Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra mengharapkan pembangunan Panti Werdha Syailendra di Jimbaran, Kabupaten Badung, dapat menampung lebih banyak lansia dan mengurangi yang kondisinya telantar.
"Kami menyampaikan apresiasi terhadap pembangunan panti yang akan menampung para lansia telantar ataupun ditelantarkan ini," kata Dewa Mahendra di sela-sela menghadiri ritual pamelaspasan Panti Werdha Syailendra Bali, di Jimbaran, Badung, Sabtu (27/4).
Panti Werdha Syailendra Bali di Jalan Uluwatu, Jimbaran, itu dibangun oleh pihak swasta, Rama Group Bali.
Menurut Dewa Mahendra, saat ini Provinsi Bali menempati posisi kelima dalam angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM Bali saat ini mencapai angka 74,3, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang angkanya hanya 70,1.
Parameter IPM sendiri meliputi kualitas pendidikan, umur panjang, kualitas kesehatan, serta kemampuan daya beli (standar hidup layak). Dengan angka IPM yang tinggi, membuat harapan hidup di Bali juga tinggi sampai mencapai usia 72 tahun.
Namun, dengan harapan hidup yang lebih tinggi, membuat jumlah lansia di Bali juga ikut bertambah. "Hal ini tentu akan membawa persoalan bagi orang-orang yang memasuki lansia," ujar Dewa Mahendra.
Dewa Mahendra juga mengatakan penduduk lansia di Bali mencapai angka 441 ribu jiwa pada tahun 2018 (menurut data BPS). Jumlah tersebut merupakan 10,5 persen dari total penduduk Bali yang mencapai 4,2 juta jiwa. Hal tersebut menjadikan Pulau Dewata sebagai satu di antara provinsi yang penduduk lansianya tertinggi di Indonesia.
Dari total lansia tersebut, kurang lebih sebanyak 31 ribu hidup telantar. Angka yang besar tersebut menjadi perhatian. Pasalnya, lanjut Dewa Mahendra, para lansia ini ada yang hidup sebatang kara, menyendiri tanpa didampingi keluarganya dan ada juga yang sengaja ditelantarkan oleh keluarganya.
Untuk itu, sejalan dengan Perda No 11 Tahun 2018 tentang Kesejahteraan Lansia, ,kehadiran perda menjadi komitmen dan keberpihakan pemda terhadap kesejahteraan lansia, baik dari sisi alokasi anggaran daerah maupun penanggung jawab pelaksana kebijakan di tingkat daerah.
"Maka dari itu, pembangunan yang dilakukan oleh Rama Group ini merupakan salah satu sinergi pemerintah dengan dunia usaha dan diharapkan makin banyak pihak swasta yang melakukan kegiatan sosial seperti ini, guna mengurangi jumlah lansia terlantar di Bali dan mewujudkan masyarakat yang sejahtera," ucap mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali itu.
Sementara itu, salah satu pemilik dari Rama Group I Nyoman Satiawan mengatakan bahwa panti ini dibangun oleh Rama Group yang akan bekerja sama dengan Dinas Sosial Provinsi Bali baik dari sisi pengeluaran surat rekomendasi untuk perekrutan lansia ataupun terkait hal teknis lainnya.
Ia mengakui tujuan dari pembangunan panti ini tidak lain dari membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah lansia yang telantar ataupun ditelantarkan di Bali, sehingga para lansia yang telantar tersebut bisa terawat dengan baik dan haknya untuk mendapat penghidupan dengan layak dapat tercukupi.
"Kami merupakan yayasan yang non-profit, jadi para lansia yang dimasukkan di sini tidak dipungut biaya, biaya yang kami dapatkan murni dari dana CSR yang kami miliki dan sumbangan-sumbangan dari masyarakat," katanya.
Untuk itu, ia menekankan bahwa lansia yang masuk di panti tersebut juga harus memenuhi beberapa kriteria seperti usia di atas 60 tahun, tidak bekerja, hidup sebatang kara dan kondisi yang tidak layak.
"Jadi bagi masyarakat yang menemukan kriteria lansia seperti di atas dapat menghubungi pihak Dinas Sosial Provinsi Bali yang nantinya akan direkomendasikan untuk ditempatkan di Panti Werdha Syailendra," ucap Satiawan.
Panti Werdha Syailendra memiliki kapasitas 43 orang lansia, satu kamar akan ditempati oleh tiga orang lansia. Para lansia, selain dilengkapi dengan fasilitas kamar yang nyaman juga akan diberikan beberapa program kegiatan seperti yoga, membuat kerajinan, bercocok tanam dan lainnya.
Selain itu, untuk memastikan kesehatan para lansia, panti ini juga menyediakan klinik kesehatan yang akan memantau kesehatan dari masing-masing lansia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Kami menyampaikan apresiasi terhadap pembangunan panti yang akan menampung para lansia telantar ataupun ditelantarkan ini," kata Dewa Mahendra di sela-sela menghadiri ritual pamelaspasan Panti Werdha Syailendra Bali, di Jimbaran, Badung, Sabtu (27/4).
Panti Werdha Syailendra Bali di Jalan Uluwatu, Jimbaran, itu dibangun oleh pihak swasta, Rama Group Bali.
Menurut Dewa Mahendra, saat ini Provinsi Bali menempati posisi kelima dalam angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM Bali saat ini mencapai angka 74,3, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang angkanya hanya 70,1.
Parameter IPM sendiri meliputi kualitas pendidikan, umur panjang, kualitas kesehatan, serta kemampuan daya beli (standar hidup layak). Dengan angka IPM yang tinggi, membuat harapan hidup di Bali juga tinggi sampai mencapai usia 72 tahun.
Namun, dengan harapan hidup yang lebih tinggi, membuat jumlah lansia di Bali juga ikut bertambah. "Hal ini tentu akan membawa persoalan bagi orang-orang yang memasuki lansia," ujar Dewa Mahendra.
Dewa Mahendra juga mengatakan penduduk lansia di Bali mencapai angka 441 ribu jiwa pada tahun 2018 (menurut data BPS). Jumlah tersebut merupakan 10,5 persen dari total penduduk Bali yang mencapai 4,2 juta jiwa. Hal tersebut menjadikan Pulau Dewata sebagai satu di antara provinsi yang penduduk lansianya tertinggi di Indonesia.
Dari total lansia tersebut, kurang lebih sebanyak 31 ribu hidup telantar. Angka yang besar tersebut menjadi perhatian. Pasalnya, lanjut Dewa Mahendra, para lansia ini ada yang hidup sebatang kara, menyendiri tanpa didampingi keluarganya dan ada juga yang sengaja ditelantarkan oleh keluarganya.
Untuk itu, sejalan dengan Perda No 11 Tahun 2018 tentang Kesejahteraan Lansia, ,kehadiran perda menjadi komitmen dan keberpihakan pemda terhadap kesejahteraan lansia, baik dari sisi alokasi anggaran daerah maupun penanggung jawab pelaksana kebijakan di tingkat daerah.
"Maka dari itu, pembangunan yang dilakukan oleh Rama Group ini merupakan salah satu sinergi pemerintah dengan dunia usaha dan diharapkan makin banyak pihak swasta yang melakukan kegiatan sosial seperti ini, guna mengurangi jumlah lansia terlantar di Bali dan mewujudkan masyarakat yang sejahtera," ucap mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali itu.
Sementara itu, salah satu pemilik dari Rama Group I Nyoman Satiawan mengatakan bahwa panti ini dibangun oleh Rama Group yang akan bekerja sama dengan Dinas Sosial Provinsi Bali baik dari sisi pengeluaran surat rekomendasi untuk perekrutan lansia ataupun terkait hal teknis lainnya.
Ia mengakui tujuan dari pembangunan panti ini tidak lain dari membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah lansia yang telantar ataupun ditelantarkan di Bali, sehingga para lansia yang telantar tersebut bisa terawat dengan baik dan haknya untuk mendapat penghidupan dengan layak dapat tercukupi.
"Kami merupakan yayasan yang non-profit, jadi para lansia yang dimasukkan di sini tidak dipungut biaya, biaya yang kami dapatkan murni dari dana CSR yang kami miliki dan sumbangan-sumbangan dari masyarakat," katanya.
Untuk itu, ia menekankan bahwa lansia yang masuk di panti tersebut juga harus memenuhi beberapa kriteria seperti usia di atas 60 tahun, tidak bekerja, hidup sebatang kara dan kondisi yang tidak layak.
"Jadi bagi masyarakat yang menemukan kriteria lansia seperti di atas dapat menghubungi pihak Dinas Sosial Provinsi Bali yang nantinya akan direkomendasikan untuk ditempatkan di Panti Werdha Syailendra," ucap Satiawan.
Panti Werdha Syailendra memiliki kapasitas 43 orang lansia, satu kamar akan ditempati oleh tiga orang lansia. Para lansia, selain dilengkapi dengan fasilitas kamar yang nyaman juga akan diberikan beberapa program kegiatan seperti yoga, membuat kerajinan, bercocok tanam dan lainnya.
Selain itu, untuk memastikan kesehatan para lansia, panti ini juga menyediakan klinik kesehatan yang akan memantau kesehatan dari masing-masing lansia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019