Nusa Dua, Bali (Antaranews Bali) - Pusat Kajian dan Advokasi Perlindungan dan Kualitas Hidup Anak Universitas Indonesia (Puskapa) bekerja sama dengan "Care and Protection of Children (CPC) Learning Network" Columbia University menyelenggarakan konferensi internasional perlindungan anak di Nusa Dua, Bali.

Direktur Puskapa Santi Kusumaningrum di Nusa Dua, Bali, Rabu mengatakan dalam konferensi tersebut dihadiri sekitar 250 peneliti global, praktisi pembangunan dan kemanusiaan, pembuat kebijakan, dan pemimpin muda yang berbagi dan berbicara tentang bukti ilmiah di bidang perlindungan anak dan mendiskusikan cara-cara untuk mewujudkannya menjadi tindakan yang berarti.

Ia mengatakan dalam konferensi internasional "Viable and Operable Ideas for Child Equality (VOICE) dengan tema "Finding Scientific Answer to the 21st Century Challenges for Families, Communities, and Public Policy".

Dikatakan, VOICE 2018 adalah konferensi internasional tentang perlindungan dan kesejahteraan anak yang pertama kalinya diselenggarakan oleh pusat penelitian Indonesia dan diadakan di Indonesia.

"Perlindungan anak adalah masalah yang bermuatan emosional, namun kita harus memastikan bahwa kebijakan tidak dibuat berdasarkan emosi dan yang bersifat populis, tetapi pada data yang diteliti dengan baik," ujarnya.

Menurut dia, Konferensi VOICE menunjukkan bahwa kepemimpinan Indonesia dalam perlindungan anak dan kesejahteraan keluarga semakin menguat. Merupakan misi dari "CPC Learning Network" untuk menghubungkan akademisi, pembuat kebijakan, dan para praktisi dalam menemukan solusi berbasis bukti untuk perlindungan anak yang lebih baik.

"Kami bangga menjadi bagian dari proses ini dan bekerja sama dengan Puskapa. Konferensi VOICE berfungsi sebagai platform yang sangat bagus di mana pembelajaran yang dihasilkan di Indonesia akan berkontribusi terhadap dialog dan kemajuan global," kata Mark Canavera, Co-Director of CPC Learning Network at Columbia University.

Mark Canavera lebih lanjut mengatakan ada tiga tantangan utama abad ke-21 berkaitan dengan perlindungan dan kesejahteraan anak yang dibahas dalam konferensi ini, yakni pertama, migrasi terutama yang disebabkan oleh perubahan iklim yang juga mempengaruhi kesejahteraan anak-anak, kedua, norma-norma sosial yang menjadi bahaya bagi anak-anak, serta ketiga, mengubah teknologi dari ancaman menjadi bermanfaat bagi anak-anak.

Dalam konferensi tersebut, kata dia, peserta dari negara Amerika Serikat, Inggris, Ghana, India, Zambia, Uganda, Pakistan, Nigeria, Liberia, Bangladesh, dan Indonesia akan saling mendorong kerja sama dan membentuk jaringan internasional di bidang perlindungan dan kesejahteraan anak.

 

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018