Nusa Dua (Antaranews Bali) - Otoritas Jasa Keuangan Bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal akan menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) di Denpasar, guna meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya di pemerintah daerah atas informasi aktual perkembangan di pasar modal.

"Kegiatan sosialisasi ini untuk memberikan pengetahuan perusahaan daerah dan pemerintah daerah agar lebih mengetahui produk pasar modal dan masyarakat juga bisa mengenal pasar modal itu sendiri," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Hoesen  usai menggelar kegiatan menanam pohon mangrove di Tanjung Benoa, Nusa Dua, Kamis.

Tujuan giat sosialisasi ini juga untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam berinvestasi yang cerdas dan aman maupun mengajakan pemerintah daerah dan masyarakat untuk dapat menjadi investor pasar modal.

Hoesen yang juga selaku Anggota Dewan Komisioner OJK memilih Denpasar menjadi kota pertama diselenggarakannya program SEPMT di Tahun 2019, karena Pulau Dewata memiliki potensi yang besar dengan PDRB lebih besar dari nasional, sehingga dipilih Bali untuk sosialisasi ini.

Berdasarkan survei indeks literasi keuangan Tahun 2016, indeks pasar modal nasional sebesar 4,4 persen meningkat dari yang sebelumnya di Tahun 2013 sebesar 3,79 persen, artinya dari Tahun 2013-2016 mengalami peningkatan sebesar 0,61 persen.

Sedangkan untuk indeks inklusi nasional Tahun 2016 juga mengalami peningkatan dari 0,11 persen, Tahun 2013 menjadi 1,25 persen sedangkan Tahun 2016, meningkat sebesar 1,14 persen.

Untuk data pasar modal Provinsi Bali, secara umum per Desember 2018 berjumlah 15.482 investor berdasarkan sumber data SID KSEI dan jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di provinsi Bali Tahun 2015 yaitu 4.12 juta jiwa lebih, maka jumlah penduduk Bali yang berinvestasi disektor saham kurang lebih sebesar 0,37 persen dari total jumlah penduduk.

"Ini membuktikan bahwa masyarakat perlu mendapat edukasi pasar modal ini kepada pemerintah daerah masyarakat maupun kaum milenial," katanya.

Sementara itu, Inarno Djayadi selaku Direktur Utama BEI menyebutkan untuk galeri investasi di Tanah Air jumlahnya sekitar 420 unit, dimana 380 unit bekerja sama dengan universitas di seluruh Indonesia.

"Kami berusaha menyosialisasikan kepada seluruh masyarakat dan mahasiswa. Secara umum perkembangannya investasi ini masih bagus," katanya. Ia mencontohkan untuk di Bali saja perkembangan ritel berkembang mencapai 15.000 unit atau 44 persen.

Semenrata itu, Anggota Dewan Komisi XI DPR, I Gusti Agung Rai Wirajaya mendukung program OJK Bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal melakukan sosialisasi tersebut.

"Dengan adanya program investasi bernama yuk nabung saham di pasar modal yang dikembangkan OJK ini harus terus disosialisasikan agar masyarakat ikut menanam saham," katanya.

Selain itu, keberpihakan OJK terhadap pelestarian lingkungan juga akan mendapat dukungan sangat tinggi, apalagi akan ada obligasi penghijauan dan keperdulian terhadap lingkungan.

Pewarta: I Made Surya Wirantara Putra

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019