Denpasar (Antaranews Bali) - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengharapkan para penyuluh bahasa Bali di daerah itu dapat meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai arti penting lontar.
"Masih banyak masyarakat yang lontarnya disimpan, tanpa pernah dibaca isinya. Di sinilah salah satu peran dari penyuluh bahasa Bali untuk memberi pemahaman agar lontar jangan hanya disimpan saja, berikan wawasan tentang fungsi serta pentingnya lontar," kata Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace itu saat membuka Evaluasi Kinerja Penyuluh Bahasa Bali Tahun 2018, di Denpasar, Kamis.
Berdasarkan hasil pemetaan eksistensi bahasa Bali di tengah masyarakat, keberadaan lontar serta fungsi lontar belum maksimal di masyarakat.
Oleh karena itu, Cok Ace juga berharap agar dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyuluh bahasa Bali, mereka dapat mencerminkan sikap dan budaya Bali serta menggunakan bahasa Bali dengan baik dan benar, sehingga hal ini bisa menjadi contoh dan diteruskan oleh masyarakat.
"Keberadaan penyuluh bahasa Bali merupakan bukti dukungan Pemprov Bali terhadap pelestarian bahasa, aksara dan sastra Bali," ucapnya.
Ia mengemukakan penyuluh Bahasa Bali memilki tugas diantaranya memperkuat jati diri bahasa Bali dari pengaruh globalisasi yang berimplikasi terhadap kepunahan bahasa Bali, membina dan menumbuhkan kembangkan penggunaan bahasa, aksara dan sastra Bali serta memotivasi dan mengajak masyarakat mengembangkan dan pelestarian bahasa, aksara dan sastra Bali.
Berdasarkan laporan hasil kinerja penyuluh Bahasa Bali telah dilakukan pemetaan eksistensi bahasa Bali dengan melakukan survei dengan mewawancarai sekitar 51 ribu responden dengan topik wawancara berupa penggunaan bahasa, aksara dan sastra Bali.
Dari hasil survei didapatkan bahwasannya tingkat penggunaan bahasa Bali dalam percakapan sehari-hari di lingkungan keluarga dan kesadaran akan pentingnya bahasa Bali diajarkan pada generasi muda dapat dikategorikan tinggi.
Sedangkan pengenalan dan penggunaan Sor Singgih Bahasa Bali serta penulisan aksara Bali masih dalam kategori sedang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Masih banyak masyarakat yang lontarnya disimpan, tanpa pernah dibaca isinya. Di sinilah salah satu peran dari penyuluh bahasa Bali untuk memberi pemahaman agar lontar jangan hanya disimpan saja, berikan wawasan tentang fungsi serta pentingnya lontar," kata Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace itu saat membuka Evaluasi Kinerja Penyuluh Bahasa Bali Tahun 2018, di Denpasar, Kamis.
Berdasarkan hasil pemetaan eksistensi bahasa Bali di tengah masyarakat, keberadaan lontar serta fungsi lontar belum maksimal di masyarakat.
Oleh karena itu, Cok Ace juga berharap agar dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyuluh bahasa Bali, mereka dapat mencerminkan sikap dan budaya Bali serta menggunakan bahasa Bali dengan baik dan benar, sehingga hal ini bisa menjadi contoh dan diteruskan oleh masyarakat.
"Keberadaan penyuluh bahasa Bali merupakan bukti dukungan Pemprov Bali terhadap pelestarian bahasa, aksara dan sastra Bali," ucapnya.
Ia mengemukakan penyuluh Bahasa Bali memilki tugas diantaranya memperkuat jati diri bahasa Bali dari pengaruh globalisasi yang berimplikasi terhadap kepunahan bahasa Bali, membina dan menumbuhkan kembangkan penggunaan bahasa, aksara dan sastra Bali serta memotivasi dan mengajak masyarakat mengembangkan dan pelestarian bahasa, aksara dan sastra Bali.
Berdasarkan laporan hasil kinerja penyuluh Bahasa Bali telah dilakukan pemetaan eksistensi bahasa Bali dengan melakukan survei dengan mewawancarai sekitar 51 ribu responden dengan topik wawancara berupa penggunaan bahasa, aksara dan sastra Bali.
Dari hasil survei didapatkan bahwasannya tingkat penggunaan bahasa Bali dalam percakapan sehari-hari di lingkungan keluarga dan kesadaran akan pentingnya bahasa Bali diajarkan pada generasi muda dapat dikategorikan tinggi.
Sedangkan pengenalan dan penggunaan Sor Singgih Bahasa Bali serta penulisan aksara Bali masih dalam kategori sedang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018