Denpasar (Antara Bali) - Upacara bendera peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-66 pada Rabu, tidak hanya dilakukan di lingkungan masyarakat lokal, tetapi juga digelar di beberapa sekolah internasional di Bali dengan melibatkan warga asing.

Seperti yang dilakukan oleh guru, murid dan staf di Gandhi Memorial International School di kawasan Renon, Denpasar. Mereka juga menggelar upacara peringatan detik-detik Proklamasi dengan tertib dan hikmad.

Meski pelaksanaannya tidak semeriah di tempat lain, namun peserta kegiatan itu tidak hanya dihadiri oleh siswa dan pengajar lokal saja, tetapi beberapa orang di antaranya guru dan murid yang merupakan warga negara asing.

"Kami sebelumnya melakukan persiapan untuk upacara kemerdekaan ini. Persiapannya cukup singkat karena pihak sekolah hanya memberikan waktu yang tidak banyak," kata Kristianti, salah seorang guru di sekolah tersebut.

Meski persiapannya singkat, tambah dia, namun yang terpenting makna dari perayaan itu yang bisa diserap dan dihayati oleh anak didik. Hal itu supaya tidak membuat mereka kehilangan rasa kebangsaan, meskipun bersekolah dengan kurikulum pelajaran internasional.

Pada upacara itu, seluruh guru diwajibkan menggunakan pakaian batik. Aturan itu pula berlaku bagi staf pengajar yang berkewarganegaraan asing.

Uniknya, ada beberapa orang guru asal India yang sudah cukup fasih berbahasa Indonesia ikut menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Begitu juga dengan pimpinan paduan suara yang merupakan guru seni musik asal Filipina, juga tampak dengan semangat turut menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Akan tetapi, tambah Kristianti, setiap tahun pelaksanaan peringatan Hari Kemerdekaan tidak ada penyelenggaraan perlombaan Agustusan, seperti panjat pinang, makan kerupuk dan permainan kelereng.

Hal itu disebabkan karena murid yang datang tidak semuanya, apalagi setelah upacara siswa biasanya memilih untuk langsung kembali ke rumahnya masing-masing.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011