Negara (Antaranews Bali) - Warga Kabupaten Jembrana, Bali yang menjadi korban banjir diimbau tidak terprovokasi, khususnya terkait tindakan dari pemerintah.
    
Hal itu disampaikan Bupati Jembrana I Putu Artha saat menjenguk warga korban banjir di lokasi pengungsian di Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Selasa.
    
"Tetap jaga komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah, agar tidak ada provokasi yang memperkeruh suasana. Segala permasalahan bisa dikoordinasi dengan pihak terkait," katanya.
    
Ia mengakui Pemerintah Kabupaten Jembrana belum bisa memberikan bantuan dengan maksimal, sehingga masyarakat diminta untuk bersabar, karena seluruh permasalahan warga yang terkena dampak banjir bandang akan diatasi seluruhnya.
    
"Meskipun dalam kondisi memprihatinkan, saya sampaikan Selamat Hari Raya Galungan. Pada tahun anggaran 2019 mendatang, bantuan yang kami berikan akan lebih maksimal," katanya didampingi Sekda Jembrana I Made Sudiada serta sejumlah pejabat terkait lainnya.
    
Dalam kesempatan ini, Pemerintah Kabupaten Jembrana memberikan sejumlah bantuan berupa bahan makanan, selimut dan seragam sekolah.
    
Untuk keluarga kurang mampu yang rumahnya rusak berat karena diterjang banjir bandang, ia menjanjikan, akan memberikan program bedah rumah pada tahun anggaran 2019.
    
Ia juga memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum untuk membangun jembatan baru di Dusun Anyar, Desa Penyaringan yang putus diterjang banjir, karena jembatan itu sangat dibutuhkan masyarakat khususnya bagi anak-anak sekolah.
    
"Jangan membuat jembatan darurat, tapi membangun jembatan baru. Namun masyarakat kami minta untuk bersabar karena dalam APBD Induk 2019 anggaran untuk jembatan ini terlanjur tidak ada, kami akan anggarkan di APBD Perubahan 2019," katanya.
    
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana I Ketut Eko Susilo Arta Permana mengatakan, sebanyak 55 keluarga masih tinggal di pos pengungsian dengan menggunakan balai subak Biluk Poh.
    
Sebelumnya, akibat sungai Biluk Poh yang meluap Sabtu (22/12) malam, menyebabkan warga di Kelurahan Tegalcangkring dan Desa Penyaringan tersapu banjir bandang yang menyebabkan rumah mereka rusak berat, sedang maupun ringan.
    
Banjir bandang yang membawa lumpur dan kayu besar ini juga menyebabkan jembatan Biluk Poh, yang berada di lintasan utama jalan Denpasar-Gilimanuk ditutup sementara sehingga menyebabkan antrian panjang kendaraan.
    
"Saat mendapatkan informasi banjir ini saya langsung ke lokasi. Berkat kesigapan aparat gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, TNI, Polri serta masyarakat, korban jiwa bisa dihindari," kata Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan.
    
Ia mengatakan, saat banjir datang, suasana di lokasi sangat mencekam dengan beberapa warga memanjat atap rumah agar tidak terseret air.
    
Untuk mengevakuasi warga, aparat menggunakan perahu karet, dengan prioritas utama penyelamatan untuk anak-anak dan perempuan.
    
Sementara setelah dilakukan pembersihan dengan alat berat, Minggu (23/12) siang, jembatan Biluk Poh kembali bisa dilalui kendaraan.

Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018