Kawasan objek wisata Tukad (Sungai) Bindu, Kota Denpasar, Bali kini memiliki wahana edukasi energi baru terbarukan berupa pembangkit listrik tenaga hidro mikro (PLTHM) dengan kapasitas 7.500 Watt.
Pembina Yayasan Tukad Bindu, Ida Bagus Rai Adnyana di Denpasar, Minggu, mengatakan keberadaan Tukad Bindu secara berkelanjutan berinovasi. Di kawasan ini tidak hanya menjadi sebuah destinasi wisata baru perkotaan, melainkan dapat menjadi kawasan terpadu untuk mendukung sektor pendidikan dan penelitian.
"Kawasan Tukad Bindu ke depan diharapkan dapat menjadi kawasan terpadu dalam mendukung kemajuan dunia pendidikan, khususnya laboratorium penelitian," ujarnya.
Rai Adnyana mengatakan PLTHM tersebut merupakan hasil kerja sama antara Yayasan Tukad Bindu bersama Politeknik Negeri Bali dalam pengembangan dunia pendidikan. PLTHM ini diberi nama HENI Mikro yang merupakan singkatan dari "Harmoni Energi Nusantara Indonesia" sebagai implementasi dari konsep pembangunan berbasis "Tri Hita Karana" (tiga keseimbangan dan keharmonisan dalam hidup).
"Untuk selanjutnya ke depan akan dijadikan laboratorium lapangan bagi mahasiswa Polikteknik Negeri Bali dan menjadi PLTHM pertama di Kota Denpasar," ucapnya.
Rai Adnyana menjelaskan PLTHM dengan satu unit kincir angin yang dikerjakan oleh tenaga lokal Bali ini merupakan sebuah inovasi guna mendukung pengembangan ekonomi baru terbarukan (EBT) yang merupakan program pemerintah pusat, dengan kapasitas mencapai 7.500 Watt atau setara dengan 7,5 KVA ini sudah melebihi kebutuhan di kawasan Tukad Bindu.
"Inovasi ini tidak memerlukan bahan bakar, hanya perawatan ringan, dan mampu menyediakan energi baru terbarukan sebagai wahana edukasi bagi masyarakat dalam hal energi ramah lingkungan," ujarnya.
Ke depannya, kata dia, pihaknya akan terus melaksanakan pembaharuan dalam hal pengembangan EBT, sehingga kebutuhan energi listrik dapat berlangsung selamanya namun tetap mengedepankan energi ramah lingkungan.
"Dengan inovasi ini kami ingin menggugah generasi muda untuk aktif berinovasi untuk memanfaatkan potensi alam yang ramah lingkungan tepat guna," katanya.
Sementara itu, Kepala Dusun Banjar Ujung Kesiman, I Gusti Agung Ari Rai Temaja sangat mengapresiasi inovasi energi baru terbarukan berupa PLTHM.
Diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan ketersediaan listrik sepanjang masa bagi masyarakat dengan tetap mengedepankan energi ramah lingkungan. Sehingga kemandirian listrik dapat diciptakan selain sebagai laboratorium pengembangan EBT di Kota Denpasar.
"Kami sangat menyambut baik inovasi PLTHM ini sebagai wahana edukasi kepada masyarakat tentang EBT untuk mendukung program pemerintah pusat dalam menciptakan energi ramah lingkungan, utamanya kemandirian energi listrik," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Pembina Yayasan Tukad Bindu, Ida Bagus Rai Adnyana di Denpasar, Minggu, mengatakan keberadaan Tukad Bindu secara berkelanjutan berinovasi. Di kawasan ini tidak hanya menjadi sebuah destinasi wisata baru perkotaan, melainkan dapat menjadi kawasan terpadu untuk mendukung sektor pendidikan dan penelitian.
"Kawasan Tukad Bindu ke depan diharapkan dapat menjadi kawasan terpadu dalam mendukung kemajuan dunia pendidikan, khususnya laboratorium penelitian," ujarnya.
Rai Adnyana mengatakan PLTHM tersebut merupakan hasil kerja sama antara Yayasan Tukad Bindu bersama Politeknik Negeri Bali dalam pengembangan dunia pendidikan. PLTHM ini diberi nama HENI Mikro yang merupakan singkatan dari "Harmoni Energi Nusantara Indonesia" sebagai implementasi dari konsep pembangunan berbasis "Tri Hita Karana" (tiga keseimbangan dan keharmonisan dalam hidup).
"Untuk selanjutnya ke depan akan dijadikan laboratorium lapangan bagi mahasiswa Polikteknik Negeri Bali dan menjadi PLTHM pertama di Kota Denpasar," ucapnya.
Rai Adnyana menjelaskan PLTHM dengan satu unit kincir angin yang dikerjakan oleh tenaga lokal Bali ini merupakan sebuah inovasi guna mendukung pengembangan ekonomi baru terbarukan (EBT) yang merupakan program pemerintah pusat, dengan kapasitas mencapai 7.500 Watt atau setara dengan 7,5 KVA ini sudah melebihi kebutuhan di kawasan Tukad Bindu.
"Inovasi ini tidak memerlukan bahan bakar, hanya perawatan ringan, dan mampu menyediakan energi baru terbarukan sebagai wahana edukasi bagi masyarakat dalam hal energi ramah lingkungan," ujarnya.
Ke depannya, kata dia, pihaknya akan terus melaksanakan pembaharuan dalam hal pengembangan EBT, sehingga kebutuhan energi listrik dapat berlangsung selamanya namun tetap mengedepankan energi ramah lingkungan.
"Dengan inovasi ini kami ingin menggugah generasi muda untuk aktif berinovasi untuk memanfaatkan potensi alam yang ramah lingkungan tepat guna," katanya.
Sementara itu, Kepala Dusun Banjar Ujung Kesiman, I Gusti Agung Ari Rai Temaja sangat mengapresiasi inovasi energi baru terbarukan berupa PLTHM.
Diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan ketersediaan listrik sepanjang masa bagi masyarakat dengan tetap mengedepankan energi ramah lingkungan. Sehingga kemandirian listrik dapat diciptakan selain sebagai laboratorium pengembangan EBT di Kota Denpasar.
"Kami sangat menyambut baik inovasi PLTHM ini sebagai wahana edukasi kepada masyarakat tentang EBT untuk mendukung program pemerintah pusat dalam menciptakan energi ramah lingkungan, utamanya kemandirian energi listrik," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019