Denpasar (Antara Bali) - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Denpasar, Senin melakukan pengecekan terhadap makanan berbuka puasa atau takjil dengan menggunakan mobil laboratorium keliling di dua lokasi di Denpasar.
Kepala BBPOM Denpasar Corry Pandjaitan mengatakan, pengecekan terhadap makanan atau jajanan yang dijual saat bulan Ramadhan tersebut dilakukan untuk mencegah para pelaku usaha nakal yang kerap menggunakan bahan berbahaya.
"Pengecekan kali ini dilakukan untuk memastikan kembali apakah para pedagang masih mencampurkan bahan berbahaya ke dalam dagangannya meski sudah disosialisasikan bahayanya," ujarnya.
Penelitian secara langsung dengan menggunakan mobil laboratorium keliling yang dilengkapi alat "rapid test" tersebut bertujuan untuk menguji jajanan yang diduga mengandung borax (pengenyal), formalin (pengawet), dan rhodamin B (pewarna).
Sebelumnya pihak BBPOM Denpasar juga telah melakukan penelitian terhadap sampel makanan atau jajanan berbuka puasa dan hasilnya ditemukan dua jenis makanan yang mengandung rhodamin B atau pewarna tekstil.
Dua jajanan yang mengandung rhodamin tersebut yakni pada kolak dan kue putu mayang.
Sampel tersebut diambil dari para pedagang jajanan di Kampung Jawa Jalan A. Yani Denpasar.
Sedangkan untuk penelitian hari ini yang menggunakan mobil laboratorium keliling, BBPOM menyasar Kampung Islam Pemogan dan di kawasan Monang-maning Denpasar.
Dari hasil temuan adanya bahan berbahaya yang terdapat dalam makanan tersebut, BBPOM juga telah melakukan pembinaan.
"Jika masih ditemukan pelaku usaha yang bandel akan dibina kembali dan disertai surat pernyataan untuk tidak lagi menggunakan bahan berbahaya," jelas Corry.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Kepala BBPOM Denpasar Corry Pandjaitan mengatakan, pengecekan terhadap makanan atau jajanan yang dijual saat bulan Ramadhan tersebut dilakukan untuk mencegah para pelaku usaha nakal yang kerap menggunakan bahan berbahaya.
"Pengecekan kali ini dilakukan untuk memastikan kembali apakah para pedagang masih mencampurkan bahan berbahaya ke dalam dagangannya meski sudah disosialisasikan bahayanya," ujarnya.
Penelitian secara langsung dengan menggunakan mobil laboratorium keliling yang dilengkapi alat "rapid test" tersebut bertujuan untuk menguji jajanan yang diduga mengandung borax (pengenyal), formalin (pengawet), dan rhodamin B (pewarna).
Sebelumnya pihak BBPOM Denpasar juga telah melakukan penelitian terhadap sampel makanan atau jajanan berbuka puasa dan hasilnya ditemukan dua jenis makanan yang mengandung rhodamin B atau pewarna tekstil.
Dua jajanan yang mengandung rhodamin tersebut yakni pada kolak dan kue putu mayang.
Sampel tersebut diambil dari para pedagang jajanan di Kampung Jawa Jalan A. Yani Denpasar.
Sedangkan untuk penelitian hari ini yang menggunakan mobil laboratorium keliling, BBPOM menyasar Kampung Islam Pemogan dan di kawasan Monang-maning Denpasar.
Dari hasil temuan adanya bahan berbahaya yang terdapat dalam makanan tersebut, BBPOM juga telah melakukan pembinaan.
"Jika masih ditemukan pelaku usaha yang bandel akan dibina kembali dan disertai surat pernyataan untuk tidak lagi menggunakan bahan berbahaya," jelas Corry.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011