Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Prof Dr I Nyoman Artayasa mengatakan minat lulusan SMA/SMK melanjutkan studi di ISI Denpasar terus meningkat, bahkan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, peningkatan pendaftar kali ini mencapai hingga dua kali lipat.

"Belakangan mahasiswa yang mendaftar ke ISI Denpasar juga hampir merata, sudah tersebar dari berbagai daerah. Ini berbeda dengan dulu. Sebelumnya mayoritas hanya berasal dari Denpasar, Lombok, Jatim. Sekarang sudah ada dari Lampung, Sumatera, Sulawesi, dan sebagainya," kata Prof Artayasa saat memberikan keterangan belum lama ini di Kampus ISI Denpasar.

Berkaca pada sebaran daerahnya yang telah terjadi pemerataan asal pelamar ISI Denpasar, menurut dia, menjadi salah satu keunggulan dari penyelenggaraan seleksi model nasional yang diterapkan Kemenristek Dikti. 

Dari hasil Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2019, ada 109 fortofolio yang masuk sebagai pendaftar program S1 di ISI Denpasar. Dari jumlah tersebut, 58 orang dinyatakan diterima sebagai mahasiswa ISI Denpasar tahun angkatan 2019.

Mengacu pada aturan Kemenristek Dikti, kuota yang disiapkan pada jalur SNMPTN menampung minimal 20 persen kuota total. Oleh karena itu, pada penerimaan jalur SBMPTN, pihaknya akan menyiapkan kuota sebesar minimal 30 persen dari kuota total ISI Denpasar.  "Sisanya nanti akan didapat dari seleksi jalur Mandiri yang menyisakan kuota maksimum 30 persen," ujarnya.

Merujuk hasil SNMPTN 2019, Prodi Desain Interior dan Desain Komunikasi Visual masih menjadi primadona pelamar. Dari 58 orang yang dinyatakan lulus, prodi Desain Komunikasi Visual tercatat menerima 34 pelamar, sedangkan Desain Interior mendulang 28 mahasiswa baru. Sementara sisinya tercatat masuk ke Prodi Fotografi sebanyak 10 orang, Prodi Seni Tari dan Musik 11 orang, Prodi Musik 7 orang, Prodi Seni Rupa Murni 7 orang, dan Prodi Tari sebanyak 3 orang.

Namun, berdasar data tersebut, ada fenomena menarik yang baru kali ini terjadi di ISI Denpasar. Prodi Karawitan yang biasanya penuh pendaftar dinyatakan tak dipilih satu pelamar pun. Nasibnya hampir sama dengan dua prodi "langka peminat" yakni Prodi Kriya dan Prodi Pedalangan.

Sementara itu, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar pun tahapannya telah dibuka. Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) akan berlangsung pada 13 April hingga 26 Mei 2019. Pelaksanaan UTBK sebanyak 10 kali yang terbagi dalam 20 sesi.

Pengumuman hasil UTBK pada 23 April-2 Juni 2019.  Untuk pendaftaran SBMPTN dari 10-24 Juni 2019 dan pengumuman SBMPTN pada 9 Juli 2019

Sementara itu, Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerjasama ISI Denpasar  I Gusti Bagus Priatmika menambahkan ada sejumlah indikasi yang mengakibatkan nihilnya pendaftar Prodi Karawitan, salah satunya adanya indikasi calon mahasiswa lebih memilih untuk menunggu seleksi jalur Mandiri.

"Biasanya pendaftaran ke ISI Denpasar memang akan membludak saat Seleksi Mandiri. Kami berharap kepada calon pendaftar untuk ikut di jalur SNMPTN atau di seleksi bersama (SBMPTN, red), dan sekarang prosesnya lebih mudah," ujar Priatmika didampingi Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama.

Indikasi lainnya juga dicurigai karena masih adanya paradigma bahwa untuk melewati seleksi jalur SNMPTN dan SBMPTN yang telah menggunakan sistem "online" tergolong rumit, sehingga mahasiswa memilih mendaftar di jalur Mandiri.

"Selain itu, syarat-syarat SNMPTN banyak menonjolkan prestasi akademik, sehingga tidak mengakomodasi siswa yang memiliki bakat karawitan," ucapnya.

Terkait dengan kondisi tersebut, pihaknyanya pun optimistis prodi-prodi yang langka akan terisi melalui dua jalur yang masih tersisa.  ISI Denpasar, lanjut dia, selain memiliki visi akademis juga memiliki sisi pelestarian, sehingga pihaknya akan terus berupaya memenuhi kuota setiap prodi.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019