun 2017 masih sama. Namun tahun 2018, sekolah swasta yang masuk 10 besar bertambah menjadi tiga sekolah.
Pada tahun 2019, jumlah sekolah swasta di Denpasar yang masuk 10 besar tingkat Provinsi Bali sebanyak empat sekolah. Adalah SMP AMI Denpasar, SMP Taman Rama Denpasar, SMP Kalam Kudus, dan SMP PGRI 8 Denpasar.
"SMP PGRI di Denpasar juga memiliki kualitas yang sangat bagus. Seperti SMP PGRI 3 Denpasar yang mendapat apresiasi dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya Bakar, sebagai sekolah hijau dan pemerhati lingkungan, termasuk juga SMP PGRI 2 Denpasar sebagai sekolah yang sangat peduli dengan seni, budaya dan kemajuan IT, SMP PGRI 5 Denpasar yang berprestasi di bidang olahraga dan seni," ujarnya.
Menurut dia, dalam menuntut ilmu orang tua jangan hanya sekadar melihat status sekolah tersebut negeri atau swasta. Namun, bagaimana pola pendidikan yang diterapkan di sekolah tersebut sehingga mampu mengembangkan kreativitas siswa menjadi cerdas.
"Selain itu, peran orang tua juga diharapkan ikut mendampingi anaknya dalam belajar, serta terus memberikan motivasi anak-anak dalam belajar saat menganyam pendidikan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019