Denpasar (Antaranews Bali) - Masyarakat tergabung dalam Perkumpulan Pasraman Indonesia (PPI) mengikuti "Padayatra" yakni berjalan keliling melakukan doa bersama serangkaian kegiatan "Festival Pasraman Indonesia 2018" di Desa Budaya Kertalangu, Kota Denpasar, Bali, Sabtu (8/12).
Ketua Panitia "Festival Pasraman Indonesia 2018" I Wayan Sudiarta dalam siaran pers yang diterima di Denpasar, Minggu, mengatakan masyarakat yang mengikuti ritual "Padayatra" tersebut berjalan keliling dengan memanjatkan doa bersama untuk perdamaian Nusantara dan bentuk wujud kebersamaan 108 pasraman yang tergabung dalam PPI.
Kegiatan "Padayatra" tersebut dengan diiringi musik khas masing-masing pasraman yakni baleganjur, hingga musik (gamelan) khas ajaran Khrisna sebagai bentuk penyatuan perbedaan antara pasraman Hindu di Indonesia satu dengan yang lainnya. Selain itu juga anggota pasraman mengenakan tari baris hingga membawa pajegan dan umbul-umbul ciri khas mereka.
Sudiarta menjelaskan "Padayatra" ini merupakan rangkaian hari pertama Festival Pasraman Indonesia. Acara tersebut adalah bentuk kebersamaan pasraman yang disatukan dalam PPI. Dan sebagai bukti bahwa pasraman Hindu di Indonesia tidak melenceng dari ajaran-ajaran Hindu seutuhnya.
Anggota pasraman yang ikut dalam "Padayatra" memberikan vibrasi positif bagi Nusantara yang saat ini mulai di rongrong oleh rasisme di Indonesia. Salah satunya dengan Padayatra ini, para anggota pasraman memanjatkan doa-doa untuk perdamaian Nusantara.
"Ini merupakan persatuan kami pasraman Hindu. Dengan doa-doa yang kami panjatkan di jalan sesuai dengan cara pasraman masing-masing untuk perdamaian Nusantara ini," jelasnya.
Sudiarta mengatakan, para peserta kegiatan "Padayatra" berjalan menuju Jalan (bypass) Ngurah Rai, Tohpati sejauh tiga kilometer dan kembali ke Desa Wisata Kertalangu.keselatan hingga 3 kilometer dan memotong arah menuju sebelah barat bypass Ngurah Rai ke utara, dan kembali berbelok ke Desa Wisata Kertalangu.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) membuka kegitan festival yang pertama kali tersebut.
Wagub Cok Ace berharap pasraman bisa berkembang paling tidak sejajar dengan PHDI karena di bawah dari Dirjen Bimas Hindu RI. Untuk ke depannya, pihaknya mengaku Gubernur Bali I Wayan Koster mendukung penuh perkumpulan pasraman Indonesia.
Pihaknya juga mengaku sudah memberikan slot agar PPI nantinya mendapatkan kucuran dana dari pemerintah seperti dana yang dikeluarkan pemerintah untuk kelompok non-Hindu.
"Kami sangat mendukung PPI ini untuk terus berjalan dan bergerak agar dana yang ada bisa dikeluarkan lebih banyak kepada pasraman. Kami juga berharap ke depannya, PPI ini bisa melahirkan sekolah Hindu di Indonesia dari TK, SD hingga sekolah lanjutan," ujarnya.
Baca juga: Pengobatan alternatif daya tarik ajang "Festival Pasraman Indonesia 2018"
Baca juga: Ribuan peserta terlibat festival "Pasraman Indonesia 2018"
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Ketua Panitia "Festival Pasraman Indonesia 2018" I Wayan Sudiarta dalam siaran pers yang diterima di Denpasar, Minggu, mengatakan masyarakat yang mengikuti ritual "Padayatra" tersebut berjalan keliling dengan memanjatkan doa bersama untuk perdamaian Nusantara dan bentuk wujud kebersamaan 108 pasraman yang tergabung dalam PPI.
Kegiatan "Padayatra" tersebut dengan diiringi musik khas masing-masing pasraman yakni baleganjur, hingga musik (gamelan) khas ajaran Khrisna sebagai bentuk penyatuan perbedaan antara pasraman Hindu di Indonesia satu dengan yang lainnya. Selain itu juga anggota pasraman mengenakan tari baris hingga membawa pajegan dan umbul-umbul ciri khas mereka.
Sudiarta menjelaskan "Padayatra" ini merupakan rangkaian hari pertama Festival Pasraman Indonesia. Acara tersebut adalah bentuk kebersamaan pasraman yang disatukan dalam PPI. Dan sebagai bukti bahwa pasraman Hindu di Indonesia tidak melenceng dari ajaran-ajaran Hindu seutuhnya.
Anggota pasraman yang ikut dalam "Padayatra" memberikan vibrasi positif bagi Nusantara yang saat ini mulai di rongrong oleh rasisme di Indonesia. Salah satunya dengan Padayatra ini, para anggota pasraman memanjatkan doa-doa untuk perdamaian Nusantara.
"Ini merupakan persatuan kami pasraman Hindu. Dengan doa-doa yang kami panjatkan di jalan sesuai dengan cara pasraman masing-masing untuk perdamaian Nusantara ini," jelasnya.
Sudiarta mengatakan, para peserta kegiatan "Padayatra" berjalan menuju Jalan (bypass) Ngurah Rai, Tohpati sejauh tiga kilometer dan kembali ke Desa Wisata Kertalangu.keselatan hingga 3 kilometer dan memotong arah menuju sebelah barat bypass Ngurah Rai ke utara, dan kembali berbelok ke Desa Wisata Kertalangu.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) membuka kegitan festival yang pertama kali tersebut.
Wagub Cok Ace berharap pasraman bisa berkembang paling tidak sejajar dengan PHDI karena di bawah dari Dirjen Bimas Hindu RI. Untuk ke depannya, pihaknya mengaku Gubernur Bali I Wayan Koster mendukung penuh perkumpulan pasraman Indonesia.
Pihaknya juga mengaku sudah memberikan slot agar PPI nantinya mendapatkan kucuran dana dari pemerintah seperti dana yang dikeluarkan pemerintah untuk kelompok non-Hindu.
"Kami sangat mendukung PPI ini untuk terus berjalan dan bergerak agar dana yang ada bisa dikeluarkan lebih banyak kepada pasraman. Kami juga berharap ke depannya, PPI ini bisa melahirkan sekolah Hindu di Indonesia dari TK, SD hingga sekolah lanjutan," ujarnya.
Baca juga: Pengobatan alternatif daya tarik ajang "Festival Pasraman Indonesia 2018"
Baca juga: Ribuan peserta terlibat festival "Pasraman Indonesia 2018"
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018