Denpasar (Antara Bali) - Popo Danes, salah seorang arsitek asal Bali mengatakan, sudah seharusnya masyarakat Pulau Dewata mulai memikirkan untuk membuat bangunan secara vertikal.
"Saya tidak tega jika setiap hari harus melihat lahan di Pulau Dewata ini diuruk dengan batu kapur. Mari kita coba batasi penggunaan lahan untuk pembangunan baru," kata Popo Danes, di Denpasar, Selasa.
Ia menyampaikan, sudah waktunya masyarakat Bali berpikir lebih komunal dalam menyediakan fasilitas hunian di tengah kondisi lahan yang semakin terbatas.
"Berpikir komunal, dalam artian cobalah membuat bangunan yang besar yang dapat dihuni banyak keluarga, namun masih menyisakan ruang terbuka yang sehat," ujarnya.
Masalah teknis, menurut dia, diyakini tidak ada kesulitan, karena banyak ahli konstruksi dan arsitek yang siap untuk mendukungnya. "Yang terpenting itu justru aspek sosial, seberapa siap masyarakat kita untuk hidup berdampingan dalam satu bangunan besar," ucapnya.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Saya tidak tega jika setiap hari harus melihat lahan di Pulau Dewata ini diuruk dengan batu kapur. Mari kita coba batasi penggunaan lahan untuk pembangunan baru," kata Popo Danes, di Denpasar, Selasa.
Ia menyampaikan, sudah waktunya masyarakat Bali berpikir lebih komunal dalam menyediakan fasilitas hunian di tengah kondisi lahan yang semakin terbatas.
"Berpikir komunal, dalam artian cobalah membuat bangunan yang besar yang dapat dihuni banyak keluarga, namun masih menyisakan ruang terbuka yang sehat," ujarnya.
Masalah teknis, menurut dia, diyakini tidak ada kesulitan, karena banyak ahli konstruksi dan arsitek yang siap untuk mendukungnya. "Yang terpenting itu justru aspek sosial, seberapa siap masyarakat kita untuk hidup berdampingan dalam satu bangunan besar," ucapnya.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011