Denpasar (Antara Bali) - Tokoh spiritual lintas agama Anand Krishna menggugah kesadaran manusia agar dapat memaknai hidupnya untuk kepentingan alam semesta.

"Kita hendaknya bisa melihat tujuan hidup itu sebagai sesuatu yang lebih besar daripada sekadar kepentingan keluarga dan pribadi," katanya dalam bedah buku terbarunya berjudul "Karma Yoga Bagi Orang Modern, Etos Kerja Transpersonal Untuk Zaman Baru", di Denpasar, Jumat.

Lebih lanjut Anand Krishna dalam bukunya itu mengatakan, manusia sudah membukikan bahwa tidak akan dapat hidup sendiri di dunia.

Oleh karena itu, kalau manusia hidup dengan penuh keserakahan dan semua berkarya hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, maka hal itu dapat menghancurkan tatanan dunia.

"Jika kita hidup dengan penuh keserakahan, kita tidak akan mempunyai sumber alam yang melimpah. Hal itu seperti yang dikatakan Mahatma Gandhi, dunia memiliki kekayaan yang cukup untuk semua tetapi bukan untuk keserakahan satu orang," katanya.

Melalui ajaran bekerja tanpa pamrih (karma yoga) dan etos kerja transpersonal yang disampaikan dalam bukunya setebal 274 halaman itu, Anand mengungkapkan bahwa ajaran tersebut sesungguhnya telah ada dalam tradisi bangsa Indonesia yang mengenal semangat kegotongroyongan dan sistem banjar.

Konsep berkarya tanpa pamrih, dalam tatanan Indonesia lebih dikenal dengan ungkapan "rame ing gawe, sepi ing pamrih".

Bekerja tanpa pamrih bukan berarti bertindak tanpa tujuan. Transpersonal itu dimaksudkan sebuah etos kerja yang didasari tanpa motif pribadi, tetapi ditujukan untuk tujuan bersama demi kemanusiaan.

"Berkarya demi kemanusiaanlah yang akan dapat menyelamatkan manusia," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011