Dinas Pendidikan Provinsi Bali meminta pihak SMA/SMK negeri di daerah itu untuk melakukan verifikasi atau pengecekan ke lapangan terkait kebenaran surat keterangan domisili yang dilampirkan dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun pelajaran 2019/2020.
"Hal ini untuk antisipasi, jangan sampai menggunakan surat keterangan domisili bodong. Jangan sampai kita kecolongan," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali Ketut Ngurah Boy Jayawibawa di sela-sela memantau pendaftaran PPDB SMA/SMK negeri untuk jalur zonasi di SMAN 2 Denpasar, Jumat.
Upaya cek lapangan surat keterangan domisili langsung ke rumah-rumah calon siswa tersebut dilakukan berbekal pengalaman PPDB tahun lalu karena banyak ditemukan surat keterangan tidak mampu atau surat miskin yang datanya tidak benar.
"Dengan sudah dicek kebenarannya sehingga saat pengumuman bisa jelas, jangan sampai ada yang menggunakan domisili, tetapi kenyataannya tidak tinggal di sana. Tim dari sekolah dengan dibantu pihak lingkungan setempat, akan mengecek langsung ke rumah-rumah calon siswa," ucapnya.
Dari sejumlah SMA dan SMK di Denpasar yang dipantau, penggunaan surat keterangan domisili tidak terlalu signifikan.
Boy mencontohkan untuk satu sekolah, dari 400 siswa yang mendaftar, hanya 25 orang yang menggunakan surat keterangan domisili. "Memang tidak banyak, namun akan tetap dicek untuk memastikan," ujarnya.
Baca juga: Disdik Bali pantau PPDB pada tiga SMA
Baca juga: Disdikpora Denpasar lakukan verifikasi faktual PPDB
Kepala Disdik Bali beserta jajarannya, pada hari pertama PPDB jalur zonasi melakukan pantauan ke SMAN 1 Denpasar, SMAN 2 Denpasar, dan SMAN 7 Denpasar. Selain itu juga memantau pelaksanaan PPDB di SMKN 1 Denpasar, SMKN 3 Denpasar, dan SMKN 5 Denpasar.
"Dari hasil pantauan kami, memang jumlah pendaftar untuk hari pertama ini lumayan ramai, tetapi tidak sampai terjadi keributan. Di SMAN 7 Denpasar hingga siang sudah ada 650 yang mengambil nomor antrean dan di SMAN 2 Denpasar lebih dari 500-an," kata Boy.
Sementara itu, Kepala SMAN 3 Denpasar Ida Bagus Sudirga mengatakan pihaknya juga telah menyiapkan tim untuk memverifikasi surat keterangan domisili calon siswa baru.
"Ini untuk memperkuat bahwa calon siswa benar domisilinya di sana, supaya belakangan tidak jadi masalah," ucap Sudirga.
Pihaknya akan menerjunkan tim untuk mengecek ke rumah-rumah calon siswa langsung pada hari pendaftaran, setelah merampungkan proses verifikasi berkas pendaftaran hari ini.
"Kami juga sudah komunikasi dengan beberapa kades dan lurah. Kalau ternyata surat domisilinya tidak benar, tentu akan menjadi catatan," ucapnya.
Di SMAN 3 Denpasar, jumlah pendaftar hari pertama mencapai 400 orang. Menurut Sudirga, yang akan diverifikasi berkasnya menyesuaikan dengan waktu selesai pendaftaran pukul 14.00 Wita. Sedangkan sisanya akan dilanjutkan verifikasi pada hari berikutnya ditambah dengan jumlah pendaftar baru saat itu.
Siswa yang akan diterima di sekolah setempat untuk jalur prestasi sebanyak 10 siswa, jalur perpindahan orang tua 10 siswa, dan 196 siswa melalui jalur zonasi.
Hal senada disampaikan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 1 Denpasar Drs I Gusti Ketut Adiawan MPd. Pihaknya juga akan melakukan verifikasi terkait surat keterangan domisili dari calon siswa.
"Yang domisili itu untuk asas legalitasnya, mari kita cek verifikasi yang bersangkutan. Jika sudah iya clear, jika ada yang tidak bertanggung jawab juga clear," ucapnya.
Dengan demikian, kata Adiawan, memang membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk verifikasi proses PPDB Jalur Zonasi, terutama bagi siswa yang menggunakan surat keterangan domisili.
Di SMA yang berlokasi di Jalan Kamboja Denpasar itu, hingga pukul 14.00 Wita sudah menerima sebanyak 204 berkas pendaftaran calon siswa baru.
Di SMAN 1 Denpasar, untuk jalur prestasi akan menerima sebanyak 19 siswa, jalur perpindahan orang tua juga 19 siswa, dan jalur zonasi 358 siswa. Total pada PPDB 2019/2020 kali ini akan diterima 396 siswa untuk 11 kelas.
Baca juga: Gubernur Bali: PPDB SMA jangan ruwet
Baca juga: Disdik Bali petakan pilihan calon siswa baru pada SMA swasta
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Hal ini untuk antisipasi, jangan sampai menggunakan surat keterangan domisili bodong. Jangan sampai kita kecolongan," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali Ketut Ngurah Boy Jayawibawa di sela-sela memantau pendaftaran PPDB SMA/SMK negeri untuk jalur zonasi di SMAN 2 Denpasar, Jumat.
Upaya cek lapangan surat keterangan domisili langsung ke rumah-rumah calon siswa tersebut dilakukan berbekal pengalaman PPDB tahun lalu karena banyak ditemukan surat keterangan tidak mampu atau surat miskin yang datanya tidak benar.
"Dengan sudah dicek kebenarannya sehingga saat pengumuman bisa jelas, jangan sampai ada yang menggunakan domisili, tetapi kenyataannya tidak tinggal di sana. Tim dari sekolah dengan dibantu pihak lingkungan setempat, akan mengecek langsung ke rumah-rumah calon siswa," ucapnya.
Dari sejumlah SMA dan SMK di Denpasar yang dipantau, penggunaan surat keterangan domisili tidak terlalu signifikan.
Boy mencontohkan untuk satu sekolah, dari 400 siswa yang mendaftar, hanya 25 orang yang menggunakan surat keterangan domisili. "Memang tidak banyak, namun akan tetap dicek untuk memastikan," ujarnya.
Baca juga: Disdik Bali pantau PPDB pada tiga SMA
Baca juga: Disdikpora Denpasar lakukan verifikasi faktual PPDB
Kepala Disdik Bali beserta jajarannya, pada hari pertama PPDB jalur zonasi melakukan pantauan ke SMAN 1 Denpasar, SMAN 2 Denpasar, dan SMAN 7 Denpasar. Selain itu juga memantau pelaksanaan PPDB di SMKN 1 Denpasar, SMKN 3 Denpasar, dan SMKN 5 Denpasar.
"Dari hasil pantauan kami, memang jumlah pendaftar untuk hari pertama ini lumayan ramai, tetapi tidak sampai terjadi keributan. Di SMAN 7 Denpasar hingga siang sudah ada 650 yang mengambil nomor antrean dan di SMAN 2 Denpasar lebih dari 500-an," kata Boy.
Sementara itu, Kepala SMAN 3 Denpasar Ida Bagus Sudirga mengatakan pihaknya juga telah menyiapkan tim untuk memverifikasi surat keterangan domisili calon siswa baru.
"Ini untuk memperkuat bahwa calon siswa benar domisilinya di sana, supaya belakangan tidak jadi masalah," ucap Sudirga.
Pihaknya akan menerjunkan tim untuk mengecek ke rumah-rumah calon siswa langsung pada hari pendaftaran, setelah merampungkan proses verifikasi berkas pendaftaran hari ini.
"Kami juga sudah komunikasi dengan beberapa kades dan lurah. Kalau ternyata surat domisilinya tidak benar, tentu akan menjadi catatan," ucapnya.
Di SMAN 3 Denpasar, jumlah pendaftar hari pertama mencapai 400 orang. Menurut Sudirga, yang akan diverifikasi berkasnya menyesuaikan dengan waktu selesai pendaftaran pukul 14.00 Wita. Sedangkan sisanya akan dilanjutkan verifikasi pada hari berikutnya ditambah dengan jumlah pendaftar baru saat itu.
Siswa yang akan diterima di sekolah setempat untuk jalur prestasi sebanyak 10 siswa, jalur perpindahan orang tua 10 siswa, dan 196 siswa melalui jalur zonasi.
Hal senada disampaikan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 1 Denpasar Drs I Gusti Ketut Adiawan MPd. Pihaknya juga akan melakukan verifikasi terkait surat keterangan domisili dari calon siswa.
"Yang domisili itu untuk asas legalitasnya, mari kita cek verifikasi yang bersangkutan. Jika sudah iya clear, jika ada yang tidak bertanggung jawab juga clear," ucapnya.
Dengan demikian, kata Adiawan, memang membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk verifikasi proses PPDB Jalur Zonasi, terutama bagi siswa yang menggunakan surat keterangan domisili.
Di SMA yang berlokasi di Jalan Kamboja Denpasar itu, hingga pukul 14.00 Wita sudah menerima sebanyak 204 berkas pendaftaran calon siswa baru.
Di SMAN 1 Denpasar, untuk jalur prestasi akan menerima sebanyak 19 siswa, jalur perpindahan orang tua juga 19 siswa, dan jalur zonasi 358 siswa. Total pada PPDB 2019/2020 kali ini akan diterima 396 siswa untuk 11 kelas.
Baca juga: Gubernur Bali: PPDB SMA jangan ruwet
Baca juga: Disdik Bali petakan pilihan calon siswa baru pada SMA swasta
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019