Kapolda Bali Irjen Pol. Petrus R. Golose mengikuti prosesi ritual "Tawur Agung Kesanga" (penyucian alam semesta dan seisinya) yang diselenggarakan di halaman depan Mapolda Bali, Rabu, sebagai wujud syukur kepada pencipta atas segala yang diberikan kepada seluruh jajaran kepolisian di daerah setempat.
Jenderal bintang dua kelahiran Kota Manado, Sulawesi Utara, pada 27 November 1965 itu tampak antusias mengikuti pelaksanan ritual " Tawur Agung Kesanga" yang juga didampingi seluruh personel Polda Bali.
"Pelaksanaan ritual 'Tawur Agung Kesanga' di Polda Bali merupakan wujud tanda syukur personel Polda Bali kepada sang pencipta (Tuhan Yang Maha Esa) yang diikuti bapak Kapolda langsung," kata Kepala Pelayanan Markas (Kayanma) Polda Bali, AKBP, I Made Surasman mewakili Kapolda.
Ia menjelaskan, dengan kegiatan ritual ini diharapkan ke depannya Polda Bali juga bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam menciptakan keamanan di wilayah hukum Polda Bali.
Surasma menuturkan, bapak Kapolda selalu hadir dalam pelaksanaan persembahyangan lainnya, karena jenderal bintang dua itu sangat menghormati adat istiadat yang ada di Bali.
"Seperti yang sering dikatakan bapak Kapolda Bali bahwa dirinya sudah menjadi orang Bali," ujar Surasman.
Ia menambahkan, bapak Kapolda selama menjabat sebagai pimpinan kepolisian di Bali selalu hadir mengikuti pelaksaan upacara "Tawur Agung Kesanga" hingga dilakukan persembahyangan bersama.
Sebelumnya, Kapolda Bali mengimbau kepada masyarakat Bali, agar menjaga dan memelihara Kamtibmas di lingkungannya masin-masing.
"Saat malam pengerupukan atau saat dilakukan arak-arakan ogoh-ogoh, masyarakat diharapkan bisa mengendalikan diri agar tidak terjadi bentrokan antar warga dan antar umat beragama," katanya.
Golose juga mengimbau agar pemuda dan masyarakat yang mengarak ogoh-ogoh tidak mengkonsumsi minuman keras, menyalakan petasan (merecon) dan melaksanakan tapa brata penyepian dengan penuh khidmat.
Pihaknya juga meminta kepada "pecalang" atau petugas keamanan adat apabila tidak ada hal mendesak, agar di rumah dan begitu anak-anak yang tinggal diperumahan (asrama) agar tidak berkeliaran di jalan.
"Kepada masyarakat yang meninggalkan tempat tinggalnya selama Nyepi, agar memastikan kediamannya dalam kondisi terkunci, listrik dipadamkan dan menjaga Kamtibmas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
Jenderal bintang dua kelahiran Kota Manado, Sulawesi Utara, pada 27 November 1965 itu tampak antusias mengikuti pelaksanan ritual " Tawur Agung Kesanga" yang juga didampingi seluruh personel Polda Bali.
"Pelaksanaan ritual 'Tawur Agung Kesanga' di Polda Bali merupakan wujud tanda syukur personel Polda Bali kepada sang pencipta (Tuhan Yang Maha Esa) yang diikuti bapak Kapolda langsung," kata Kepala Pelayanan Markas (Kayanma) Polda Bali, AKBP, I Made Surasman mewakili Kapolda.
Ia menjelaskan, dengan kegiatan ritual ini diharapkan ke depannya Polda Bali juga bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam menciptakan keamanan di wilayah hukum Polda Bali.
Surasma menuturkan, bapak Kapolda selalu hadir dalam pelaksanaan persembahyangan lainnya, karena jenderal bintang dua itu sangat menghormati adat istiadat yang ada di Bali.
"Seperti yang sering dikatakan bapak Kapolda Bali bahwa dirinya sudah menjadi orang Bali," ujar Surasman.
Ia menambahkan, bapak Kapolda selama menjabat sebagai pimpinan kepolisian di Bali selalu hadir mengikuti pelaksaan upacara "Tawur Agung Kesanga" hingga dilakukan persembahyangan bersama.
Sebelumnya, Kapolda Bali mengimbau kepada masyarakat Bali, agar menjaga dan memelihara Kamtibmas di lingkungannya masin-masing.
"Saat malam pengerupukan atau saat dilakukan arak-arakan ogoh-ogoh, masyarakat diharapkan bisa mengendalikan diri agar tidak terjadi bentrokan antar warga dan antar umat beragama," katanya.
Golose juga mengimbau agar pemuda dan masyarakat yang mengarak ogoh-ogoh tidak mengkonsumsi minuman keras, menyalakan petasan (merecon) dan melaksanakan tapa brata penyepian dengan penuh khidmat.
Pihaknya juga meminta kepada "pecalang" atau petugas keamanan adat apabila tidak ada hal mendesak, agar di rumah dan begitu anak-anak yang tinggal diperumahan (asrama) agar tidak berkeliaran di jalan.
"Kepada masyarakat yang meninggalkan tempat tinggalnya selama Nyepi, agar memastikan kediamannya dalam kondisi terkunci, listrik dipadamkan dan menjaga Kamtibmas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019