Denpasar (Antaranews Bali) - Gubernur Bali Wayan Koster memandang perlu memasukkan kearifan lokal daerah setempat dalam kurikulum pendidikan agar menambah daya saing masyarakat di Pulau Dewata.
"Kalau ini dijalankan, bisa menghasilkan lulusan yang berkualitas dan 'nyambung' dengan revolusi mental," kata Koster saat bertemu dengan Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA se-Bali, di Denpasar, Rabu.
Menurut mantan anggota Komisi X DPR-RI itu, pendidikan yang berbasis kearifan lokal ini dapat menambah kurikulum nasional yang sudah ada.
"Kalau yang Bapak-Bapak jalankan sekarang di sekolah 'kan pengetahuan yang diberikan kepada semua anak di republik ini," ucapnya.
Koster mencontohkan kearifan lokal Bali yang bisa dimasukkan dalam kurikulum pendidikan diantaranya mengenai tata krama, integritas dan kedisiplinan.
Kalau hal tersebut dijalankan, lanjut dia, maka dunia pendidikan di Bali akan bertambah maju. Apabila dunia pendidikan sudah memiliki integritas, maka tak akan ada lagi praktik nilai yang direkayasa.
Oleh karena itu, Koster mengajak para kepala sekolah untuk turut mendesain konsep pendidikan seperti itu sehingga ilmu kearifan lokal yang selama ini ditinggalkan bisa hidup kembali dan melengkapi ilmu-ilmu yang saat ini diadopsi.
"Dengan kearifan lokal ini, akan menjadi faktor pembeda anak-anak Bali dengan anak-anak lain di Indonesia," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA se-Bali yang hadir dalam audiensi sepakat dan mendukung gagasan Gubernur Koster untuk menghidupkan kearifan lokal di dalam pendidikan masyarakat Bali.
"Jika kebijakannya sudah dirumuskan, kami akan melaksanakannya di sekolah," kata Ketua MKKS SMA Kota Denpasar Ketut Suyastra. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Kalau ini dijalankan, bisa menghasilkan lulusan yang berkualitas dan 'nyambung' dengan revolusi mental," kata Koster saat bertemu dengan Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA se-Bali, di Denpasar, Rabu.
Menurut mantan anggota Komisi X DPR-RI itu, pendidikan yang berbasis kearifan lokal ini dapat menambah kurikulum nasional yang sudah ada.
"Kalau yang Bapak-Bapak jalankan sekarang di sekolah 'kan pengetahuan yang diberikan kepada semua anak di republik ini," ucapnya.
Koster mencontohkan kearifan lokal Bali yang bisa dimasukkan dalam kurikulum pendidikan diantaranya mengenai tata krama, integritas dan kedisiplinan.
Kalau hal tersebut dijalankan, lanjut dia, maka dunia pendidikan di Bali akan bertambah maju. Apabila dunia pendidikan sudah memiliki integritas, maka tak akan ada lagi praktik nilai yang direkayasa.
Oleh karena itu, Koster mengajak para kepala sekolah untuk turut mendesain konsep pendidikan seperti itu sehingga ilmu kearifan lokal yang selama ini ditinggalkan bisa hidup kembali dan melengkapi ilmu-ilmu yang saat ini diadopsi.
"Dengan kearifan lokal ini, akan menjadi faktor pembeda anak-anak Bali dengan anak-anak lain di Indonesia," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA se-Bali yang hadir dalam audiensi sepakat dan mendukung gagasan Gubernur Koster untuk menghidupkan kearifan lokal di dalam pendidikan masyarakat Bali.
"Jika kebijakannya sudah dirumuskan, kami akan melaksanakannya di sekolah," kata Ketua MKKS SMA Kota Denpasar Ketut Suyastra. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019