Gunung Agung, Bali kembali erupsi pada Kamis pukul 18.25 WITA, namun tinggi kolom abu tidak teramati dan terekam di seismogram dengan amplitudo maksimun 25 mm dan durasi lebih kurang 2 menit 32 detik.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali Made Rentin dihubung dari Denpasar, mengatakan telah terjadi hujan abu di Banjar Cegi, Temakung Ban, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem.
Sedangkan di kawasan Pura Besakih, Kecamatan Rendang yang sedang berlangsung upacara ritual serangkaian "Ida Betara Turun Kabeh", dan dilaporkan umat Hindu bersembahyang tetap khusyuk.
Saat ini Gunung Agung berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari kawah puncak Gunung Agung.
Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.
Selain itu, kata Rentin, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali Made Rentin dihubung dari Denpasar, mengatakan telah terjadi hujan abu di Banjar Cegi, Temakung Ban, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem.
Sedangkan di kawasan Pura Besakih, Kecamatan Rendang yang sedang berlangsung upacara ritual serangkaian "Ida Betara Turun Kabeh", dan dilaporkan umat Hindu bersembahyang tetap khusyuk.
Saat ini Gunung Agung berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari kawah puncak Gunung Agung.
Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.
Selain itu, kata Rentin, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019