Denpasar (Antaranews Bali) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali memprediksi libur panjang hari besar keagamaan seperti Natal, Galungan dan Kuningan serta Tahun Baru mendongkrak nilai tukar petani (NTP) di Bali menjadi 103,87 atau naik 0,70 persen dibandingkan dengan November 2018.

"Hari besar keagamaan yang jatuh hampir bersamaan dan libur akhir tahun mendorong naiknya permintaan," kata Kepala BPS Bali Adi Nugroho di Denpasar, Senin.

Menurut dia, tingginya permintaan itu menyebabkan indeks harga yang diterima petani lebih besar dari indeks harga barang dan jasa yang dibayar oleh petani.

BPS, lanjut dia, mencatat indeks harga yang diterima petani mencapai 136,40 naik 1,74 persen dibandingkan dengan bulan November 2018 yang mencapai 134,06, sedangkan indeks yang dibayar petani pada Desember 2018 tercatat sebesar 131,32 atau naik 1,04 persen dibandingkan dengan November 2018 yang mencapai 129,96.

Adi mencatat kenaikan NTP di Bali itu bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan NTP nasional yang tercatat sebesar 103,16 dengan kenaikan mencapai 0,04 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Permintaan untuk beberapa komoditas tercatat mengalami kenaikan sehingga berdampak kepada harga yang tinggi baik untuk level produsen hingga konsumen.

Kenaikan indeks NTP untuk subsektor peternakan mencatatkan angka yang paling tinggi yakni 1,70 persen. Komoditas peternakan yang harganya tercatat meningkat yakni sapi potong, babi, telur ayam ras dan ayam ras pedaging.

Selain peternakan, indeks subsektor hortikultura meningkat 1,48 persen dan tanaman pangan 0,31 persen. Untuk hortikultura, kenaikan harga paling tinggi tercatat pada kelompok buah-buahan sebesar 2,97 persen disusul sayuran dan tanaman obat masing-masing 1,36 persen dan 0,93 persen.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga di antaranya jeruk, pisang, cabai merah, tomat, wortel dan bawang merah. Komoditas itu sebagian besar merupakan kebutuhan yang paling banyak digunakan untuk Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Meski demikian, beberapa subsektor tercatat mengalami penurunan yakni tanaman perkebunan rakyat dan perikanan masing-masing mencapai 1,39 persen dan 0,86 persen. (ed)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019