Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, dan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, mengharapkan Pemilu dan Pilpres 2019 melahirkan pemimpin dan wakil rakyat yang berkualitas dan dicintai rakyatnya.
“Saya pribadi berharap semoga pilpres ini berjalan dengan aman dan damai, dan bisa melahirkan pemimpin yang benar-benar dicintai oleh rakyatnya. Begitu juga pileg, mudah-mudahan bisa menghasilkan wakil rakyat yang berkualitas dan bisa diajak bekerja untuk membangun daerah,” kata Bupati Suradnyana di Singaraja, Buleleng, Rabu malam.
Bupati telah melakukan pencoblosan bersama istrinya, I Gusti Ayu Aries Sujati, di TPS 02 Kelurahan Paket Agung, Kecamatan Buleleng, yang berlokasi dekat dengan rumah jabatannya.
Bupati bersama istri tiba di TPS menggunakan pakaian adat Bali berwarna putih dengan mengendarai sepeda motor. Setelah tiba di TPS, Bupati Suradnyana bersama keluarga langsung menyerahkan kartu C6 kepada petugas KPPS dan menunggu giliran untuk mencoblos.
Dalam Pemilu tahun 2019, ada sebanyak 564.955 pemilih yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang tersebar dalam 2.126 TPS di 148 Desa/Kelurahan di Kabupaten Buleleng.
Setelah mencoblos, Bupati Suradnyana mengatakan, ada keterlambatan logistik di TPS, tempatnya mencoblos. Namun, hal tersebut tidak mengurangi arti dari pesta demokrasi yang sedang berlangsung saat ini. Ia berharap pemilu kali ini bisa berjalan dengan lancar.
Bupati mengimbau kepada masyarakat agar tetap menjaga suasana kondusif dalam pemilu tahun ini. Ia meminta agar setelah mencoblos masyarakat tidak kumpul-kumpul dan minum-minuman keras agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Hari Rabu dan Kamis masih agak rawan, takutnya ada kelompok-kelompok yang tidak puas, dan saya harapkan agar aparat kepolisian untuk merazia minuman keras. Lebih baik di rumah dulu bersama keluarga menikmati libur,” katanya.
Setelah melakukan pencoblosan, Bupati Suradnyana melakukan pemantauan ke sejumlah tempat untuk memastikan pemilu kali ini berjalan dengan lancar.
Sementara Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra beserta istrinya, Ida Ayu Wardhany Sutjidra, melakukan pencoblosan di TPS 07 Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.
Nyoman Sutjidra beserta istri datang ke TPS 07 menggunakan pakaian adat putih. Berbeda dengan Bupati Suradnyana, Wabup Sutjidra bersama istri datang ke TPS dengan berjalan kaki mengingat jarak TPS dengan kediaman Wabup Sutjidra berdekatan.
Bupati Tabanan
Sementara itu, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti didampingi Ketua DPRD Provinsi Bali N.Adi Wiryatama beserta keluarga, menggunakan hak pilihnya di TPS 15, Banjar Tegeh, Desa Angseri, Baturiti, Rabu, (17/4).
Setelah pencoblosan usai, Bupati Eka mengatakan, pesta demokrasi ini harus disukseskan oleh seluruh masyarakat karena akan menentukan siapa pemimpin kedepan. Bupati terlihat sangat antusias melakukan pemilihan di SD N 2 Angseri.
"Ini adalah pesta demokrasi yang memang harus disukseskan oleh seluruh masyarakat, jangan sampai tidak menggunakan hak pilihnya karena kita juga menentukan nasib bangsa dan menentukan siapa pemimpin-pemimpin kita kedepannya," ucap Bupati Eka yang mengenakan kebaya putih dipadukan dengan kain hitam.
Terkait dengan persoalan kalah menang di dalam Pemilu ini, Bupati Tabanan dua periode tersebut mengaku hal yang biasa. Ia berharap agar semua calon-calon pemimpin yang ikut dalam Pemilu Serentak ini bisa menerima kegagalan dan menjaga suasana agar tetap aman dan kondusif.
"Kalah menang itu biasa. Yang saya harapkan calon pemimpin yang suaranya tidak sesuai dengan yang diharapkan jangan berpikir bahwa hidup disitu saja. Kita harus menerima suatu kegagalan karena itu adalah sebuah konsekuensi. Yang paling penting, tetap jaga keamanan dan kenyamanan di lingkungan kita masing-masing," jelasnya.
Eka menambahkan, siapapun nantinya yang menang dalam Pemilu Serentak ini jangan terlalu menunjukan euforia yang berlebih. Justru semangat kemenangan itu harus dituangkan dalam pemikiran dan tindakan untuk Rakyat yang nantinya pasti akan menuntut janji, dan janji itupun harus dipenuhi.
"Bagi yang menang nantinya, jangan menunjukan euporia yang berlebih, jangan merasa diri yang paling hebat. Ini justru merupakan sebuah pesan, setelah kita menang kita mempunyai banyak tugas, banyak beban untuk kita, karena kita akan dituntut janji oleh rakyat yang harus kita penuhi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019