Gianyar (Antara Bali) - Para pengrajin perak di Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, kebanyakan beralih profesi karena tidak mampu membeli bahan baku perak yang masih mahal.

"Kami sudah tidak bisa bekerja lagi, usaha kecil kami sudah tutup tiga bulan lalu," kata I Wayan Budi seorang pengrajin perak asal Desa Singapadu, Minggu.

Di sisi lain di pasaran harga perak sudah turun dari harga semula Rp12.000/gram kini menjadi Rp9.000 pergramnya.

Penurunan itu menurut Budi tak berpengaruh karena pengrajin masih merasakan harga mahal. Sebagai gambaran para wisatawan asing maupun domestik tidak mau membeli perak mahal.

Walaupun harga bahan baku naik, mereka tidak peduli yang penting kalau memang kerajinan itu dihargai Rp 10 ribu mereka tidak mau membeli kalau harganya diatas Rp 10 ribu.

"Kalau saja dalam meproduksi satu kerajinan tangan menelan biaya Rp10 ribu itu artinya sama juga bohong kami memproduksi kerajinan, khan lebih baik tutup," jelasnya.*

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011