Danone-AQUA, Circle K, Yayasan Bali Wastu Lestari, dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali meluncurkan program pengumpulan botol dan gelas plastik bekas sebagai upaya mendorong terbangunnya ekonomi sirkular untuk Bali yang lebih bersih. 

"Hasil riset Waste Flow and Packaging Collection Rate yang dirilis oleh Departemen Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, pada tahun 2017, mencatat baru 26 persen  sampah plastik yang didaur ulang di Bali," kata Ratih Anggraeni, senior manajer Sustainable Packaging Manager, dalam keterangan persnya, Jumat.

Sekitar 74 persen sampah dibuang  ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) atau terbuang ke lingkungan. Melalui program ini, masyarakat akan dilibatkan dalam pengumpulan botol dan gelas plastik bekas, untuk digunakan kembali sebagai bahan baku industri daur ulang. Upaya ini pun diharapkan akan mengurangi jumlah kemasan plastik bekas yang berpotensi menjadi sampah yang mencemari lingkungan, tambah Ratih.

Tujuan utama dari program ini adalah edukasi masyarakat untuk memilah dan mengumpulkan kemasan plastik bekas jenis botol 600ml, 1.500ml, atau gelas untuk kemudian dibawa ke bank sampah yang menjadi mitra program. Sebagai bentuk insentif, masyarakat yang membawa kemasan plastik bekas yang jumlahnya setara dengan satu kardus minuman kemasan akan mendapatkan kupon.

Kupon tersebut dapat ditukarkan dengan produk AQUA LIFE yang terbuat dari 100 persen plastik daur ulang di seluruh gerai Circle K di Bali. Dengan begitu, masyarakat akan dapat berpartisipasi secara langsung dalam menciptakan ekonomi sirkular, karena botol dan gelas plastik bekas yang dikumpulkan akan didaur ulang menjadi botol baru atau produk lainnya.

 “Sebagai merek yang telah hadir selama 46 tahun di Indonesia, Danone-AQUA berkomitmen untuk terus membawa kebaikan bagi Indonesia dengan menyediakan hidrasi sehat dan upaya pelestarian lingkungan. Kami telah menetapkan ambisi #BijakBerplastik, salah satunya adalah untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dari yang digunakan pada tahun 2025,” ujar Ratih Anggraeni.

Saat ini, kami telah mencapai ambisi ini di Bali,  tetapi kami menyadari bahwa tidak bisa berhenti di sini. Bali membutuhkan lebih banyak solusi inovatif untuk mengatasi tantangan sampah plastik yang semakin nyata, sehingga kolaborasi multipihak untuk membangun ekonomi sirkular ini menjadi target kami berikutnya.”

Menjadi pihak yang menggagas kolaborasi ini, Danone-AQUA bersama Yayasan Bali Wastu Lestari akan mendampingi bank sampah mitra program, untuk dapat menjadi titik pengumpulan sampah dan penukaran kupon, yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Danone-AQUA juga akan memastikan pengangkutan dan pemrosesan daur ulang botol dan gelas plastik bekas tersebut.

Dalam kolaborasi multipihak ini, Circle K sebagai retailer yang telah memulai kampanye pengelolaan sampah sejak tahun 2010, berperan dalam edukasi reduce, reuse, recycle (3R)  kepada konsumen yang datang ke gerainya. Di antaranya agar konsumen mulai memilah, mengumpulkan, serta membawa botol dan gelas plastik bekas ke bank sampah agar dapat didaur ulang. Circle K juga akan memperkenalkan produk AQUA LIFE sebagai dukungan terhadap ekonomi sirkular dan praktik bisnis yang berkelanjutan.

“Dengan memberikan akses mudah untuk mendapatkan produk hasil daur ulang, kami juga  meningkatkan pengetahuan konsumen bahwa botol dan gelas plastik bekas yang dikumpulkan dapat didaur ulang menjadi produk baru berkualitas,” kata Direktur Corporate Affair Circle K Gunawan Indro Baskoro. “Kami juga memberikan informasi tentang lokasi bank sampah yang menjadi mitra program sehingga ke depannya akan mendorong lebih banyak orang  membawa kemasan plastik bekas mereka ke bank sampah, untuk terwujudnya Bali yang lebih bersih,” kata Gunawan.

Sementara itu, Ketua Yayasan Bali Wastu Lestari, Ni Wayan Riawati menjelaskan bahwa bank sampah sebagai bentuk pengelolaan sampah berbasis masyarakat merupakan sarana yang efektif untuk mendorong proses memilah sampah dan memfasilitasi proses daur ulang. “Melalui kolaborasi ini, kami ingin mengenalkan konsep sampah sebagai material yang bernilai jika dikelola dengan baik dan disalurkan melalui bank sampah,” lanjut Ria. Sampai dengan hari ini, Yayasan Bali Wastu Lestari telah mendampingi 313 bank sampah yang rata-rata mampu mendaur ulang 111 ton sampah per bulan.

Kolaborasi multipihak ini juga sejalan dengan pilar kedua dari konsep kehidupan masyarakat Bali, Tri Hita Karana, yang menekankan pentingnya menjaga harmoni antara manusia dan alam. “Ini sebabnya kami mendukung kolaborasi ini,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali Made Teja. Yang diwakili oleh I Made Arbani, Kabid Pengelolaan Sampah, Limbah B3, dan Peningkatan Kapasitas, “Kami berharap kolaborasi multipihak ini dapat menjadi langkah nyata untuk meningkatkan jumlah kemasan plastik yang dapat dikumpulkan dan didaur ulang, serta menurunkan jumlah sampah plastik berserakan di lingkungan, yang merupakan tantangan di Bali saat ini.

Dengan melibatkan masyarakat untuk memilah dan menyosialisasikan peran bank sampah, kita percaya perilaku mengelola sampah dapat menjadi budaya sehari-hari yang akan menjadikan pulau Bali lebih bersih, sekaligus menjaga hubungan antara manusia dan alam dengan lebih baik lagi.”

Bank sampah yang berpartisipasi dalam program ini adalah Bank sampah Legian Aksi Nyata, Jalan raya Legian, Kuta, Bank sampah Bali Bersih, kantor desa Dangin Kelod, Jalan Letda Reta Yangbatu, Renon, Bank sampah Teba Asri Lestari, Jalan Raya Uluwatu, Jimbaran, Bank sampah Santi Pertiwi Pratama, Jalan Raya Krobokan, Kuta Utara, Bank sampah Kelurahan Kuta, Kuta dan Bank sampah Sekolah SMP 3, Denpasar.

video oleh Analia
 

Pewarta: Antaranews Bali

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019