Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, mengadakan persembahyangan Hari Saraswati bersama lapisan masyarakat khususnya pelajar di Pura Lingga Buana Pusat Pemerintahan Mangupraja Mandala, Mangupura, Badung.

"Peringatan Hari Saraswati ini merupakan hari suci yang sangat mulia yang ditanamkan di lubuk hati seluruh lapisan masyarakat yang beragama Hindu terlebih lagi bagi anak-anak yang tahap hidupnya menuntut ilmu," ujar Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa, Sabtu (11/5).

Ia mengatakan, Hari Saraswati diyakini merupakan hari lahirnya ilmu pengetahuan yang menjadikan generasi muda lebih bersemangat untuk memacu dan membangkitkan gairah untuk menuntut serta mengimplementasikan ilmu pengetahuan.

"Kami harap kepada generasi muda agar selalu sadar bahwa saat masih muda untuk selalu tidak pernah berhenti mencari dan mengasah dirinya dengan ilmu pengetahuan," katanya.

Persembahyangan yang dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Dwija Kemenuh dari Geria Gede Keramas Kemenuh Jembayah Mengwi itu dimulai dengan Darma Wecana oleh Ni Putu Berliana Gita Jayanti yang merupakan peraih juara 2 Lomba Darma Wecana Remaja Dalam Lomba Utsawa Darma Gita Tahun 2019.

Panglukatan Agung Banyu Pangeweruh

Sementara itu, pada Minggu (12/5), Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Koordinator Daerah (Korda) Kabupaten Badung, menggelar upacara Penglukatan Agung Banyu Pangeweruh di Tirta Taman Mumbul, Desa Sangeh yang diikuti oleh ratusan masyarakat Hindu terutamanya siswa SD setempat.

Ketua Pinandita Sanggraha Nusantara Korda Badung, Pinandita I Nyoman Sukendra, menjelaskan upacara Penglukatan Agung Banyu Pangeweruh itu pertama kali dilaksanakan PSN Kabupaten Badung.

"Sudah menjadi tradisi di Bali ketika Hari Banyu Pinaruh, umat Hindu datang beramai-ramai ke pantai, pancoran maupun ke mata air suci," katanya.

Menurutnya, apabila direnungkan, sesungguhnya Banyu Pinaruh itu adalah "Banyu Pangeweruh" yaitu air ilmu pengetahuan berupa tirta sanjiwani yang tercipta dari hasil yoga para Wiku atau pemuka agama.

"Dengan demikian, mandi ke laut dan pancuran suci perlu ditata dan diorganisir pelaksanaannya agar sesuai dengan ajaran agama yang baik dan benar, sehingga terwujud tujuan agama yaitu Atma Kertih atau menjadikan diri suci sebagai pralingga atma," ujar Nyoman Sukendra.

Ia menambahkan, prosesi Penglukatan Agung Banyu Pangeweruh dilaksanakan bertepatan dengan matahari terbit dan dilakukan pemujaan oleh para Wiku.

Kemudian upacara dilanjutkan dengan penyucian diri guna agar segala debu kotoran yang menyelimuti jiwa terkikis habis sehingga kehidupan akan semakin cemerlang dengan kecerdasan ilmu pengetahuan.

"Jika melakukan Penglukatan Agung Banyu Pangeweruh yang benar sesuai filosofi agama, maka tujuan terciptanya kesucian, kedamaian, keseimbangan, keharmonisan, kesejahteraan, kemakmuran sekala niskala dapat terwujud," katanya.
 

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019