Denpasar (Antaranews Bali) - Pemerintah Provinsi Bali akan menggelar "Festival Batur" sebagai upaya untuk kembali menarik kunjungan wisatawan Tiongkok yang sempat terpengaruh karena kasus paket wisata murah belum lama ini.
 
"Festival Batur nanti akan bercerita tentang historia hubungan Bali dan Tiongkok yang sudah terjalin cukup lama," kata Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) dalam rapat Persiapan Festival Batur, bersama pemangku kepentingan di bidang pariwisata, di Denpasar, Senin.
 
Dia menyarankan agar festival tersebut bisa diadakan saat "peak season" atau saat kunjungan wisatwan Tiongkok sedang mencapai puncak ke Bali yaitu pada bulan Februari mendatang.

"Itu pas dengan perayaan Tahun Baru Imlek. Jadi mungkin kita bisa buat paradenya pada tanggal 6 Februari mendatang," ujarnya yang juga Ketua PHRI Bali itu. 

Festival Batur akan diselenggarakan selama sebulan penuh hingga menjelang Hari Raya Nyepi. Pihaknya ingin menarik setidaknya 60 persen atau sekitar 3.000 wisatawan Tiongkok di bulan itu untuk mengunjungi Festival Batur. "Jadi festival tersebut juga bisa berbentuk akulturasi budaya Cina dengan Bali," ucapnya.

Cok Ace pun menyampaikan kepada warga dari Negeri Tirai Bambu itu bahwa hubungan Bali dan Tiongkok masih kuat meskipun isu penutupan toko beberapa waktu lalu sempat merebak. "Kami ingin tunjukkan bahwa hubungan yang sudah terjalin sejak ratusan tahun lalu  berjalan dengan baik," katanya.

Sementara itu, Ngurah Paramartha sebagai penulis buku The Secret Soul of Singa Wangsa menyampaikan jika hubungan Bali dan Tiongkok sudah terjalin dari abad ke-13 atau sejak Kang Cing Wie menjadi ratu dari Raja Subandar. 

"Peninggalan tersebut bahkan masih ada di Pura Batur, sehingga bisa kita jadikan dasar historis untuk menarik wisatawan," ucapnya.

Ngurah Paramartha berpandangan dengan histori tersebut bisa menjadikan dasar untuk menarik wisatawan Tiongkok ke Bali sekaligus mempelajari sejarah yang berhubungan dengan mereka.

"Bayangkan Perancis bisa mendatangkan puluhan juta wisatawan tiap tahun karena menjual sejarahnya, kita juga bisa, apalagi sejarah tersebut berhubungan langsung dengan negara Tiongkok," katanya.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019