Jakarta (Antaranews Bali) - Pemerintah berupaya mengembalikan kejayaan industri kayu lapis Indonesia dengan cara mengoptimalkannya agar terus berkembang sebagai sumber daya alam terbarukan.
"Saya ingat kejayaan industri kayu lapis di Indonesia dan kita harus yakin bahwa industri ini dapat dikembangkan lebih pesat dibandingkan sebelumnya,“ kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, seperti keterangan pers yang diterima Antara, Senin.
Menurut Darmin, industri ini diharapkan bisa kembali menjadi primadona ekspor nonmigas dan sebagai industri unggulan Indonesia dari sektor kehutanan, sehingga dapat mendorong perekonomian masyarakat.
Pada periode keemasannya di tahun 1970 sampai 1998, industri kayu lapis ini menjadi salah satu sumber devisa negara terbesar pada tahun 1993 dan nilai ekspor bisa mencapai 4,6 miliar dollar AS. Namun seiring berjalannya waktu, performa industri ini terus menurun trennya. Nilai ekspor industri kayu lapis pada tahun 2016 pun tercatat senilai hanya 1,6 miliar dollar AS.
Kendati demikian, Darmin mengharapkan optimalisasi kinerja sektor ini dapat direalisasikan dalam waktu yang tidak terlalu lama mengingat potensi industri ini sudah teruji dapat dikembangkan untuk memberikan kontribusi besar di masa sebelumnya.
Beberapa hal yang perlu diselesaikan mengenai pengembangan Hutan Tanaman Industri (HTI) perlu dibicarakan lebih lanjut, agar dapat memeratakan kesejahteraan bagi seluruh stakeholder.
"Saya harap pertemuan ini dapat menyimpulkan solusi-solusi untuk pengembangan sektor ini dan pemerintah sangat terbuka untuk membantu dalam merealisasikan semangat kebangkitan industri ini," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo) Martias mendukung upaya pemerintah mengangkat kembali industri kayu lapis nasional.
"Pemerintah diharapkan dapat memberikan insentif dan kemudahan bagi pelaku usaha industri kayu lapis," ujar Martias.
Pemerintah juga terus mendorong produk dari sektor kehutanan agar dapat menjadi instrumen pemerataan ekonomi melalui kebijakan reforma agraria.
Hal ini dilakukan secara bersamaan dengan program peremajaan untuk komoditas sawit dan karet yang semuanya dimaksudkan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan rakyat.
Baca juga: Pabrik kayu senilai Rp1 triliun dibangun di Kalteng
Baca juga: Pabrik kayu lapis di Jambi habis terbakar
Baca juga: Menhut dan Menko Perekonomian Tinjau Pabrik Kayu Lapis Perhutani
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Saya ingat kejayaan industri kayu lapis di Indonesia dan kita harus yakin bahwa industri ini dapat dikembangkan lebih pesat dibandingkan sebelumnya,“ kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, seperti keterangan pers yang diterima Antara, Senin.
Menurut Darmin, industri ini diharapkan bisa kembali menjadi primadona ekspor nonmigas dan sebagai industri unggulan Indonesia dari sektor kehutanan, sehingga dapat mendorong perekonomian masyarakat.
Pada periode keemasannya di tahun 1970 sampai 1998, industri kayu lapis ini menjadi salah satu sumber devisa negara terbesar pada tahun 1993 dan nilai ekspor bisa mencapai 4,6 miliar dollar AS. Namun seiring berjalannya waktu, performa industri ini terus menurun trennya. Nilai ekspor industri kayu lapis pada tahun 2016 pun tercatat senilai hanya 1,6 miliar dollar AS.
Kendati demikian, Darmin mengharapkan optimalisasi kinerja sektor ini dapat direalisasikan dalam waktu yang tidak terlalu lama mengingat potensi industri ini sudah teruji dapat dikembangkan untuk memberikan kontribusi besar di masa sebelumnya.
Beberapa hal yang perlu diselesaikan mengenai pengembangan Hutan Tanaman Industri (HTI) perlu dibicarakan lebih lanjut, agar dapat memeratakan kesejahteraan bagi seluruh stakeholder.
"Saya harap pertemuan ini dapat menyimpulkan solusi-solusi untuk pengembangan sektor ini dan pemerintah sangat terbuka untuk membantu dalam merealisasikan semangat kebangkitan industri ini," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo) Martias mendukung upaya pemerintah mengangkat kembali industri kayu lapis nasional.
"Pemerintah diharapkan dapat memberikan insentif dan kemudahan bagi pelaku usaha industri kayu lapis," ujar Martias.
Pemerintah juga terus mendorong produk dari sektor kehutanan agar dapat menjadi instrumen pemerataan ekonomi melalui kebijakan reforma agraria.
Hal ini dilakukan secara bersamaan dengan program peremajaan untuk komoditas sawit dan karet yang semuanya dimaksudkan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan rakyat.
Baca juga: Pabrik kayu senilai Rp1 triliun dibangun di Kalteng
Baca juga: Pabrik kayu lapis di Jambi habis terbakar
Baca juga: Menhut dan Menko Perekonomian Tinjau Pabrik Kayu Lapis Perhutani
(AL)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018